Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo pergi
Seperti biasa aktivitas laura sebelum berangkat sekolah, tapi hari ini dia sangat senang dan menunggu waktu istirahat.
"Kamu senang banget berangkat sekolah." Ucap papa charles yang duduk dimeja makan.
"Perasaan papa aja, kalau gitu aura berangkat sekolah dulu ya." Laura berpamitan dengan charles dan tak lupa mencium keningnya.
Hari ini laura tak pergi dengan sepeda ia memilih untuk berjalan kaki, laura sengaja pergi pagi-pagi supaya dia tak terlambat kesekolah.
Beberapa menit perjalanan menuju ke sekolah laura segera masuk kedalam area sekolah, ia melihat kevin ketua osis yang sedang berdiri digerbang untuk mengechek siswa-siswi yang melanggar.
"Pagi laura.." sapa kevin dengan lembut.
Deg
Jantung laura berdegup sangat kencang disapa terlebih dulu oleh kevin.
"Pa-pagi juga kak kevin." Balas laura dengan malu dan gugup.
"Tumben gak bawa sepeda ra?"
"Lagi mau jalan kaki kak, cari suasana baru."
Refan di kejauhan melihat kevin sedang mengobrol dengan si kutu buku terkenal disekolah.
"Eh si kutu buku, tumben gak bawa sepeda." Ucap refan yang baru datang.
"Lagi cari suasana baru kak refan. Kalau gitu gue ke kelas dulu ya kak." Pamit laura buru-buru pergi karena sangat malu.
Kevin hanya tersenyum manis melihat tingkah laura yang begitu menggemaskan. Refan yang berdiri disamping bingung dengan kevin tertawa kecil.
"Kenapa lo?"
"Gak apa-apa"
"Serius?" Tanya refan yang penasaran.
"Udah fokus kerja, gue mau chek disana." Kevin pergi meninggalkan refan yang aneh dengan tingkah temannya itu.
______
Didepan kelas X IPA banyak siswa-siswi tengah berkumpul entah sedang terjadi apa didalam, laura tanpa rasa takut dan juga penasaran menyelinap masuk kedalam kelas nya.
Plak
Satu tamparan bergema diseluruh ruang kelas, yang membuat semua orang terkejut dan juga merasa tontonan tersebut sangat menyenangkan.
"Gue udah kasih peringatan sama lo jangan kegatelan sama cowo gue!" Tunjuk clara kearah kaila dan sambil menoyor kepalanya.
Kaila tersenyum sinis. "Gue gak pernah kegatelan sama cowo lo ya, dia sendiri yang chat gue dan cerita tentang sifat buruk lo itu." Cetus kaila yang tak ingin kalah.
Clara sangat geram dan kesal dengan wajah sok cantik nya kaila, ia hendak ingin menampar lagi dengan bodohnya laura lari kearah clara dan menghentikan tangan clara.
Clara sontak menoleh siapa yang berani-berani nya menghentikan aksinya itu, dia melihat laura yang sekuat tenaga menahan tangan clara meski tubuh mungil nya itu bergetar ketakutan.
"Lepasin tangan gue! Lo mau gue hajar juga hah!!!" Sentak clara dengan keras.
Laura masih menahan tangan clara tanpa memikiran dirinya sendiri, sedangkan kaila hanya diam melihat satu-satu teman nya itu sedang sekuat tenaga membelanya.
Salah satu teman clara segera menjauhkan laura yang sedikit keras kepala, clara melanjutkan aksinya dengan menampar kaila berkali-kali.
Laura yang melihat itu ketakutan dan juga tak tega melihat kaila yang sudah ia anggap sahabatnya itu.
"Kak, jangan kasihan dia bisa terluka parah!" Ucap laura dengan tubuh bergetar menghalangi clara.
"Minggir gak!"
Laura menggelengkan kepala dia tak ingin clara terus dipukuli oleh kakak kelas itu, clara mencoba mendorong tubuh laura agar menyingkir. Namun laura begitu keras kepala dan juga sangat bodoh.
"Gue udah bilang minggir kutu buku, kemarin udah gue peringati lo! Buat temen jal*ng lo ini jangan pernah kegatelan sama alif!" Ucap tegas clara dengan tatapan tajam.
"I-iya gue udah bilang ke kaila, tapi gue mohon kak berhenti nanti kakak kena masalah sama guru BK."
Clara benar-benar mati kutu dengan keras kepalanya laura yang terus memohon, entah apa yang ada didalam dipikiran laura membela temannya sampai seperti itu.
"Ck menyusahkan!" Umpat clara dengan kesal. "Dan buat lo jal*ng sekali lagi lo gatel sama alif, gue bakal bikin lo keluar dari sekolah ini." Ancam clara yang segera keluar dari kelas X IPA.
Laura membalikan tubuhnya memegang pipi kaila yang merah bekas tamparan tadi.
"Pasti sakit banget ya la?" Ucap laura yang sangat khawatir.
Kaila menepis tangan laura dengan kasar. "Buat lo bantu gue sih hah! Urus aja diri lo sendiri gue gak butuh bantuan lo laura!" Sinis kaila yang keluar dari kelas.
Laura hanya diam merasa sedih dengan sikap kaila. "Padahal gue cuma khawatir" gumamnya.
*****
Di Astoria Heights Academy seorang siswa tampan sedang bersantai bermain game bersama kedua teman nya.
"Lo udah cari tau siapa cewe yang bikin si roger kempes?"
"Udah, dia siswi kelas 1 sekolah di SMA Tunas Bangsa." Sahut daniel.
"Oke, mari kita kesana buat perhitungan sama tuh cewe. Kalau dia salah cari musuh!" Ucap kayden dengan senyum miring.
Alton dan daniel hanya memasang wajah acuh, mereka berdua melanjutkan bermain game dari pada meladenin kayden yang sedang gila.
"Liat temen lo ketawa-ketawa sendiri, gak tau lagi bayangin apa dia." Alton menyenggol daniel yanh fokus bermain game.
Kayden tengah membayangkan gadis yang membuat ban mobil sportnya kempes, ia mengikat dipohon lalu menyiram nya dengan air kotor.
Kayden juga membayangkan ekspresi laura yang memohon ampun padanya sambil berlutut dan menangis.
"Kalau gitu ayo kita cabut sekarang!" Ajak kayden yang sudah berdiri hendak pergi.
Namun, alton dan daniel tetap diam ditempat duduk masing-masing tanpa menghiraukan kayden.
"Ya!!!! Kenapa lo berdua diam aja sih!" Ucap kayden dengan ekspresi kesal.
"Lo gak liat gue lagi main game?"
"Dan lo gak tau sekarang ada ulangan fisika!"
Kayden melempar tasnya kearah alton dan daniel namun mereka dengan sigap langsung menghindar.
"Gue itung sama 3 dia bakal tantrum!" Ucap daniel yang sudah tak heran.
"Akhh, gue maunya sekarang ayo pergi sekarang!." Kayden tiduran dilantai seperti anak kecil yang tak diberikan ice cream.
Kayden terus merengek dan tantrum membuat kelas berantakan, siswa-siswi dikelas itu sudah di antisipasi oleh alton untuk pergi.
Kayden terus merengek seperti anak kecil yang harus dituruti setiap kemauan nya, daniel dan alton hanya diam tak menghiraukan kayden sama sekali.
"Lo berdua ya!" Ucap kayden yang langsung berdiri.
Daniel dan alton hanya melirik sekilas dan kembali fokus pada ponsel mereka masing-masing.
"Kalau lo berdua gak mau turuti kemauan gue. Oke gue bakal loncat dari sini sekarang juga!!" Kayden berjalan menuju jendela dan ia dengan nekat ingin melompat.
Dengan panik daniel dan alton segera menahan kayden agar tak nekat untuk meloncat, kayden terus memberontak sebelum kemuan nya dituruti oleh mereka berdua.
"Oke fine, ayo kita pergi kesana sekarang juga!" Ucap tegas daniel yang sudah kewalahan.
Kayden tersenyum senang sambil melompat kecil seperti anak SD berjalan keluar kelas.
"Ayo buruan!" Kayden menyuruh daniel dan juga alton segera mengikutinya.
Dengan pasrah mereka berdua mengikuti kemauan kayden si pembuat onar itu, mereka dengan sengaja bolos sekolah untuk bertemu dengan laura.
Ketiga pemuda tampan itu memanjat tembok sekolah agar tidak kena hukuman oleh guru BK.
"Kita naik apa kesana? Motor diparkiran sekolah sekarang!" Tanya alton.
"Kita bisa kereta bukan?" Jawab kayden yang meloncat dari atas dengan wajah penuh semangat.
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️