NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Harus Memilih

Ketika Cinta Harus Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:263.6k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Cinta bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan hati Nadila Putri. Nyatanya Abdullah cinta pertamanya justru mencintai wanita lain yaitu Silfia Anwar.
Nadila pun memilih pergi meninggalkan mereka demi persahabatan.

Nadila memilih bekerja di UEA menjadi tkw, tetapi belum ada satu tahun kedua orang tuanya menyuruhnya pulang. Namun, tidak Nadila sangka ketika tiba di Indonesia justru dijodohkan dengan Abdullah.

Apakah Abdullah akan menerima Nadila? Lalu bagaimana nasib Silfia. Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Dila..." Abdullah segera bangkit dari duduknya ketika Dila berjalan penuh semangat ke arah Abdullah. "Aku yakin kamu akan datang ke tempat ini sayang..." Abdullah percaya diri, jika kedatangan Dila sudah merubah pikiran dan ingin merajuk cinta yang telah terkoyak.

Dila yang sudah berdiri di hadapan Abdullah ingin muntah mendengar panggilan sayang. "Jangan terlalu percaya diri, saya datang kemari hanya ingin mengembalikan ini" Dila pegang telapak tangan Abdullah untuk yang pertama kali selama menjadi suami, kemudian meletakkan kotak perhiasan yang berisi mas kawin.

"Dila!" Abdullah memekik, hatinya sakit karena mas kawin pun Dila kembalikan.

"Silfia yang berhak menerima perhiasan ini Kak, bukan saya" Dila sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk mengembalikan mas kawin seperangkat perhiasan itu.

"Dila, apa kurang banyak perhiasan ini, jika iya, aku bersedia menambah berapapun yang kamu minta" Abdullah memberi penawaran asalkan Dila berjanji tidak akan pergi dari hidupnya.

"Lain kali jangan menilai orang dari materi Kak, karena saya bukan wanita yang silau akan harta. Tolong sampaikan kepada Tuan Ahmad, tidak usah memikirkan pengobatan bapak. Jika bapak pernah donor ginjal untuk Tuan Ahmad, beliu sudah ikhlas untuk ladang amal, karena keluarga saya bukan menjual organ tubuh."

Dila hendak meninggalkan tempat itu, tapi Abdullah menahan tangan Dila. "Dila... aku mencintaimu, lebih baik aku menceraikan Silfia daripada kamu" Abdullah berkata enteng.

"Jangan mempermainkan perasaan wanita Kak, cukup saya yang menjadi korban. Seburuk apapun sikap Silfia, bukankah wanita itu pilihan kamu? Dengar Kak, permohonan batal nikah di KUA sudah disetujui, sekarang berikan mas kawin itu untuk Silfia" Dila pun akhirnya benar-benar pergi.

"Dilaaa..." Abdullah berteriak kencang, menjatuhkan lututnya di tanah. Ia memandangi langkah Dila dengan perasaan sedih. Tidak menyangka jika cinta Dila kepadanya berubah menjadi kebencian. Andai bisa memutar waktu, Abdullah ingin menikahi Dila satu tahun yang lalu ketika belum ada Silfia di hatinya.

***************

Bulan berlalu, enam bulan kemudian, Dila yang sudah bukan lagi istri Abdullah fokus mencari uang untuk berobat sang bapak. Selama itu, Dila melarang keluarganya agar jangan menerima sepeserpun biaya berobat dari Ahmad. Dila tidak ingin niat baik sang bapak yang sudah merelakan ginjalnya untuk orang lain tidak lagi mendapat pahala jika masih mendapat imbalan.

Dila saat ini tinggal di kost, namun selama itu tidak pernah lagi bertemu pria yang membantunya mencari kost tersebut. Entah kemana perginya Tristan, dia sama sekali tidak pernah memberi kabar. Pernah juga awal-awal tinggal di kost, Dila menghubungi Tristan, tapi nomernya tidak aktif hingga saat ini. Bukan mau apa-apa, Dila hanya ingin mengembalikan uang untuk biaya rumah sakit dan juga mengucapkan terima kasih, tapi Tristan benar-benar menghilang.

Walaupun hanya bekerja di catering, tapi gaji Dila cukup untuk mengirim orang tua, sekolah adik, membayar kost dan masih juga bisa menyisihkan sedikit untuk tabungan. Untuk kebutuhan sehari-hari, uang tip pun sudah cukup.

"Humaira... aku bantu" Seru Imam ketika Dila tengah kesulitan mengikat kardus besar yang sudah berisi makanan di atas motor.

"Dih, panggilnya tidak usah lebay kali..." Dila sering kali dibuat malu oleh Imam karena memanggilnya demikian.

"Kok lebay, coba kamu ngaca, pipi kamu ini putih kemerahan" Imam terkekeh, sembari menarik tambang hendak mengaitkan dari besi pinggir jok ke atas kardus, tapi kurang panjang.

"Kan, kurang panjang" Dila mengamati Imam. Karena kardus terlalu besar, tambang yang biasa Dila pakai pun tidak sampai.

"Tunggu sebentar" Imam berlari ke dalam, tidak lama kemudian kembali, sudah membawa tambang berwarna biru.

"Hati-hati humaira..." ucap Imam ketika ia sudah berhasil mengikat kardus. Dila pun sudah naik ke atas motor, kadang geli dengan panggilan Imam itu.

Motor Matic melaju hati-hati menuju alamat yang di tuju, hingga sepuluh menit kemudian Dila berhenti di depan pagar tinggi menjulang. Ia mencari letak bel rumah itu di sudut-sudut pagar tapi tidak menemukan.

Tidak kehilangan cara, Dila memungut batu lalu mengetuk-ngetuk besi pagar. Tidak lama kemudian muncul wanita berseragam mendorong pagar.

"Siapa ya?" Tanya wanita dilihat dari seragamnya adalah ART.

"Saya mau mengantar pesanan Mbak" ucap Dila, sembari membuka ikatan kardus.

"Oh, butuh bantuan?" ART mendekati motor.

"Boleh, jika tidak keberatan" Dila tersenyum. Tentu saja bukan mengangkat kardus tersebut karena tidak mungkin kuat walaupun berdua, dengan akalnya Dila mengeluarkan kotak makanan satu persatu lalu dibawa ART mengantar ke dalam.

Dila mengikuti ART itu, meletakkan lauk di salah satu meja yang sudah ditata buah-buahan. Tentu saja tidak cukup sekali dua orang wanita itu membawa makanan ke dalam.

"Mau ada acara Mbak?" Dila sebenarnya tidak kaget jika kebiasaan orang kaya sering kali menyediakan makanan berlebihan, padahal ketika makan hanya sedikit. Kerap kali makanan tersebut mubazir.

"Putra Nyonya mau pulang dari luar negeri Dek."

"Oh..."

Tin-tiin... tiiinnn...

Klakson di luar pagar terdengar nyaring, Dila berlari keluar rumah. Dia membayangkan jika pemilik rumah hendak masuk halaman.

Benar saja, motor Dila menghalangi mobil mewah itu, secepatnya menarik motor ke pinggir.

"Kamu Dila kan?" Tanya seseorang dari dalam mobil tersebut.

...~Bersambung~...

1
tiniteyok
jadikan pelajaran untukmu Dila, selalu berhati-hati lah dalam bertindak
Rina
Pasti yang bikin konten itu si Sulfia rese deh kayanya 😡😡😡
Hersa
segitu banyak cara ya orang yg mau banget liat Dila sengsara
Hersa
👍
neng ade
dugaan ku mengarah pada Silfia..
lihat aja Silfia jika benar itu kamu.. bersiaplah terima kehancuran mu
Retno Harningsih
lanjut
Dartihuti
Kemungkin besar si mantan madumu Dilla...gali lubang sendiri kamu ...udah di cerai ma Abdul,bkn ngoreksi diri malah gelo parah🤦‍♀️🤦‍♀️
@alfaton🤴
tunggu saja hasil kontenmu kau akan menerima imbalan yang tidak hanya setimpal tapi luar biasa......plus menginap di hotel berkelas.......hanya sayangnya..... hotelnya hotel prodeo......
Bu Kus
cari mati tu prempuan
Lysa Yunita
Dila sekali nii bikin kesaaalll

Lanjuuuttt thooorrr 👍
Tetap semangaaaattt 💪
via via@84
silfia pastinya itu siapa lagi klo bukan dia
🌷💚SITI.R💚🌷
klu itu si selfi siap² aja di penjara dan jd gembel
kalea rizuky
emang lebay janda in aja lah dilla cwek kok ttep aja guoblok
Nadilla Dilla
seperti ini ulah silfi karena iri sama Dila
Dartihuti
Apapun yg kita lakukan baik apa lagi kurang baik di mata pebenci ttp aja buruk dan salah...
Dewi Sinta
penasaran terus thor 😫
PengGeng EN SifHa
sopo iki ?
silfia kah ??🤔🤔
darsih
pasti ulah Silfia i i meh
Zeni Supriyadi
Kira2 itu perbuatan Silvia atau Rury yg sakit hati karena dipecat Tristan🤔
Kasandra Kasandra
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!