NovelToon NovelToon
Cubic Plot Hole

Cubic Plot Hole

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Iblis / Kutukan / Agen Wanita
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Keypi

Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXVIII : Habislah aku!

Keringat membasahi wajah dan tubuhnya yang kekar. 

“Siapa?”

“Gua, Rigam.”

Mengambil handuk, mengelap wajah dan tubuh kekarnya yang basah.

“Masuk.”

'Ngikk'

“Sorry gua ganggu kegiatan gym lo. Disini gua mau ngasih laporan soal kasus preman yang mati di ruang introgasi.”

“Mati?”

“Ya. Tim dari Umbrella sedang mengusut lebih detail dan jasadnya sedang di evakuasi.”

'Tim Umbrella? Bukankah itu timnya...'

“Terimakasih, bro.”

“Oke, kalo gitu gua balik dulu, lanjutin aja gym lo.”

“Ya.”

Rigam keluar dan menutup pintunya.

 Membuka lembaran halaman laporan dan menaruhnya ke meja.

“Sepertinya saya harus langsung datang ke TKP,”

Mengambil pakaian yang tergantung di gantungan dan memakainya. Bergegas langsung ke tempat kasus itu terjadi.

Kantor pribadi Kasim

“Pak, saya perwakilan Tim Umbrella ingin melaporkan hal penting mengenai kasus kematian preman itu.”

“Katakan langsung.”

“Saat saya mengintrogasi salah satu dari preman itu, preman itu rupanya disuruh oleh tiga orang berbadan besar untuk mereka melakukan kudeta secara paksa pada warga di gang kota. Dan saat preman itu ingin memberitahukan sesuatu dari tiga orang berbadan besar itu, secara mengejutkan ada ledakan kecil yang membuat preman itu mati.”

Kasim mengerutkan dahinya.

“Saya menduga, tiga orang berbadan besar yang menyuruh preman itu telah memasang sebuah bom atau semacam pembungkaman yang bisa merenggut nyawanya. Bisa dikatakan,”

April terhenti sejenak.

“Ketiga orang berbadan besar itu sudah tahu bahwa ketika preman itu menyadari ada identitas lencana di ketiga orang berbadan besar, maka mereka memasang bom kecil yang tak kasat mata dan saat preman itu tertangkap, lalu disuruh membuka mulut, maka preman itu akan mati. Ini hipotesis dugaan saya, mengingat saya sudah merasa aneh dan ini juga kesalahan saya karena tidak teliti untuk meninjau lebih lanjut. Mohon maaf sebesar-besarnya.”

April merasa bersalah, karena dirinya yang tidak teliti dan mengakibatkan kasus semakin rumit. Kasim menghela nafas.

“April. Jika saya jadi kamu, saya juga akan melakukan hal yang sama,”

April terkejut.

“Sekalipun sudah dilakukan pengecekan namun benda itu tak kasat mata, akan sama saja. Yang saya heran kan, alat apa yang mereka gunakan sampai bisa tak kasat mata? Seumur-umur saya hidup dan memimpin di Agen Angkasa, tidak pernah menemukan atau melihat hal seperti itu.”

“Saya juga tidak tahu pak.”

'Alat macam apa itu? Sepertinya ini tidak mudah dan mendapatkan hal seperti itu bukan dari organisasi atau sekelompok yang biasa saja.'

Kasim benar-benar kebingungan.

“Pak.”

“Selain itu, saya curiga dengan tiga orang berbadan besar itu sepertinya ada hubungan dengan kematian ayah saya.”

“...”

Suasana menjadi hening sekali. Kasim terdiam.

“Pak, jika boleh, saya bisa mencari dan menyelesaikan dari kasus ini dan–”

“Terimakasih banyak atas kerja kerasmu, April. Sepertinya kasus ini akan saya berikan ke para petinggi, kamu, sudah melakukan hal yang baik, saya sarankan, fokus pada latihan untuk meningkatkan kemampuanmu, mengingat ujian negara semakin dekat,”

Kasim benar-benar tidak ingin April menangani kasus ini apalagi ada hubungannya dengan ayahnya. Kasim takut, April tak terkendali seperti 10 tahun yang lalu. April tidak terima.

“Tapi pak–”

Kasim menatap tajam ke arah April. April merasakan aura marah padanya dan April memahami itu.

“Maaf atas kelancangan saya. Kalau begitu, saya pergi dahulu dan terimakasih.”

Kasim membuka pintu dengan jarinya. April melangkahkan kaki keluar.

“Huft”

April meninggalkan kantor pribadi Kasim. Pintunya pun tertutup.

'Maaf April, saya tidak ingin membuat Halim membenci kepada saya karena membuatmu menjadi menderita.'

                                     ***

Datang langsung ke TKP dan tidak melihat April berada disini.

“Maaf, saya mau bertanya, April ada dimana?”

“Oh. April setahu aku ke kantor pak Kasim, deh.”

“Ah, terimakasih banyak.”

“Iya dengan senang hati.”

Memutuskan kembali terlebih dahulu dan bertanya langsung pada April. Saat berjalan, April rupanya berada di depannya yang mengarah TKP tadi.

'Dag dig dug'

Dari kejauhan, April begitu indah dimatanya seperti bulan di tengah malam yang menyinari malam hari. April tidak memperhatikan bahwa di belakangnya ada dua orang yang tengah buru-buru dan tidak sengaja menyenggol April. Segera menyelamatkan April.

“Eh!”

Empat mata itu saling bertemu. Tangan April menyentuh dada berotot yang menyelamatkannya.

'Mimpi apa aku semalam? Otot dadanya sangat–'

'Tidak, kenapa dia sangat tampan sekali?!'

'Tunggu! D-d-d-dia, SENIOR A CHENGYOU!'

'April, kau, benar-benar sangat indah sekali. Saya tidak menyangka bisa sedekat ini dan'

April terkejut dan melepaskan dirinya. Rupanya pria itu adalah A Chengyou remaja yang menyelamatkan April.

“Ekhem, ekhem.”

April benar-benar merasa malu.

“Senior, maaf dan terimakasih sudah membantuku,”

A Chengyou merasa tersipu dan salah tingkah.

“Ya, tidak apa-apa.”

Benar-benar suasana canggung dan diam-diam an diantara keduanya.

'Apa-apaan ini? Kenapa bisa aku malu pada Senior? Dia kan Senior aku dan aku menganggapnya sebagai keluarga. Ga mungkin aku tertarik dengannya sekalipun dirinya tampan.'

'Tadi.. dia menyentuh dada saya, ya? Entah kenapa, saya merasa senang.'

“Ehehe”

April tertawa kecil.

'Benar-benar canggung. Kenapa ini!?'

A Chengyou baru teringat, ingin bertanya pada April soal kasus kematian preman.

“Oh ya, April.”

“Ah, ya, ada apa Senior?”

“Saya ingin berbicara serius padamu.”

'Apa!? Dia ingin berbicara serius padaku? Waduh, soal apa ini? Apa karena aku tadi ga sengaja menyentuh dadanya dan aku akan dihukum!? Dia kan dari keluarga bangsawan yang terkenal super ketat. OMG, nyawaku akan melayang'

April bertingkah aneh dan A Chengyou kebingungan.

“April?”

“Eh? Ah, ya Senior. Boleh-boleh, katakan saja.”

'Walah walah, habislah aku!'

“Sepertinya tidak enak berbicara disini apalagi sambil berdiri, lebih baik di taman Agen Angkasa saja.”

“Eeh, boleh Senior, mari!”

A Chengyou merasa tingkah April sangat aneh.

'Dia kenapa? Apa karena tadi saya menyelamatkannya dan dia menyentuh dada saya? Lalu, dia merasa saya akan menghukumnya dan bertingkah aneh?'

A Chengyou tersenyum.

'Menarik.'

“Mari.”

Keduanya berjalan menuju taman Agen Angkasa. April masih merasa A Chengyou akan memberikan hukuman padanya. A Chengyou yang tampak serius dan ingin menggoda kesalahpahaman April tentang pembicaraannya A Chengyou. Keduanya telah sampai. April duduk di bangku taman Agen Angkasa. A Chengyou berdiri di hadapannya yang tengah duduk.

“S-s-senior, kenapa kamu tidak duduk? Bukankah ingin membicarakan sesuatu serius padaku?”

A Chengyou mendekati April. Wajah A Chengyou mendekati wajah April yang tengah ketakutan.

'Apa-apaan ini? Kenapa wajahnya sangat dekat sekali denganku? Bahkan, nafasnya terasa di depanku.'

A Chengyou tersenyum.

'Dia sudah gila kah? Tersenyum ke arahku yang sedang ketakutan ini. Ya Tuhan, apakah ini akhirnya? Walah walah.'

'Kenapa saat dia ketakutan seperti ini, saya merasa dia benar-benar imut?'

“Senior, jika ingin membicarakan sesuatu serius padaku, tidak seharusnya sedekat ini.”

'Nafasnya benar-benar seperti madu yang harum sekali.'

“Ekhem-ekhem.”

A Chengyou berdiri dan menjauhkan wajahnya.

'Huft, syukurlah, sudah berdiri.'

“Saya ingin bertanya langsung padamu mengenai kasus kematian preman.”

April memandangi wajah A Chengyou.

'OALAH, dia hanya ingin membicarakan sesuatu serius itu tentang kasus kematian preman. Syukurlah, tidak akan menghukumku.'

“Tanyakan saja, Senior. Aku akan menjawabnya.”

A Chengyou duduk di sebelahnya April.

“Saya sudah membaca laporan itu dari teman saya dan saya melihat bahwa preman itu mati karena ada bom tak terlihat. Benarkah itu, April?”

April menghela nafas.

“Benar, Senior.”

A Chengyou mengerutkan dahi.

TO BE CONTINUED...

1
aissrift
ih apasih CHEN! Bubble lebih cantik, masa kamu ga lirik/Smug/
aissrift
A Chengyou cuek banget masa sama Bubble /Frown/
aissrift
SEMANGAT KAKK
aissrift
penasaran plss, gmn yh perasaannya a chengyou sama bubble?/Frown/
Keypidream
mohon supportnya ya!
Kei Kurono
Bikin penasaran!
Keypidream: terimakasih Kei Kurono sudah mau membaca novel aku. dengan dukungan ini, aku jadi semakin semangat! ditunggu chapter-chapter selanjutnya ya🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!