NovelToon NovelToon
Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Pchela

Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.

Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Pelajaran telah berakhir, kelas intan keluar dua puluh menit lebih awal. Dia pulang jalan kaki sekarang karena Kevin tengah mengikuti ekstra musik. Tidak hanya itu, Intan juga tidak mau selalu merepotkan Kevin untuk mengantarnya pulang, walaupun dia tahu Kevin tulus melakukannya.

Intan mengingat tentang lembaran ulangan hariannya, yang harus di tanda tangani oleh papanya. Hati Intan enggan untuk pergi ke rumah itu lagi, tapi jika tidak di tanda tangani nilai ulangnya menjadi tidak sah.

Dengan langkah yang berat, Intan terpaksa berjalan ke rumah ayahnya itu. Intan memutuskan pergi ke sana terlebih dahulu sebelum dia pergi buat beli bahan dagangannya.

“Assalamualaikum.” ucapnya saat memasuki rumah ayahnya itu. Saat masuk nampak sangat berantakan piring bekas makan mie goreng masih tertumpuk di atas meja. Lantainya juga sepertinya belum di sapu sejak pagi hari. Entah apa yang orang rumah ini kerjakan, sampai seberantakan ini rumah dibuatnya.

“Waalaikumsalam.” Saut penghuni rumah yang tak lain adalah Maya. Wajah sinisnya langsung terpampang jelas, sangat kesal dengan kedatangan Intan.

“Mau apa lagi kamu? Datang Ke rumah saya lagi? Mau di usir lagi kamu sama suami saya?” Ketus Maya. Mila yang tadi di kamar langsung ikut keluar kala mendengar suara mamanya.

“Siapa sih bu? Oh anak ini lagi? Bagus deh bu dia datang! Suruh nyuci sama nyapu rumah saja dia bu!” Ujar Mila.

“Aku datang bukan buat jadi babu! Aku datang nyari papa! Di mana papa Herman?” Tanya Intan, menatap tajam ke arah Maya dan Mila secara bergiliran.

“Papa lo? Tuh di belakang lagi ngegosok baju! Dia sekarang kan sudah jadi Bapak rumah tangga! Setelah di pecat di pabrik!” Ujar Mila, yang hanya mengunakan baju tanpa lengan. Aroma tubuh Mila tercium jelas menusuk hidung Intan.

Hidung intan sangat terusik. Betapa jorok nya penghuni rumah ini. Rumahnya pun juga sama tidak beraturan nya. Sesak sekali intan berlama-lama di sini. Saat Intan masih tinggal di rumah. Rumah ini sedikit lebih rapi karena dia rajin untuk menyapu ataupun mengepel. Dan sekarang, sepertinya lantai ini tidak di pel selama berhari-hari.

“Makasi atas informasinya…” ketus Intan. Berjalan sembari menabrak pundak Mila dengan pundaknya sendiri. Lalu menuju arah kamar mandi belakang. Kamar mandi nya pun sekarang terlihat jorok. Sama tidak terawatnya.

“Pah…” lirih Intan. Ada perasaan yang mengganjal saat melihat ayahnya mencuci pakaian segunung dengan perpeluh-peluh. “Intan?” Tanya Herman yang terkejut melihat kedatangan Intan.

“Pa… Intan mau minta tanda tangan,nilai Intan. Bisa papa tanda tangan di sini sebentar? Papa lagi sibuk nggak pa?” Tanya Intan sembari melirik pakian kotor yang tengah ayahnya cuci. Pakian itu tidak terlihat seperti pakian orang rumah. Dalam ember Intan melihat baju anak balita. Ini seperti pakian milik tetangganya.

“Buat apa kertas itu? Setelah tanda tangan apa akan dapat uang? Kalau nggak! Nggak usah! Papa lagi sibuk!” Ketus sang ayah, perilaku Herman sudah sangat berubah. “Pah… kayaknya,ini pakian bukan milik tante Maya? Atau pun Mila? Ini pakian siapa pa? Papa sekarang jadi buruh cuci gosok? Papa sudah berhenti bekerja di pabrik?” Tanya Intan. Pertanyaan itu sudah ia tahan sejak tadi.

“Iya! Kenapa? Kamu malu papa hanya buruh cuci gosok? Kalau malu! Pulang saja kamu ke kontrakan kamu itu!” Usir Herman. Intan masih tidak mau pergi, dia butuh tanda tangan itu. “Aku tidak bisa pulang pah! Sebelum papa tanda tangan di nilai ulangan harian ku.” Ujar Intan.

Maya dan anaknya yang kepo dengan apa yang tengah di bicarakan oleh Herman dan Intan itu pun menghampiri mereka berdua. “Alah…cuma kertas nilai gitu doang!! Nggak berguna buat masa depan kamu itu!! Nilai itu tidak bisa buat beli beras!” Ledek Ibu tirinya itu.

Mila pun menyetujui ucapan ibunya. “ Tau!! Lebay! Banget perkara kertas nilai itu perlu di tanda tangani! Emang berapa sih nilai kamu itu tan? Kayak orang berseragam saja kamu minta tanda tangan.” Ucap Mila tidak kalah nyelekit ya, sembari tertawa terbahak-bahak.

“Nilai ku? seratus! Emang sekolah kamu tidak ada nyuruh untuk isi tanda tangan orang tua? Atau mungkin ada, tapi kamu palsukan tanda tangan orang tua mu itu? Karena malu menujukan hasil yang tidak seberapa itu?” Ujar Intan pada Mila. Maya tidak terima anaknya di ejek seperti itu oleh Intan.

“Hati-hati ya kamu bicaranya! Anak saya mah pintar! Cantik! Banyak cowok kaya yang ngejar-ngejarnya! Tidak kayak kamu! Emang ada cowok mau sama orang kayak kamu itu!” Ucap Maya. Mila hanya cekikikan di sebelahnya Intan.

Rasanya Intan ingin menyiram Ibu dan anak itu pakai ember cucian ayahnya. Tapi Intan urungkan, dia tidak mau mencari ke ributan di rumah ayahnya itu. Apalagi keberadaannya tidak di terima di rumah ini.

“Mana! Papa akan tanda tangan! Tapi berikan papa uang seratus ribu dulu!” Ujar sang papa. Hati Intan sangat sakit, seharusnya yang dia lihat adalah kebanggaan dari seorang ayah karena melihat hasil sempurna yang di raih putrinya. Bukan malahan memalak uang putrinya.

Mau tidak mau Intan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan, dari dalam saku rok yang dia gunakan. “Ini buat papa…” ujar Intan, bukan masalah uangnya, tapi pantaskan seorang ayah berlaku seperti itu pada putri kandungnya sendiri?

Saat menerima uang dari Intan, tanpa menunggu lama Herman langsung menyerahkan uang itu pada Maya. Di depan mata Intan, sesak rasanya melihat itu semua. Setelah Herman tanda tangan, intan segera pergi dari rumah itu. Dia tidak mau berlama-lama lagi, menyaksikan betapa menyesakkan orang-orang di rumah ini.

1
Diajeng Ayu
alah taik" naif bgt jdi orang cih
Nadira Bugis
kapan updet lagi thor
Tu_
Menarik
Tu_
kok jadi ibu mertuanya? ibu tirinya kali thor!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!