Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 35 Lo apa-apaan sih, lihatin adik gue sampe segitunya?"
Syok
Itulah yang dirasakan oleh Nayla dan Jefran, bukankah anak itu berteman baik pada Adit tapi kenapa dia malah membuuat Adit seperti ini?
"Bukannya dia teman kamu ya, Bang?" tanya Nayla dengan heran.
"Udah bukan lagi Mah! Dia sekarang udah jadi musuhnya Bang Adit! Wajah lebam yang mamah sering temui itu akibat ulahnya" jawab Laras, Adit hanya diam saja toh bangkai yang disimpan juga pasti akan tercium juga.
Dengan kepalan tangan dari Nayla membuat Jefran wanti-wanti akaan takut melukai tangan cantik sang istrinya.
"Kamu kok diam aja sih, Bang?" tanya Nayla dengan nada amarah yang tertahan.
"Gimana mau ngelawan, Mah! Orang dia aja nyerangnya pas Bang Adit lagi lengah" balas Laras, ia tidak bisa diam saja jika ada anggota keluarganya yang harga dirinya diinjak-injak seperti itu.
Nayla menghembuskan nafasnya, "Baik kalau keluarganya dia tidak ada itikad baik mamah akan membawanya masalah ini kejalur hukum agar Bahron mendapatkan balasannya!" putus Nayla, ia segera duduk di sofa untuk menyenderkan punggungnya itu. Lalu tangannya merogoh tas yag berisikan ponsel dan barang lainnya, tujuannya adalah untuk mengabari orang tua Bahron.
Saat ini waktu menunjukkan pukul 20.00 malam, Laras sudah mengabari Danto dan yang lainnya agar menemani dirinya dirumah sakit dengan catatan jangan ada yang memberitahu kepada ketiga curutnya itu.
"Gila, lo udah dua kali loh masuk rumah sakit gara-gara bocah itu Dit!" komen Danto, sedikit banyaknya ia tahu jika Bahron adalah teman Adit sama seperti Leon.
Tadinya Leon, dan Bahron juga anggota geng itu tapi karena kedua orang tua Leon tak memperbolehkan sang anak untuk ikut kedalam geng tersebut akhirnya Leon pun mengeluarkan diri bahkan Bahron pun hanya ikut-ikut keluar saja.
"Orangnya lagi di buruh sama anggota gue!" ucap Danto,
Alis Adit menyerengit, "Siapa?" tanya Adit.
Danto memutar bolah matanya dengan jengah, "Ya, orang yang udah buat lo seperti ini lah!" balas Danto dengan sebal.
Adit pun hanya mengangguk, saat ini di ruangan hanya ada Adit Danto dan juga Atlas. Karena Laras pulang terlebih dahulu kerumah bersama Surya, karena ada suatu hal yang harus ia selesaikan disana.
"Laras ngga macam-macam kan?" tanya Adit dengan penasaran.
Danto pun menggeleng, "Ngga ada, ini Surya ngabarin gue katanya sih Laras masih di dalam kamarnya!" jawab Danto. Sebenarnya di dalam hati ia sangat cemburu melihat kedekatan Laras bersama Surya namun mau gimana lagi toh ia juga tak ada hak untuk melarangnya.
Adit pun mengangguk dengan mata terpejam mungkin karena efek obat yang baru saja ia minum, jadi akan membuatnya cepat mengantuk.
Tak ada lagi orang yang berani membuka obrolan kembali, karena mereka menghargai orang yang sedang sakit.
Klek
Pintu dibuka oleh Leon dan sang adik perempuannya, karena kondisi Leon belum terlalu pulih mau tak mau ia menggunakan kursi roda keruangan Adit. Beruntung, masih satu rumah sakit hanya berbeda tingkat lantai saja.
Deg
Mata Danto tak salah lihatkan wanita yang ada di depannya ini seperti wanita yang pernah membantunya dari kejaran musuh.
"Adit kenapa?" tanya Leon, saat berjalan kearah teman-temannya itu.
"Siapa lagi kalau buka salah satu sahabat dari kalian!" jawab Atlas, karena Danto masih sibuk melihat perempuan yang ada dibelakang Leon.
Ctas
Dengan santai Leon menyentil tangannya Danto dengan kuat hingga membuat sang empunya meringis.
"Lo apa-apaan sih, lihatin adik gue sampe segitunya?" tanya Leon karena ia tak terima jika ada laki-laki buaya yang mendekati adiknya itu.
Danto berdecak sebal, "Ck, wajar gue punya mata. Lagian wajah adik lo itu ngga asing banget!" ujar Danto.
Leon mengangkat kedua bahuya dengan acuh, ia malas berbicara dengan lawannya yang ada didepnnya itu.
Di tempat Laras...
"Dimana orang itu?" tanya Laras pada Surya, karena saat ini mereka berdua sedang ada di balkon kamar Laras.
Tangan Surya terus melacak keberadaan Bahron dengan bermodal nomor ponsel yang sebelumnya Laras sudah ambil dari ponsel Adit.
Ctas
"Dia ada di daerah Bandung?" ujar Surya dengan heran.
Laras mencoba melihat peta yang ada di layar laptop yang Surya bawa, "ini serius? Kalau benar ada disitu, gue suruh teman gue buat cari orang itu disana!" jawab Laras dengan ragu, ia tak yakin sebenarnya.
Klek
Pintu dibuka oleh Jefran, niat hati ia ingin duduk di halaman depan tapi ia malah melihat anaknya duduk berdua dengan laki-laki selain abangnya.
"Kalian ngapain?" tanya Jefran dengan melayangkan tatapan sinis pada Surya.
"Ngga usah di serem-seremin! Ayah tuh udah seram tahu ngga" cibir Laras, membuat seketika Surya mendadak menahan tawanya.
Jefran berdecak, "Ck, kalian sedang ngapain? Kok sepertinya sedang serius, ayah lihat dari bawah kamu seperti ingin menjelaskan misi!" tanya Jefran dengan lembut.
Laras mengangguk, "Iya, aku mau nangkap tikus got yah! Aku ngga terima selama ini abang di perlakukan olehnya dengan seenak jidatnya tapi dia ngga mau melakukan permintaan maaf!" balas Laras dengan santai.
"Apa kalian membutuhkan orang?" tawar Jefran.
Laras mengangguk, "Apa om Rico bisa menangkapnya, Yah?" tanya Laras dengan nada tak enak. Karena ia tahu jam kerja Rico adalah 20 jam dalam satu hari.
Jefran tertawa renyah, "Kalau kamu mau, ayah akan menambahkan bonusnya untuk bulan ini! Biar gimana pun ayah akan memberinya cuti tiga hari dalam satu bulan" balas Jefran dengan santai.
Laras mengangguk, "Tapi kata Surya dia lagi ada di daerah Bandung! Tapi aku masih ngga yakin sih kalau dia ada disana!" balas Laras.
Jefran mengangguk, "Namanya siapa tadi?" tanya Jefran, ia juga perlu turun tangan biar gimana pun ia ikut adil dalam musibah yang dialami oleh anaknya.
"Bahron Wijaya!" sahur Surya.
Jefran pun mengangguk, lalu tangannya mengeluarkan ponsel yang ada didalam sakunya seperti tujuna diawal yaitu menghubungi Rico.
"Ayah, Laras mau pamit ya! Aku mau kerumah sakit lagi, kasian bang Adit takut mikir yang aneh-aneh nanti" pamit Laras.
Jefran mengangguk lalu keluar dari kamar sang anaknya itu. Tak lama Laras pun juga keluar dari kamar dengan membawa helm yang sudah ada di lengannya itu diikuti oleh Surya dibelakangnya. Kuda besi milik Laras pun sudah meninggalkan pekarangan mansion nya dengan Surya yang menyetir kendaraan tersebut.
Dua puluh lima menit, mereka suudah tiba di area parkir rumah sakit. Kini waktu sudah memasuki pukul 22.00 malam. Kaki Surya dan Laras pun memasuki ruangan milik abangnya itu, ia bisa melihat jika Atlas sudah tertidur pulas di kasur yang sudah mereka bawa sebelumnya sedangkan Danto sedang duduk di sofa sambil memainkan sebuah game di ponselnya.
"Gimana?" tanya Danto.
Alis Laras dan Surya terangkat tanda mereka berdua tak paham dengan ucapan Danto, "maksudnya gimana?" tanya Surya.
Danto mengangkat kedua bahunya dengan acuh, ia juga tak paham kenapa ia tiba-tiba mengucapkan itu padahal ia tidak ingin mengatakan apapun.
Kaki Laras membawanya kebankar sebelah yang masih kosong, ia akan mengistirahatkan dirinya disana. Badannya sudah cukup banyak mengeluarkan tenaga hari ini dan ia akan mengisi ulang dayanya agar besok bisa menghadapi segala kejadian.
*Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan like *
* Salam manis dari AUTHOR 🤭*
* ig @vera_miceela
@putri488241.
masuk lobang sana sini ,,tau jalan bayi kam Thor 😁