Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan Iblis
Stella terbang sangat tinggi, hingga tak tercapai lagi oleh iblis kurcaci.
ARGHHHHH
"Ayo kembali serang. Masa kalian kalah dengan anak ini! " Raja iblis terlihat marah. Tanduknya menjadi keluar Duri berwarna perak.
ARGHHHHHH
"Tangkap dia sampai dapat!!! "
SREKKKK....
Clarskkk
Darah mengalir tepat mengenai tulang belikat sebelah kiri Raja Iblis.
ARGHHHHHHH
"Berani-berani nya kau!!!!? "
Raja Iblis berlari dengan cepat, hingga tiba di depan Kick.
BUMMMMMM
Telapak tangan itu menghantam rahang Kick.
"AWWWWW! " Kick sedikit mundur. Beruntung telapak sepatu menghentikan.
Kick merasakan sedikit nyilu, namun dia harus bisa saat ini.
Saat Raja Iblis berbalik dan mengejar Stella. Sebuah panah kembali bersarang.
CLARSKKKK
"Tepat sasaran! "
Panah bersarang di dada kanannya. Raja Iblis tampak tidak kuat lagi.
"Ayo, mundur!!!! "
"SEMUANYA MUNDUR!!!! "
Semua Iblis di ruangan itu seketika mundur.
SRINGGGG
Dalam sekali kedip, mereka menghilang.
"Wow, mereka langsung hilang, Tabib! " Kick terkesima.
"Mereka jelas memahami sihir. Sejak dulu sudah bersekutu dengan manusia. Pasti kekuatannya sangat besar. "
"Wah, begitu rupanya. "
Stella dan Lucy meninggalkan mereka. Biksu Chou lebih dahulu pergi dibanding Kick dan Tabib Zhu.
"Kau mau ke mana? " Tanya Biksu Chou.
"Ayo, kemari! " Lucy memanggil Biksu dengan cepat.
Mereka memasuki sebuah perpustakaan kerajaan yang besar. Di dalam nya terdapat banyak sekali buku.
Rak-rak buku memenuhi ruangan. Rak yang tersusun sangat rapi. Terlihat sedikit kelam, namun debu-debu beterbangan.
Sumber : Google
Mereka mencari sumber penerangan. Lalu menemukan korek api yang bisa digunakan.
Lucy pergi ke bagian kanan, sementara Stella pergi ke bagian kiri. Tabib dan Biksu Chou mencari menggunakan tangga, mencari buku di bagian atas.
Kick ikut mencari. Dia membantu Lucy menemukan apa yang dia cari.
Setelah sekian lama, belum juga ada tanda-tanda menemui buku yang dia cari.
"Kau mencari buku apa? " Tanya Kick. Keringatnya sudah hampir menggenang di alis mata.
"Aku mencari sebuah buku yang merupakan sejarah dari kerajaan ini! "
Kick mengangguk, semua yang mendengar mengangguk.
Mereka melanjutkan pencarian. Salah satu dari mereka menemukan 'Rahasia Kerajaan'
"Aku menemukannya! " Biksu Chou berkata sedikit berteriak.
Lucy bergegas melihat buku itu, buku yang bersampul merah. Tulisan 'Rahasia Kerajaan' menjadi judulnya.
Lucy duduk dan semua orang memandangi buku yang tebalnya hampir sama dengan yang sering dia baca.
Sejarah Pertikaian Kerajaan Hua dan Kerajaan Dong. Dua Kerajaan yang kemudian kedua anaknya yang saling jatuh cinta. Kedua negara menentang pernikahan mereka.
Diam-diam saat purnama bersinar, mereka melarikan diri. Sayangnya, saat mereka sampai di hutan. Mereka harus rela berpisah. Pasukan bersenjata mencari mereka dan menangkap mereka.
"TIDAKKKKK! "
"TIDAKKKKK! "
"Jangan pisahkan kami!!!"
Akhirnya perpisahan itu ternyata merupakan petaka yang baru saja dimulai.
Putra Hua dan Putri Dong jatuh sakit. Dua minggu lamanya sakit mereka tak kunjung sembuh.
Lalu dengan kesadaran penuh, kedua Raja bertemu. Untuk pertama kalinya mereka bertatap muka. Setelah hampir 15 tahun lamanya diliputi rasa iri dan benci.
"Bagaimana, apa kau setuju menikahkan anakmu? "
"Baiklah! Besok kita mulai acara selama 7 hari terturut-turut. "
Mereka saling membungkuk. Meninggalkan ruangan.
Setelah mendengar bahwa ayah mereka menyetujui dan mengizinkan mereka menikah. Putri Dong dan Putra Hua mendadak sembuh. Sebuah keajaiban.
Pesta selama 7 hari pun digelar dengan sangat meriah. Tamu undangan yang terdiri rakyat sangat senang, selama 7 hari itu Kerajaan Dong memberikan makan pagi, siang dan malam secara gratis.
PLAKKK
Halaman sampul tertutup. Lucy tersenyum dan memilih melanjutkan ceritanya nanti.
Semua orang sedang mencari buku yang bisa dipakai sebagai Informasi.
Uniknya, meski Kerajaan ini sudah hilang selama bertahun-tahun, namun isi dari ruang perpustakaan ini yang tidak pernah berantakan. Semua buku tampak rapi, meski debu dan jelaga sudah bersarang di setiap buku.
Stella menemukan Sejarah kelam Sungai Han dan Sungai Yang. Dia membungkus buku itu.
Kick menemukan buku tentang teknik kungfu dan dunia ninja yang sudah ada sejak dahulu.
Tabib Zhu menemukan beberapa buku obat-obatan herbal yang sangat dia butuhkan.
Sementara Biksu Chou menemukan mantra agar diri relaks selama meditasi.
...****************...
Lucy menatap Kerajaan Dong yang merupakan nama ibunya. Dia sangat sadar, bahwa inilah tempat dia dilahirkan, dibesarkan. Ada bekas masa lalu yang tidak bisa dihilangkan.
"Tak mungkin aku bisa melupakan tempat ku ini! " Lucy menangis.
Kick yang menatap Kerajaan yang sudah separuh yang runtuh dengan perasaan kacau. Hatinya mencelos. Butir-butir cairan bening mengalir. Dia tak kuat lagi. Kick berpaling dan menangis.
Stella yang melihat pemandangan ini menjadi ikut bersedih. Bagaimana pun kehidupan dahulu jelas sangat tenang dan damai, walaupun untuknya tidak ada ketenangan di dunia ini. Apalagi saat Bibi nya harus meninggalkannya seorang diri.
...****************...
Mereka menuju ruang bawah tanah. Sesekali bersin, karena tidak tahan debu atau barangkali alergi debu.
Kick mengenali sebuah lencana yang sudah buram karena lekang oleh waktu.
Lencana dari emas dengan ukiran seperti gandum yang melambangkan pengawal setia Raja dan Ratu.
"Hikksss ...."
Lucy memeluknya. Kick hanya menunduk menempelkan wajahnya pada pundak Lucy.
"Ini terlalu pahit! "
"Aku tau. Bukan hanya aku yang berduka, tapi kau juga! "
Seketika Kick mengeratkan pelukan itu. Dia menghirup aroma tubuh Lucy yang membuatnya rileks kembali.
Mereka berjalan lagi menuju tempat di mana para Iblis itu datang.
Retakan tanah terlihat. Ada bolong yang sudah terisi dengan tanah. Sedikitnya ada bercak darah yang mengering.
"Ternyata masih baru! " Tabib Zhu menyentuh darah kental.
"Kita harus pergi dari sini. Dari dunia ini. Dunia ini tidak aman untuk kita. " Ucap Lucy.
"Tapi di mana kita bisa mengetahui pintu portal? " Tanya Stella.
"Aku juga belum menemukannya. " Lucy seketika melemas.
Hari mulai senja. Mereka bergegas menuju perkampungan.
Sore begini tidak ada lagi yang beraktifitas. Kampung ini sangat sepi, hanya ada kabut yang memenuhinya.
Saat mereka memasuki kampung ini, terdapat pos jaga. Seperti pondokan yang dibuat untuk menjaga kampung agar tetap aman dan damai. Biasanya dibangun karena untuk mengantisipasi adanya perampokan dan peperangan.
"Sepi sekali. " Celetuk Stella.
"Sttttt, kita harus menjaga lisan kita ketika berada di kawasan orang lain. " Kick mengingatkan.
Namun, tempat itu sangat lah sepi. Tidak ada satupun rumah yang punya lampu.
Kick berinisiatif membuat api unggun, dibantu oleh Tabib dan Biksu.
Stella dan Lucy terus bertelepati. Merasakan ada yang tidak beres dengan kampung ini.
Hanya bulan yang menemani mereka. Kunang-kunang pun tidak dapat menemui.
Api unggun telah hidup. Kick dan Tabib Zhu duduk di bawah, beralaskan sebuah daun yang sudah layu.
"Ada yang aneh! " Ucap Kick dengan lirih.
"Aku juga merasakan hal yang sama. "
"Berdoa saja hingga esok tiba, tidak ada hal yang mengancam kita. " Tabib Zhu melihat ke arah Stella dan Lucy. Ada rasa khawatir menyelimuti.