NovelToon NovelToon
"Blade Of Ashenlight"

"Blade Of Ashenlight"

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain
Popularitas:640
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di tanah Averland, sebuah kerajaan tua yang digerogoti perang saudara, legenda kuno tentang Blade of Ashenlight kembali mengguncang dunia. Pedang itu diyakini ditempa dari api bintang dan hanya bisa diangkat oleh mereka yang berani menanggung beban kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Dalam Kabut

Kabut menelan hutan seperti monster lapar. Darius melangkah sendirian, jubahnya compang-camping, pedangnya berlumur karat darah bandit yang ia bunuh semalam.

Ia tidak lagi tahu ke mana kakinya membawanya. Desa-desa yang ia lalui kosong, ditinggalkan, atau hangus terbakar. Seolah seluruh tanah Hale sedang dilahap sesuatu yang lebih cepat daripada kabar bisa menyebar.

Namun kabut itu berbeda malam ini. Tidak hanya menutup pandangan, tapi berbisik.

“Kau sendirian, Darius… mereka membuangmu… mereka membencimu…”

Darius menggenggam gagang pedangnya, gigi terkatup rapat.

“Diam. Aku masih berdiri. Itu cukup.”

 

Tiba-tiba, langkah-langkah terdengar dari arah lain. Dari balik kabut, muncul sosok berjubah hitam. Gerakannya tenang, matanya memantulkan cahaya merah samar.

“Aku mencarimu, Darius,” katanya. Suaranya rendah, bergema seolah berasal dari dalam kabut itu sendiri.

Darius mengangkat pedangnya. “Siapa kau? Tentara bayaran Kaelith?”

Sosok itu tertawa kecil. “Kaelith hanya bidak. Aku adalah sesuatu yang lebih tua dari Hale, lebih tua dari kerajaanmu, lebih tua dari pedang biru itu. Aku… bayangan dalam kabut. Dan aku mengenali amarahmu.”

 

Bayangan itu melangkah lebih dekat. Kabut di sekitarnya menggulung seperti lidah api putih.

“Kau dikhianati saudaramu sendiri. Kau dilempar seperti kotoran, padahal darahmu sama merahnya dengan mereka. Edrick menolakmu, Rowan membencimu, rakyat mencacimu. Tapi aku… aku bisa memberimu tempat. Aku bisa memberimu kekuatan yang tak akan pernah mereka berikan.”

Darius menelan ludah, pedangnya tetap terangkat.

“Aku tidak butuh tuan.”

Bayangan itu tersenyum samar. “Aku bukan tuan. Aku adalah bisikan yang akan menyalakan api dalam dirimu. Dengan aku, kau bisa kembali. Tidak lagi sebagai prajurit buangan… tapi sebagai penakluk.”

 

Kabut menggumpal, berubah menjadi bayangan berwujud Rowan—pedang terangkat, mata penuh kebencian.

“Pengkhianat! Kau layak mati!”

Darius terhuyung. “Ini bukan nyata…”

Lalu bayangan lain muncul: Edrick, membawa Ashenlight. “Aku tak pernah mempercayaimu, Darius. Kau hanyalah beban yang harus dibuang.”

Darah berdesir di telinga Darius. Ia menjerit, menebas bayangan itu dengan amarah yang mendidih. Pedangnya menembus kabut, tapi bisikan terus mengepungnya.

“Lihat? Mereka bahkan dalam mimpimu ingin membunuhmu. Biarkan aku menyalakan api balas dendam itu.”

 

Darius terengah, lututnya goyah. Kabut mengelilinginya, wajah-wajah Rowan dan Edrick muncul, hancur, lalu muncul kembali.

Dalam keputusasaan, ia berteriak ke langit yang tertutup kabut:

“Kalau aku tidak punya tempat di antara mereka, kalau aku hanya pengkhianat di mata semua orang… maka biarlah aku jadi bayangan! Tapi aku akan memilih jalanku sendiri!”

Sekejap, kabut itu pecah. Bayangan menghilang, tapi sebelum lenyap ia tertawa, meninggalkan gema yang menusuk telinga.

“Kita akan bertemu lagi, Darius. Api dalam dirimu terlalu indah untuk padam sendirian.”

 

Darius jatuh berlutut, tubuhnya gemetar. Tapi ketika ia bangkit, matanya berbeda. Ada ketegasan yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya—campuran luka, amarah, dan keyakinan.

Ia tidak lagi berlari dari kabut, tidak lagi mencari pengakuan. Ia akan membangun jalannya sendiri, meski jalur itu penuh darah dan dosa.

Darius berjalan lagi, kali ini menuju timur, ke arah pegunungan tempat kabar mengatakan tentara bayaran Kaelith bersembunyi.

“Kalau dunia memanggilku pengkhianat,” gumamnya lirih, “maka aku akan menjadi pengkhianat terbesar yang pernah mereka kenal. Dan dari sana… aku akan menentukan apakah Hale layak dibakar atau diselamatkan.”

Kabut menutup jalan di belakangnya, meninggalkan jejak samar seorang prajurit yang kini berdiri di antara cahaya dan kegelapan—tak lagi sekadar korban.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!