Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengulang Lagi
Siang itu terpaksa Melisa membuka matanya yang masih terasa sangat berat, itu semua karena terpaan sinar matahari yang begitu menyengat, sinar itu memasuki kamar Melisa yang terbilang cukup luas.
Belum lagi ia bangun karena, rasa lapar yang menimbulkan bunyi pada perutnya, hingga bunyi kruk-kruk. Tentu saja setelah berolahraga malam dengan cukup lama, Melisa merasakan lapar yang teramat sangat.
Melisa menatap wajah ayahnya yang sedang mendengkur, Melisa teringat semalam ayahnya begitu bersemangat mengunjungi lahan miliknya.
Bahkan secara terang-terangan Rudy memuji kehebatan Melisa saat di peraduan, jauh dari yang diberi dari isteri pertamanya. Dan itu membuat Melisa senang bukan main, apalagi kini pria yang menyanjung dirinya tidak bukan adalah suaminya.
Walaupun ibaratnya suami sementara, karena setelah itu Melisa akan pergi jauh setelah melahirkan anaknya dan memberikannya pada Lusi dan Rudy.
Melisa turun dari peraduannya dan masuk ke dalam kamar mandi, ia berjalan cukup kesusahan karena tanpa jeda mereka bermain cukup lama
"Duh nyeri banget sih, ayah ini kalo udah bercinta gak tahu waktu." Geram Melisa namun hanya bisa ia ungkap dalam hati.
Rudy terbangun saat ia mendengar suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi, Rudy pun ikut beranjak dan menyusul Melisa di kamar mandi.
Tubuh Melisa yang p0 l05 kini sedang berada di bawah kucuran air shower hangat, sejujurnya rasanya begitu nyaman dan tenang ketika rintikan air itu mengenai seluruh badannya.
Terlebih air yang keluar dari shower itu adalah air hangat, yang bisa mereleksasikan badannya yang benar-benar letih.
Rudy mendekati Melisa yang sedang sibuk menyabuni badannya, setiap jengkal tubuh indahnya kini telah berbalut busa melimpah.
Tangan Rudy melingkar di perut rata Melisa, otomatis ia tersentak. Namun hanya ia dan ayahnya yang berada di rumah itu, dan Melisa hanya tersenyum sembari menoleh ke samping.
Dimana saat itu Rudy tengah memeluknya dari belakang dengan menaruh dagunya pada bahu Melisa.
"Ayah, sudah bangun??"
"Hem,,,,radarku bangun saat tidak ada kamu di sampingku."
"Ya sudah sini Melisa mandikan ya?" Tawar Melisa.
Setelah Rudy mengangguk, Melisa pun mengambil sabun cair dan menaruhnya di puff, lalu ia usapkan pada semua badan Rudy yang kini juga penuh busa sabun.
Keduanya pun mandi dengan mengusap badan mereka satu sama lain, hingga busa-busa itu mulai luruh mengikuti aliran air.
Rudy mematikan air shower itu dan membawa Melisa pada sudut meja di mana terdapat cermin besar di depan mereka.
Melisa yang membelakangi Rudy pun melihat saat suaminya itu sibuk menatapnya dari cermin besar yang berada dikamarnya.
"Jangan dilihatin terus ayah, Mel jadi malu."
"Itu semua karena kecantikan kamu, ayah begitu terpesona dan bahagia bisa menjadikanmu Isteriku." Puji Rudy yang selalu membuat Melisa besar kepala.
Melisa lalu membalikan badannya, dan keduanya saling berhadapan. Tangan Melisa juga mengalung pada leher suaminya.
"Terima kasih ayah atas pujiannya, Ayah juga tampan." Puji balik Melisa yang memang terlihat cukup tampan walaupun telah berusia.
Dan sudah dipastikan keduanya mulai kembali mengulangi, saling bekerja sama membajak sawah.
"Ayah sudah, Melisa laper banget." Rajuk Melisa sesaat Rudy kembali mengaliri goa kecilnya.
"Ya sudah ayo kita sudahi mandinya dan berganti baju." Balas Rudy dengan mengambil handuk besar berwarna putih.
Melisa pun memutuskan untuk mengganti pakaiannya, sedangkan Rudy sibuk membuka aplikasi yang menampilkan berbagai jenis makanan yang siap antar.
Tak tanggung-tanggung Rudy memesan makanan yang cukup banyak, bahkan untuk malam hari pun sudah Rudy pesan supaya nanti malam bisa di hangatkan di microwave.
Rudy tidak bakal membuang-buang kesempatan hanya untuk keluar mencari makanan.
Rudy tidak ingin isteri mudanya itu kelelahan harus memasakkan untuk dirinya, karena yang ia inginkan Melisa selalu dalam dekap*nnya dan tidak ingin jauh darinya.
Mumpung hari ini libur, karena besok pagi ia harus kembali berangkat ke kantor dan ia baru bisa menjumpai Melisa selepas pulang bekerja.
Sungguh Rudy sangat bahagia atas pernikahan sirinya ini, k3pu-454n b4t!n pun terpenuhi dengan sangat baik.
Sedangkan kini Lusi berada di rumah Lisa adik kandungnya, selama Rudy menikah dan mereka kembali kerumah mereka, yaitu rumah miliknya bersama Rudy.
Selama kepergian Rudy yang telah memboyong Melisa yang notabene kini adalah madunya, Lusi hanya bisa melamun.
Bayangannya tertuju pada apa yang dilakukan suaminya pada Melisa. Tentu saja Lusi memikirkan aktivitas pasangan yang baru beberapa hari ini resmi menikah.
Tentu saja saja ada rasa iri juga yang Lusi rasakan melihat kekompakan keduanya saat di peraduan.
Lisa mendekati kakaknya yang sedang melamun, banyak yang di pikirkan kakaknya itu, selain memikirkan penyakitnya.
"Mbak mikirin apa sih? Dari tadi kok kalo aku perhatikan mbak banyak diam."
Lusi menarik sudut b1 bir nya walau itu seakan ia paksakan, "tidak apa Lisa, abaikan saja."
"Tidak bisa gitu mbak. Lagian kamu sendiri yang memilih pilihan gila ini. Sekarang kamu nyesel kan mbak?" Tanya Lisa kembali yang seolah ia juga ikut kesel.
"Aku tidak menyesal, asalkan mas Rudy bisa memiliki impiannya, untuk itu aku but*h Melisa untuk mewujudkannya."
"Tapi kenapa sih tidak cari wanita lain, ini Melisa lho. Dia kan anak angkat kamu, yah walaupun Rudy sudah berselingkuh dengan Melisa."
"Kalo dengan wanita lain pasti akan susah, yang ada mas Rudy akan disetir oleh wanita lain untuk menceraikan aku."
"Lantas kamu tidak takut jika nanti Melisa membujuk Rudy?"
"Tidak akan, Melisa sebenarnya menyayangi aku, lagi pula tujuan dia itu hanya ingin balas dendam atas kematian kedua orang tanya." Terang Lusi yang menguraikan alasannya memilih Melisa.
"Ya kamu benar juga mbak, Melisa pasti akan rela dan bersedia karena sedari kecil ia kamu asuh." Imbuh Lisa yang kini paham alasan kakaknya merencanakan ide k0ny0l itu.
Lusi sendiri sebenernya wanita yang baik, ia juga murni sayang dan tulus membesarkan Melisa anak dari sahabatnya.
Rasa sayang Lusi pada Rudy yang besar membuatnya mengalah dan merelakan suaminya menikahi Melisa.
Dan rasa cinta yang besar itu pula membuat Lusi mengizinkan Rudy untuk membuahi Melisa hingga hamil nya.
Terlebih yang bermasalah itu dirinya yang tidak bisa mengandung, bukan Rudy yang ternyata subur karena sebelumnya mereka pernah lakukan tes kesuburan di dokter.
Dan hasilnya dirinya yang tidak subur, namun saat itu Lusi tidak mau mengadopsi anak karena ia telah memiliki Melisa.
Dengan harapan siapa tahu ada keajaiban akan datang padanya dan ia bisa mengandung seperti wanita lainnya.
Namun nyatanya hal itu hanya angan saja, sampai ia telah membesarkan Melisa selama 15 tahun pun keajaiban itu tidak kunjung datang.
Padahal adiknya yaitu Lisa malah sudah memiliki anak dan anaknya ada yang telah menikah.
Ya wajar saja karena saat itu adiknya menikah sangat muda, sedangkan Lusi menikah diusia diatas tiga puluh tahunan.
Rudy pun juga menikah diusia sangat matang, saat itu keluarga Lusi tak setuju anaknya menikah dengan Rudy karena usia mereka cukup jauh.
Yaitu lebih muda Rudy lima tahun dari Lusi, namun saat itu Rudy memutuskan menikahi Lusi karena wanita itu dewasa dan baik hati. Dan Rudy pun mencintai Lusi dengan sepenuh jiwanya.
Bersambung.......