Melati, hanya seorang guru honorer di sebuah sekolah elite. Namun, dia harus terjebak dengan seorang Tuan Muda yang ternyata Ayah dari anak didiknya.
Menjadi istri bayaran, bukan salah satu dari cerita yang ingin dia lalui dalam hidupnya. Ketika dia harus menikah dengan pria yang hatinya terkunci untuk sebuah cinta yang baru dan sosok baru setelah kepergian istrinya.
Namun sial, Melati malah jatuh cinta padanya. Bagaimana dia harus berjuang akan cinta yang dia miliki. Dalam pernikahan yang semu, dia harus berjuang membuka kembali hati suaminya yang sudah terkunci rapat. Namun, di saat dia benar-benar ingin berjuang dalam cinta dan pernikahannya ini. Melati, harus menyadari satu hal tentang suaminya.
"Kau tidak akan pernah ada dalam tujuan hidupku. Jadi berhenti berharap lebih!"
Melati hanya bisa diam dengan menatap punggung Zaidan yang pergi menjauh darinya setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar menghancurkan harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan saat ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Carikan Istri Bayaran Untukku!
Zaidan Fernandez, seorang pria single dengan satu orang anak perempuan berusia 5 tahun sekarang. Istrinya meninggal karena kecelakaan sejak usia anak mereka 10 bulan. Dan sampai saat ini dia masih seorang pria single tanpa memikirkan pernikahan lagi. Karena apa? Dia masih begitu mencintai mendiang istrinya.
"Kapan menikah? Anak kamu butuh sosok seorang Ibu"
Sudah jengah dan bosan telinganya tatkala mendengar perkataan itu. Apa yang dia alami membuat dia mengunci hatinya untuk wanita manapun. Tak jarang wanita dari rekan kerja, atau anak dari rekan kerja yang mencoba mendekati Zaidan. Para wanita dari kenalan Ibunya juga.
Namun, tidak ada yang mampu membuka kembali hatinya yang sudah terkunci.
Dia merasa bisa hidup sendiri dan membesarkan anaknya seorang diri. Tidak perlu perempuan mana pun lagi sebagai peran istri. Karena yang akan menjadi istrinya hanya Diana, wanita yang dia cintai. Namun Tuhan merenggut nyawanya di saat mereka bahkan masih menyusun banyak rencana untuk kebahagiaan di masa depan.
Diana Mutiara, seorang model yang cukup terkenal. Hingga scandal dan sebuah video klarifikasi membuat namanya coreng.
Sebuah hubungan tanpa restu, hingga Diana harus pergi di hari pernikahan dengan pria pilihan Ibunya. Karena apa? Karena dia hanya ingin bersama Zaidan, pria yang dia cintai. Namun, karena rasa balas budi pada pria bernama Reynan, maka dia harus terpaksa menerima ungkapan cintanya. Hingga di hari pernikahan, selain karena dia mendapatkan tawaran bagus untuk karirnya, dia juga tidak yakin bisa menjalani pernikahan tanpa cinta dengan baik.
Dan terjadilah, dia hamil anaknya Zaidan. Namun restu orang tua tetap tidak di dapat. Hingga orang tua Zaidan mengancam keselamatan Diana dan anaknya tanpa sepengetahuan Zaidan.
Karena frustasi dan pikirannya sudah buntu. Diana hanya berharap anaknya bisa lahir dengan adanya seorang Ayah. Hingga dia tega merebut kembali pria yang dulu dia tinggalkan di hari pernikahan, dari Kakaknya yang menjadi pengantin pengganti saat itu.
Baiklah, dia berhasil menjebak Reynan dan menikahinya. Namun, sikap pria itu tidak lagi sama. Dia kasar dan begitu dingin pada Reynan. Sampai akhirnya pernikahan ini tetap kandas setelah anaknya lahir.
Disinilah Zaidan yang sedang mencari keberadaannya selama ini. Tahu semuanya. Tentang anak itu yang adalah anaknya, dan juga orang tuanya yang berniat mencelakai Diana dan anaknya.
Mereka menjalani kehidupan baru bersama. Mencoba untuk memperbaiki semuanya. Namun, kecelakaan itu terjadi dan merenggut nyawa wanita yang dicintainya.
Zaidan hancur, dia hampir saja gila dan ingin menyusul Diana. Baru sebentar sekali dia memberikan kebahagiaan untuk wanitanya yang berjuang sendirian selama ini, tanpa dia ketahui dia sedang mengandung anaknya.
Meski sekarang orang tuanya sudah menyesali semuanya dan menerima anaknya dengan baik. Tapi, rasa marah itu masih ada. Seandainya mereka memberikan restu sejak awal dan tidak sampai mengancam Diana, dia juga tidak akan mengalami hal ini. Diana tidak akan sampai menghancurkan pernikahan Kakaknya dengan pria yang Kakaknya cintai itu. .
Sejak saat itu, Zaidan berubah. Sikap dingin tak tersentuh, temperamental dan arogan. Sedikit saja ada yang berada melakukan kesalahan dengannya, maka tidak segan-segan dia akan menghancurkan dia sampai ke akarnya. Sudah banyak wanita yang terkena tamparan, dorongan keras Zaidan hingga tersungkur ke tanah. Dan Zaidan sama sekali tidak melihat siapapun, selain anaknya, dan pekerjaannya yang dia pedulikan saat ini. Bahkan ucapan orang tuanya pun, tidak pernah dia dengarkan.
Seperti saat ini, seorang wanita yang duduk di depannya dengan rok sangat minim dan juga pakaian yang terbuka. Sikapnya yang dibuat manja agar Zaidan tertarik, tapi bahkan dia tidak akan tertarik sedikit pun. Zaidan hanya fokus pada berkas ditangannya, sama sekali tidak tertarik dengan wanita di depannya.
"Semuanya tidak ada tambahan untuk harga pemasok. Harga kita sudah mentok di keputusan kemarin. Jika tidak bisa, cari pemasok lain" tegas Zaidan, menyimpan berkas di atas meja dengan sedikit kasar.
"Ah, baiklah Tuan" ucap wanita di depannya, dengan tatapan dibuat semanja mungkin. Lalu dengan berani dia memegang tangan Zaidan yang berada di atas meja. "Tuan Zaidan terlihat sangat lelah, bagaimana jika aku temani?"
Brak... Dalam satu hentakan, Zaidan menarik gadis itu dan menghempaskannya ke atas lantai. Dia jatuh terduduk di atas lantai. Mengaduh kesakitan.
"Tidak perlu mencoba menggoda saya. Karena sedikit pun saya tidak tertarik!" tekan Zaidan, dia menepuk-nepuk kedua tangannya, seolah ada debu yang baru saja menempel disana.
Wanita tadi hanya menatap takut pada Zaidan yang menatapnya begitu tajam menusuk. Bahkan sikap manjanya hilang seketika. Berubah dengan wajah penuh ketakutan. Dia tidak menyangka jika Zaidan akan melakukan ini. Melemparnya ke atas lantai. Zaidan berlalu dari ruangan itu, menutup pintu dengan kasar. Disusul dengan seorang pria yang masuk ke dalam ruangan. Menatap gadis tadi yang masih terduduk di lantai dengan wajah terkejut dan penuh ketakutan. Dia Than, asisten dari Zaidan.
"Maaf Nona, saya sudah peringatkan anda sebelumnya. Jangan pernah berani mendekati Tuan Zaidan. Karena ini yang akan anda terima"
Setelah mengatakan itu, dia segera keluar dan berjalan keluar dari Restoran ini. Sampai di parkiran Restoran, dia langsung menuju mobilnya. Dimana Zaidan yang sudah berada disana.
"Maaf Tuan, sepertinya ini juga ulah dari Nyonya Besar" ucap Ares.
Zaidan menghembuskan nafas kasar, dia memijat pelipisnya. "Aku sudah muak dengan kelakuan Mama. Sudah jelas dia yang membuat aku seperti ini"
Ya, masih ada sebuah kemarahan yang besar pada kedua orang tuanya. Seandainya dulu mereka langsung merestui hubungannya dengan Diana, mungkin akhirnya tidak akan seperti ini. Dan sekarang dia mencoba untuk terus menjodohkan Zaidan dengan memunculkan para wanita penggoda yang jelas tidak akan membuat Zaidan tertarik sedikit pun.
"Kita pergi kemana Tuan? Apa langsung pulang?" tanya Ares yang sudah memasang sabuk pengaman di tubuhnya. Sedikit menoleh ke kursi belakang, Tuannya masih diam dengan wajah datar.
"Pergi ke tempatnya"
"Baik"
Ares segera melajukan mobilnya, dia tahu kemana tujuan Zaidan. Sampai mobil berhenti di parkiran sebuah pemakaman umum. Ares segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Tuannya.
Zaidan turun, mengambil buket bunga yang dia beli di jalan tadi. Segera masuk ke dalam area pemakaman itu. Sementara Ares hanya menunggu di mobil. Dia tahu jika Tuannya datang kesini, maka dia sedang butuh waktu tenang sendiri.
Sebuah gundukan tanah yang dilapisi rumput hijau yang terawat. Batu nisan bertuliskan nama Diana Mutiara. Zaidan berjongkok di dekatnya, menyimpan buket bunga yang dia bawa di atas gundukan tanah itu.
"Sayang, aku lelah. Aku merindukanmu" lirihnya, dia menghembuskan napas berat saat mengatakan itu. "Kenapa kau bahkan tidak datang ke dalam mimpiku? Apa kau tidak merindukanku?"
Zaidan mengusap batu nisan bertuliskan nama wanita yang dicintainya itu. Lalu berdiri dan pergi dari sana. Hanya untuk sekedar mengadu rasa lelahnya saja dia datang kesini.
Kembali ke dalam mobil, Ares sudah mulai melajukan mobilnya di sore hari yang cukup ramai karena jam pulang kerja.
"Bagaimana cara menghidari para wanita itu yang terus mendekatiku? Aku benar-benar jengah" ucap Zaidan dengan memandang keluar jendela dengan tatapan yang datar.
Ares yang sedang mengemudi juga cukup bingung. Hingga sebuah ide gila muncul di kepalanya. "Bagaimana jika mencari istri bayaran saja?" Sial, dia menyesali ucapannya itu. Jika bisa dia ingin menariknya kembali.
Zaidan langsung menoleh pada Asistennya yang sedang mengemudi. "Kau bisa carikan untukku? Akan aku bayar berapapun, yang penting dia mau menikah denganku dan merawat Zenia. Aku juga tidak ingin terus menitipkan Zenia pada Mama dan Delia"
Delia adalah Kakak dari Diana yang menikahi pria yang sempat akan dijodohkan pada Diana itu.
Benar saja, Ares harus bagaimana sekarang? Dia benar-benar mengutuki pikiran bodohnya ini.
"Gadis mana yang akan aku korbankan jadi istri bayarannya?"
Bersambung
Tapi tidak menabung bab
nextttt thor.....