NovelToon NovelToon
BOUND BY A NAME, NOT BY BLOOD

BOUND BY A NAME, NOT BY BLOOD

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:750
Nilai: 5
Nama Author: Lina Hwang

Xandrian Elvaro, pria berusia 30 tahun, dikenal sebagai pewaris dingin dan kejam dari keluarga Elvaro Group. Sepeninggal ayahnya, ia dihadapkan pada permintaan terakhir yang mengejutkan: menikahi adik tirinya sendiri, Nadiara Elvano, demi menyelamatkan reputasi keluarga dari skandal berdarah.

Nadiara, 20 tahun, gadis rapuh yang terpaksa kembali dari London karena surat wasiat itu. Ia menyimpan luka masa lalu bukan hanya karena ditinggal ibunya, tetapi karena Xandrian sendiri pernah menolaknya mentah-mentah saat ia masih remaja.

Pernikahan mereka dingin, dipenuhi benteng emosi yang rapuh. Tapi kebersamaan memaksa mereka membuka luka demi luka, hingga ketertarikan tak terbendung meledak dalam hubungan yang salah namun mengikat. Ketika cinta mulai tumbuh dari keterpaksaan, rahasia kelam masa lalu mulai terkuak termasuk kenyataan bahwa Nadiara bukan hanya adik tiri biasa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita Bukan Saudara, Kita Jiwa yang Saling Menemukan

Dua bulan setelah Xandrian pulih sepenuhnya, hidup mereka mulai benar-benar baru. Tak ada lagi suara-suara dari luar yang mengusik. Tak ada lagi gelar "adik tiri" yang membelenggu. Tak ada lagi keraguan tentang arah hubungan mereka. Semua pertanyaan kini telah dijawab oleh waktu, luka, dan kesetiaan yang teruji dalam badai.

Pengadilan memutuskan bahwa Nadiara secara hukum bukan bagian dari keluarga Elvaro sejak awal. Ayah Xandrian, dalam surat wasiat aslinya, memang mencintai Nadiara seperti anak sendiri, tapi tidak pernah menyelesaikan proses adopsi formal. Sebuah kelalaian administratif yang kini justru menjadi kunci kebebasan mereka.

Fakta ini membebaskan mereka dari semua beban moral dan hukum. Tidak ada lagi alasan untuk menyembunyikan cinta mereka, tidak ada lagi batas yang ditarik oleh kata “keluarga.” Yang tersisa hanya dua hati yang telah saling memilih, meski semesta sempat mencoba memisahkan.

Hari itu, mereka berdiri di altar kecil yang menghadap danau pribadi milik keluarga Elvaro. Matahari sore menyoroti permukaan air, menciptakan pantulan yang hangat dan tenang seperti hati mereka yang kini sudah damai. Tidak ada pesta besar, tidak ada kembang api atau keramaian yang mencolok. Ini adalah momen sakral yang hanya dihadiri oleh mereka yang benar-benar tahu kisah mereka dari awal.

Kali ini bukan pernikahan karena surat wasiat. Bukan pula karena keterpaksaan atau pengorbanan. Pernikahan ini adalah pilihan. Pilihan yang diambil dengan sadar, dengan mata terbuka dan hati yang telah berkali-kali patah tapi terus menyatu.

Xandrian mengenakan jas abu-abu muda yang sederhana namun elegan. Senyumnya tak pernah semurni ini sebelumnya. Di sampingnya, Nadiara tampak memukau dalam gaun putih sederhana, dihiasi selendang renda yang melambai lembut di tiupan angin danau. Rambutnya dikepang setengah, dihiasi bunga-bunga kecil berwarna krem dan putih. Ia tampak seperti musim semi yang datang setelah musim dingin yang panjang.

Tak ada musik orkestra. Hanya denting lembut petikan gitar akustik dari sahabat lama Xandrian, dan suara alam yang menjadi latar harmoni mereka. Burung-burung beterbangan rendah seolah ikut menyaksikan, dan cahaya senja membingkai momen itu dalam keabadian.

Saat mata mereka saling bertemu di bawah lengkung bunga putih, semua luka, pertengkaran, dan air mata menjadi fondasi dari cinta yang kini berdiri tegak. Tak ada yang sempurna dalam kisah mereka, tapi justru ketidaksempurnaan itulah yang menjadikannya nyata dan abadi.

Xandrian menarik napas, suaranya lirih namun tegas saat mengucapkan sumpahnya.

"Aku tidak pernah mencintai seorang adik. Tapi aku jatuh cinta pada jiwamu, Nad. Kamu bukan bayangan masa laluku, kamu adalah masa depan yang ingin kujalani setiap hari. Aku memilihmu, bukan karena takdir, tapi karena aku tak bisa membayangkan hidup tanpa kamu."

Mata Nadiara berkaca-kaca. Tangannya gemetar ringan, tapi senyumnya tak pernah lebih yakin dari ini.

"Dan aku tidak pernah mencari kakak," balas Nadiara. "Aku hanya ingin seseorang yang bisa melindungiku tanpa syarat dan itu kamu. Kamu bukan tempatku berlindung karena takut, tapi karena cinta. Aku mencintaimu bukan karena kamu sempurna, tapi karena kamu tidak pernah menyerah padaku."

Air mata mengalir di pipi mereka. Tapi kali ini bukan air mata luka, melainkan air mata syukur. Air mata kemenangan.

Ketika pendeta mengucapkan kalimat sakral penutup, mereka saling menatap dalam hening sejenak sebelum menyegel sumpah itu dengan ciuman panjang dan penuh makna. Ciuman yang bukan sekadar simbol cinta, tapi juga pembebasan. Semua beban seolah larut bersama desir angin dan suara air yang tenang.

Di belakang mereka, para tamu berdiri dan bertepuk tangan. Beberapa menangis, sebagian tersenyum lega. Bomi, sahabat Nadiara, memeluk ibu angkat Xandrian sambil berkata, “Akhirnya mereka bahagia. Akhirnya…”

Tak lama setelah itu, mereka mengadakan makan malam kecil di taman. Lilin-lilin menyala lembut menghiasi meja panjang dengan bunga liar dan peralatan makan sederhana. Tidak ada sambutan panjang, hanya tawa, obrolan hangat, dan cerita-cerita yang mengisi celah luka yang pernah ada.

Di ujung malam, Xandrian dan Nadiara duduk berdua di dermaga kecil. Kaki mereka menggantung di atas air yang tenang, dan langit berbintang menyaksikan mereka dalam diam.

“Kamu ingat malam ketika kita saling membenci?” tanya Nadiara pelan.

Xandrian tertawa ringan. “Aku tidak bisa lupa. Aku pikir kamu akan membunuhku dengan tatapanmu.”

Nadiara tersenyum, menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

“Ternyata kita hanya butuh waktu. Untuk mengerti bahwa rasa sakit bukan berarti akhir… tapi awal dari sesuatu yang lebih besar.”

Xandrian mencium keningnya, lama.

“Bersamamu, aku bisa menghadapi apa pun. Bahkan dunia yang dulu ingin memisahkan kita.”

Dan malam itu, di bawah langit yang tak lagi murung, mereka tahu mereka bukan lagi dua orang yang terikat oleh masa lalu. Mereka adalah dua jiwa yang bertemu di tengah reruntuhan, saling memperbaiki, dan memilih untuk bersama.

Selamanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!