Shan-xui, seorang gadis muda yang profesinya sebagai guru sejarah dan bela diri. setelah selesai menjemput ke empat muridnya di salah satu club malam, tiba-tiba dia di tabrak mobil, kondisinya sangat mengenaskan. Ketika dia terbangun, dia dibuat syok saat dia mengetahui kalau dia tidak ada di dunianya, dia berada di dunia kuno di zaman ribuan tahun yang lalu.
akankah Lin-rang menerima dunianya yang baru, dia telah memasuki tubuh seorang selir di masa kerajaan ribuan tahun yang lalu. seorang gadis muda yang begitu mengenaskan dan selalu diasingkan dari kalangan kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaisar merasa malu sendiri
Suara tepuk tangan yang begitu keras, Lin-rang tersenyum sembari menatap kaisar dan para selirnya. Suara tepuk tangan yang begitu riuh membuat selir Wei xian semakin marah.
"Sialan, kenapa keberuntungan selalu berpihak padanya." ucap selir Wei xian dengan marah.
"Pasti pemenangnya nona Lin!" seru mereka.
Lin-rang tersenyum, dia kemudian berjalan menuju tempat duduknya.
"Wah... Kamu benar-benar luar biasa, Lin-rang. Aku tidak pernah mengira kalau kamu mahir melukis juga." puji ibu suri.
Lin-rang tersenyum, padahal dalam hati dia tadi panik bukan kepalang, dia mencoba fokus dengan beberapa lukisan yang pernah dia buat namun gagal. karena Lin-rang sendiri tidak pandai dalam ilmu seni lukis.
"Hehehe... keberuntungan memang ada di tanganku, aku pasti akan membuat mereka semuanya menghina balik kaisar dan selir-selirnya." gumam Lin-rang dalam hati sembari tersenyum.
Pangeran Chun-san meminta pengawalnya untuk segera melakukan apa yang sudah dia perintahkan. "Kamu begitu sombong, kaisar." ucap pangeran Chun-san sembari menatap orang-orang kerajaan Rong.
"Untuk pertandingan selanjutnya, para pangeran dan para Putra bangsawan diminta untuk ke arena panah!" seru penasehat kerajaan.
seketika orang-orang pergi ke arena panahan, para pangeran para Putra bangsawan berjalan menuju tempat itu. Kaisar dan para selir nampak menatap Lin-rang dengan senyum mengejek. "Sebentar lagi kamu akan terjebak, kamu akan dipermainkan oleh orang-orang itu."
Selir Wei xian yang sudah berjalan mendampingi kaisar Hei jin ke arena panahan.
"Nona Lin, apakah kamu tidak ikut ke arena panahan?" tanya pangeran Chun-san.
"Malas ah," jawab Lin-rang singkat.
"Tapi nona Lin, yang aku dengar para Putra dan petarung hebat berada di arena panahan loh." ucap pelayan Mei.
Mendengar beberapa kalimat yang diucapkan oleh pelayan Mei, seketika Lin-rang bersemangat. dia langsung berdiri dengan senyum yang begitu lebar."Benarkah? Lalu, nanti ada yang bertubuh besar dan berotot tidak?" tanya Lin-rang dengan wajah berbinar.
"Memangnya kamu mau apa ke sana, Lin-rang? katanya kamu tidak mau ke sana?" tanya ibu suri.
"Ya tentu saja melihat keindahan dunia ini, yang mulia. Jika tetap di sini tidak ada pemandangan yang indah, hanya ada pelayan yang berlalu lalang. Kalau kita ke sana kita akan melihat hal-hal yang menyegarkan." jawab Lin-rang yang kemudian berjalan terlebih dahulu sembari bersenandung ria.
Ming-na yang melihat itu malah dia tersenyum, dia memang sangat tahu betul kelakuan aneh dari Lin-rang yang terbaru.
"Ming-na, apa maksudnya?" tanya ibu suri.
Ming-na membisikkan sesuatu di telinga ibu suri, ibu Surya yang mendengar cerita Ming-na, seketika dia membulatkan matanya. "Apa? Kenapa dia jadi seperti itu? kenapa dia jadi aneh?" ibu suri nampak terkejut.
Ming-na hanya menggelengkan kepalanya. "ini semua terjadi setelah dia hidup lagi dari kematian, yang mulia." jawab Ming-na.
ibu suri menghela nafasnya begitu dalam, Lin-rang yang baru kembali dari kematian itu memang benar-benar di luar nalar wanita bangsawan kerajaan.
"Oh dewa, kenapa dia jadi wanita seperti itu? dia dulu begitu lemah lembut dan sangat pemalu. Namun sekarang dia malah seperti Cu pat kai, genit dan tidak tahu malu." ucap ibu suri yang kemudian ingin melihat apa yang akan dilakukan Lin-rang di arena panahan.
Ibu suri dan yang lain tidak akan berpikir kalau selir Wei xian sudah mendaftarkan Lin-rang di lomba panahan. dengan langkah kaki terburu-buru Lin-rang pergi ke area lomba panahan. Dengan begitu percaya dirinya Dia berjalan entah ke mana, namun sesaat kemudian dia malah tersesat di istana yang begitu luas itu.
"Ck.., ini di mana sih dari tadi kok puter-puter di sini melulu, jangan-jangan aku kesasar?" ucap Lin-rang dia menggerutu panjang lebar. karena dia tidak tahu sekarang ini dia di mana.
Di ingatan Lin-rang yang asli tidak ada mengenai tempat panahan atau yang lainnya. "Ini yang punya tubuh gimana sih, dia nggak pernah pergi ke tempat perlombaan apa? giliran aku yang pakai tubuhnya malah aku kesasar melulu, di sini gak ada gps lagi." gerutu Lin-rang panjang lebar.
Ketika Lin-rang mengalami kebingungan, tiba-tiba saja sosok yang menurut Lin-rang menyebalkan itu muncul di depannya. Kasim Wol-yun yang melihat gelagat aneh dari Lin-rang Dia kemudian mendekatinya.
"Apa yang kamu lakukan di sini, nona Lin?" tanya Kasim Wol-yun.
Lin-rang langsung menoleh, dia menatap Kasim Wol-yun yang sudah berada di belakang tubuhnya. senyum merekah terlihat di bibir Lin-rang ketika ada pria menyebalkan yang akan menunjukkan jalan.
"Oh Tuhan.. Kasim, Untung saja kamu datang, aku dari tadi muter-muter di tempat ini tanpa bisa keluar." ucap Lin-rang sembari memukul lengan Kasim Wol-yun. "Oh ya, di mana tempat area panahan itu?" tanya Lin-rang dengan senyum yang begitu lebar.
Kasim yang melihat senyum Lin-rang itu tiba-tiba jantungnya berdebar, mukanya sedikit memerah dengan perasaan yang tidak bisa dia katakan.
"Ada apa ini? kenapa tiba-tiba jantungku berdebar seperti ini." ucap kasih Wol-yun yang kebingungan. Melihat senyum dari Lin-rang entah mengapa dia merasakan perasaan yang begitu aneh.
"Kenapa kamu diam saja? hai Kasim." Lin-rang yang kemudian menarik tangan Kasim.
Kasim nampak terkejut ketika tangannya dipegang oleh Lin-rang, hal itu membuatnya langsung menarik tangannya. "A-apa yang kamu lakukan di sini, nona Lin?" tanya Kasim.
Lin-rang malah memanyunkan bibirnya sembari memainkan bibirnya yang merekah itu. "Kamu ini bagaimana sih, di ajak bicara malah melamun. Aku ini kesasar mau ke tempat arena panahan." jawab Lin-rang sembari mencibir kan bibirnya.
Melihat wajah dan ekspresi yang ditunjukkan oleh Lin-rang Kasim Wol-yun merasakan perasaan yang begitu aneh, jantungnya berdebar begitu kencang.
"Kasim kenapa tiba-tiba wajahmu memerah seperti itu? apakah kamu sedang sakit, Kasim?" tanya Lin-rang yang kemudian mengulurkan tangannya menyentuh wajah Kasim Wol-yun.
Sang Kasim merasakan sentuhan lembut dari tangan Lin-rang, wajah cantik yang dahulu sering dia katakan bodoh itu tiba-tiba membuat jantungnya berdebat begitu kencang.
"Dahimu tidak panas, tapi kenapa wajahmu memerah seperti semangka?" tanya Lin-rang yang kemudian menarik tangannya beralih menyentuh dahinya.
"Sebaiknya aku mengantarmu ke tempat panahan, nona Lin." Kasim Wol-yun yang kemudian mengajak Lin-rang ke area panahan tempat perlombaan. Kasim Wol-yun berjalan mendahului Lin-rang dengan perasaan bercampur aduk, baru kali ini dia merasakan perasaan yang begitu berbeda, bahkan dia merasakan jantungnya berdebar begitu kencang dengan pergerakan yang selama ini dia sembunyikan.
*Bersambung*