Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAL SIAL SIAL
John melihat kearah Aurora yang sedikit kikuk sementara William nampak ragu untuk masuk kedalam ruangan.
"Duduk pak William, bagaimana pak kesan pertama saat menjadi seorang general manager yang baru" Tanya Devandra dengan memperhatikan Aurora memunguti pecahan cangkir yang berserakan dibawah kursi.
"Terimakasih pak, saya masih perlu belajar untuk menyesuaikan diri dan terimakasih juga sudah sudi memberikan saya kesempatan untuk menjabat dengan posisi ini" Jawab William yang dari tadi gelisah melihat Aurora.
Aurora dengan perlahan mulai memunguti pecahan kaca dengan fikiran yang riuh dengan banyak pertanyaan.
'Apa William tau, siapa laki laki ini?, aku tebak dia tidak tau, jika seandainya tau aku yakin dia pasti tidak akan kerja disini lagi dan kenapa aku bisa terjebak dengan laki laki ini' Ucap Aurora dalam hati sambil berdiri akan keluar membuang pecahan kaca yang telah di bersihkan.
"Kamu mau kemana?, ambil kopi baru lagi dan segera antar kesini" Pinta Devandra ingin melihat Aurora lebih lama karena merencanakan sesuatu.
William nampak tidak nyaman dengan situasi yang dia hadapi dia memutar otak dan mencari cara agar dia bisa keluar dari ruangan tersebut atau Aurora yang keluar dari ruangan tersebut.
"Tidak usah pak,,, merepotkan saja" Tolak William dengan sopan, sementara Aurora yang tadi dipanggil Devandra berdiri diam menunggu perintah selanjutnya dengan perasaan gamang.
"No problem pak,,, ini cleaning service baru dan baruuuu saja bekerja hari ini lagi pula biarkan dia belajar dan kedepannya agar tidak terjadi kesalahan seperti tadi" Jawab Devandra sambil membuka dokumen yang harus diselesaikan segera oleh William.
Aurora mengangguk kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Tubuh Aurora serasa lemas, dia tak menyangka dengan apa yang dilihatnya tadi. Aurora fikir kerja di perusahaan ini adalah jalan menuju kebahagiaannya tapi ternyata atasannya adalah seorang yang sangat membencinya bahkan laki laki tersebut pernah menyiksanya karena dia fikir Aurora lah yang telah membunuh kekasihnya.
Aurora menyeka keringat di keningnya dengan tangan yang gemetar sambil membuat kopi tersebut.
'Ya Allah cobaan apa lagi ini, kenapa juga William begitu dekat dengan laki laki itu' keluh Aurora dalam hati sambil memejamkan mata.
Sementara William nampak mengepalkan tangan dan merasa takut jika ketahuan oleh Devandra bahwa ada hubungan antara dia dan Aurora.
'Sialllll,,, siallll,,sialllllll,,,,,,, Kenapa Aurora tidak kasih tau aku, kalau dia sekarang kerja disini?, atau jangan jangan Pak Devandra tau bahwa Aurora lah yang telah menabrak calon tunangannya dan sengaja memasukkan Aurora untuk kerja disini, aku harus kasih tau Aurora agar dia mengundurkan diri dari pekerjaan ini' riuh isi hati William.
Devandra dan John terlihat serius membahas lahan proyek baru yang akan ditinjau, sewaktu Devandra ingin meminta pendapat tentang proyek tersebut pada William, Devandra mengernyitkan dahi dan menepuk lengan William.
"Pak William,,,,,,pandangan bapak dari tadi nampak kosong dan melamun, apa ada hal yang mengganggu bapak" Tanya Devandra sambil mengangkat bahu.
William terinjak kaget dan melebarkan mata.
"Ohhhh maaf pak, tadi fikiran saya melayang kemana mana" Jawab William mencoba mengatur posisi duduknya yang terlihat tak bersemangat.
tok tok tok
Terdengar bunyi suara pintu yang terketuk, mereka bertiga seakan bisa menebak bahwa itu adalah Aurora.
"Maaf pak lama dan ini kopinya" ucap Aurora dengan gemetar sambil menyerahkan kopi tersebut tepat didepan tempat duduk William.
William tersenyum dan menyeruput kopinya dengan segera mencoba untuk bersikap biasa.
"Nah seger kan pak?, oh ya siapa nama kamu ?" Tanya Devandra yang terlihat nampak penasaran padahal dia hanya ingin berlama lama berinteraksi dengan Aurora.
"Aurora Mecca pak" Jawab Aurora sambil menunduk dan kedua tangannya saling menggenggam menahan ketakutan.
Aurora sedikit merasa aneh, kenapa Devandra berpura pura tidak mengenalnya padahal dia pastinya sangat sangat mengenalnya.
Sementara itu, John yang melihat situasi seperti ini merasa sangat melelahkan dia ingin segera pergi keruangan tersebut.
"Kalau boleh tau soal pribadi, kamu lulusan apa dan apakah kamu masih single?" Tanya Devandra sambil mempersilakan Aurora untuk duduk diantara mereka bertiga namun dengan tegas Aurora menolak.
"Maaf pak saya berdiri saja, dan saya hanya lulusan SMA, dan untuk status,,,," Aurora nampak berfikir lama mencoba berfikir jawaban apa yang harus dia berikan untuk Devandra.
"Saya seorang janda anak satu" Jawab Aurora dengan menunduk.
Devandra nampak mengangguk namun bertanya kembali
"Berapa umur anakmu dan apa kerja apa suamimu" Tanya Devandra dengan menggebu gebu.
Aurora mengangkat wajah dan menatap Devandra kemudian John dan terakhir menatap William yang terlihat menunduk.
'Fiks,,, dia sengaja menerimaku kerja disini karena ingin menyiksaku, apa jangan jangan dia tau bahwa William adalah pacarku?' ujar Aurora dalam hati.
"Anak saya sudah meninggal dan saya hamil di luar nikah pak,, pacar saya juga sudah meninggal dunia" Jawab Aurora tampak menelan ludah.
William yang dari tadi menunduk mulai mengangkat wajahnya, dan perlahan mulai melihat kearah Aurora yang juga menatapnya.
"Wow,,,,, seperti drama ya kisah percintaan mu " tutur Devandra sambil melirik kearah John.
"Oke kamu boleh pergi, dan saya harap kamu betah kerja disini" Timpa Devandra kembali.
Sementara John melirik kearah William yang terlihat tersenyum lega saat Aurora mengatakan bahwa pacar Aurora telah meninggal.
'Apa pak William benar benar tertarik dengan Bu Aurora?, dan bagaimana reaksi dia jika tau bahwa Bu Aurora adalah mantan napi,' Tutur John dalam hati sambil mengetuk ngetuk ujung sepatunya ke lantai.