Pernikahan Bocah SMA
"Kau tahu? Aku sangat benci padamu. Aku tidak menyangka kau bisa menyakiti aku seperti ini. Aku tidak menyangka kau mengkhianati aku hanya gara-gara cewek itu. Dia sahabat aku sahabat pacarmu sendiri, kau gil4!"
"Maaf, Beb. Aku khilaf, aku tidak bermaksud untuk selingkuh darimu,"
"Apa! Kau bilang kau khilaf?!" Bintang tersenyum sinis. "Basi, alasanmu sangat tidak bermutu! Kita putus!"
"Bintang, tidak bisa seperti itu dong. Aku kan sudah meminta maaf. Bin, Bintang, BINTANG! Arghhh..!" Farel berteriak saat Bintang pergi meninggalkannya begitu saja.
"Kau bodoh, Rel. Kau bodoh!" maki Farel pada diri sendiri. Dia tidak menyangka bahwa hubungan gelapnya dengan sahabat dekat Bintang akan secepat ini terendus padahal baru berjalan satu minggu.
Bintang masuk ke dalam toilet cewek, dia menangis di sana. Hubungannya dengan Farel yang sudah berjalan selama satu tahun ini tanpa di duga akan kandas dengan cara menyakitkan.
Bagaimana tidak menyakitkan? Farel terbukti berselingkuh dengan Rima yang berstatus sahabat terbaiknya dari SD, bahkan rumah Rima dan Bintang bersebelahan alias tetanggaan. Dan perselingkuhan mereka Bintang saksikan sendiri di belakang gudang tadi pagi. Lebih syoknya lagi Bintang menemukan Farel dan Rima sedang berci.uman.
"Huaaaa .... kau jahat, Rel. Kau jahat! Padahal kau sudah mengatakan tidak akan menyakitiku. Kau bohong, kau pembohong!" Bintang menumpahkan tangisnya dengan berbagai makian untuk Farel. Rasa-rasanya Bintang ingin menenggelamkan Farel ke dalam selokan sekolah agar dia ma.ti disana.
Teng teng teng
Bel tanda masuk sekolah terdengar, Bintang segera membasuh wajah dengan air. Setelahnya dia menuju kelasnya dikelas 12 A.
"Bin, kau darimana saja? Aku mencarimu tauk!" tanya Gisel saat Bintang sampai dikelas. Gisel teman sebangku Bintang.
"Dari toilet." jawab Bintang dengan ekspresi datar.
"Toilet sebelah mana? Aku mencarimu disemua toilet juga tidak ada tuh. Kau bohong padaku ya? Ngaku deh," cecar Gisel, dia tidak percaya jika Bintang dari toilet. Secara dia juga mencarinya ke seluruh penjuru toilet.
Bintang mendesah sambil menatap depan kelas. Disana guru matematika sudah masuk. "Nanti aku ceritakan,"
"Tapi janji ya?" Gisel mengacungkan jari kelingkingnya didepan Bintang.
"Ck, iya-iya. Aku berjanji, sudah mirip bocil saja." Bintang membalas tautan kelingking Gisel. Lalu keduanya fokus dengan pelajaran.
...----------------...
"Hah-hah-hah ... mengapa kau mengajakku kesini? Mana nyeret-nyeret segala lagi. Sumpah, napasku seperti sudah ingin habis. Memang telingamu tidak mendengar suara bel?" Rey berkata dengan nafas tersengal.
"Aku diputusin Bintang,"
"WHAT ... !" Rey terpekik mendengar pengakuan Farel. "Kok bisa? Bukankah dia cinta mati padamu, Rel?" tanya Rey masih dengan napas tersengal, tetapi sudah jauh lebih baik.
"Aku ketahuan selingkuh dengan sahabatnya. Dan Bintang melihat aku sedang berciu.man dengan Rima dibelakang gudang sekolah tadi pagi." Farel mengakui lagi kesalahannya.
Jika dengan Rey, Farel tidak pernah menutupi apapun tentangnya dan Rey pun sama, mereka berdua selalu terbuka satu sama lain.
Rey menggeleng tak percaya. "Lagi pula kenapa kau harus selingkuh segala? Memangnya kau sudah tidak cinta lagi dengan Bintang? Menurutku Rima dan Bintang lebih cantik Bintang kemana-mana, Rel," kata Rey.
Farel merenungkan perkataan Rey. Dan setelah dipikir-pikir perkataan Rey ada benarnya. "Aku juga tidak tahu bisa mau-mau saja dengan Rima. Aku menyesal Rey, tolong bantu aku dong." pinta Farel pada Rey dengan tatapan memohon.
Rey menggaruk sisi kepala. Kali ini dia tidak bisa memberi solusi karena kasus perselingkuhan didalam suatu hubungan adalah tindakan yang sangat fatal.
"Maaf, Rel. Aku tidak bisa membantumu." kata Rey.
Farel menatap Rey dengan tatapan menghunus. "Kenapa?"
"Kau tinggal membayangkan saja. Jika Bintang yang berselingkuh dan ketahuan sedang berciu.man dengan sahabatmu, apa kau masih bisa memaafkannya?" kata Rey.
Tatapan menghunus Farel meredup, berganti dengan sorot sedih dan penuh penyesalan. Farel sungguh-sungguh tidak ingin putus dengan Bintang, Farel sangat mencintainya, Bintang adalah cinta pertamanya.
Farel mengepalkan kedua tangan. "Aku tidak mau tahu. Pokoknya kau harus membantuku!"
Rey mendesah dan hanya bisa pasrah. "Baiklah, terserah kau saja."
...----------------...
Mata pelajaran sudah selesai dan bel pulang sekolah terdengar nyaring. Semua murid-murid berhambur keluar dari kelas mereka masing-masing.
.
Termasuk Bintang, dia sedang berjalan bersama Gisel menuju tempat parkir sambil menceritakan kejadian dibelakang gudang sekolah saat tidak disengaja Bintang melihat Farel dan Rima melakukan hal tak senonoh.
Mendengar cerita Bintang, Giska menutup mulut tak percaya. Bagaimana mungkin Farel yang dulu menyatakan cinta pada Bintang didepan semua murid dengan kata-kata indah dan romantis kini justru mengkhianatinya.
Gisel sangat tidak percaya dengan itu semua. Gisel berharap telinganya hanya salah mendengar.
"Kau berkata apa tadi? Ya robb, itu tidak mungkin, Bin. Mungkin telingaku sudah kotor sehingga aku salah mendengar." seru Gisel sambil menggosok kedua telinganya.
"Kau tidak salah mendengar!"
Deg
Itu suara Farel. Bintang dan Gisel spontan menatap ke arah dia, dan benar saja, dia memang Farel dengan Rey yang mengekor dibelakangnya. Namun, Bintang segera membuang pandangan saat kedua mata bertemu pandang dengan Farel.
Bintang tidak ingin menatap wajah pengkhianat seperti Farel. Melihat wajahnya sama saja mengingatkan Bintang pada adegan di gudang tadi pagi.
"Sel, aku ingin berbicara dengan Bintang. Bisa kah kau pergi dulu dan menunggu di mobilmu," seru Farel dengan menatap Bintang penuh penyesalan.
"Tidak bisa!" seru Bintang. "Aku dan Gisel harus segera pulang. Ayo Sel," Bintang menggandeng lengan Gisel dan segera menuju mobil Gisel karena tadi pagi mereka berangkat bersama.
Bintang sengaja menghindari Farel dan tidak ingin berbicara lagi dengannya. Rasanya muak sekali melihat bibir Farel yang sudah ternoda oleh Rima.
Gisel paham akan keadaan hati Bintang. Secepatnya, Gisel melajukan mobil pergi meninggalkan sekolah.
Melihat mobil Gisel pergi dengan membawa Bintang di dalamnya, Farel mendesah frustasi. Dia benar-benar merasa terabaikan, semuanya terasa bertolak belaka, dulu Bintang yang selalu menghampirinya selalu manja dan perhatian padanya, lalu sekarang? Semua itu hilang karena kesalahannya.
"Arghhh!" Farel menendang angin, dia melampiaskan kekesalannya. "Bintang, tolong maafkan aku. Kumohon kembalilah,"
"Sabar, Rel." seru Rey, dia menepuk bahu Farel, memberinya kekuatan.
...----------------...
Di dalam mobil, Bintang menumpahkan tangis. Dadanya terasa sesak mengingat pengkhianatan Farel. Dia masih tidak percaya dengan apa yang tadi pagi dilihatnya.
Bayangan di saat Farel yang tersenyum manis padanya, menggenggam erat telapak tangannya, dan selalu pulang sekolah bersama. Semuanya justru semakin membuatnya tersakiti. Ternyata Farel juga melakukan hal tersebut dengan cewek lain, bahkan lebih jauh.
Tiiiiiiinnnnnn
Gubrak
"Astaghfirullah, Bin! Aku menabrak orang!" Gisel memekik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mommy Ana
Gitu ya kalau orang selingkuh, bilang khilaf.Aku mampir ya kak.
2025-06-02
1
Miu Nih.
aku bantu like and subcribe...
maaf dk bisa kasih gift 🤭 krna aku missqueen point, hehe...
2025-05-29
0
Mommy Ana
Cinta mati,omon kosong itu mah
2025-06-02
1