NovelToon NovelToon
Perpisahan Kedua

Perpisahan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Mafia / Balas Dendam / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sisca Nasty

Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.

Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?

"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 28

Helena melompat ke dalam laut. Strike dan Jason sama-sama berteriak. Dua pria itu juga melompat ke laut untuk menyelamatkan nyawa Helena. Mereka tidak mau sampai terjadi sesuatu terhadap Helena.

Ombak di laut membuat tubuh Helena terombang-ambing. Dia berusaha bernapas dan bertahan. Helena sendiri juga kaget saat tiba-tiba saja tubuhnya sudah ada di dalam lautan.

"Jason!" teriak Helena. Tubuhnya kembali tenggelam. Ombak yang besar menggulung tubuh Helena hingga ke tengah lautan. Lebih jauh lagi dari tebing.

Strike memandang ke depan. Dia bisa melihat Helena. Dengan cepat berenang untuk menolongnya. Namun ombak kembali menerpa wajahnya.

"Helena!" teriak Jason. Dia mencari ke segala arah. Namun tidak berhasil menemukan Helena lagi. Jason masuk ke dalam laut. Dia akan mencarinya di sana. Helena pasti sudah tenggelam karena kehabisan napas. Pria itu berenang di dalam laut. Mencari ke sana kemari hingga akhirnya dia melihat Helena sudah memejamkan mata.

Jason sedikit lega karena berhasil menemukan Helena. Dia berenang mendekati Helena dan memeluknya. Memberinya napas buatan sebelum membawanya ke permukaan.

Strike melihat Jason dan segera menghampirinya. Mereka berdua sama-sama membawa Helena ke tepian. Cukup jauh karena memang tebing itu sangat tinggi. Hanya ada tebing yang ada di sekitar sana.

"Helena, aku sudah bilang jangan lompat!" umpat Jason marah.

Dia segera menggendong Helena. Membawanya ke tempat yang kering. Beruntung mereka menemukan pesisir pantai yang memang tidak terlalu luas. Namun tempat itu bisa dijadikan sebagai tempat untuk berlindung dari ombak yang begitu dahsyat.

"Helena, kau harus bertahan." Jason memandang Helena dengan wajah takut. "Nona, kenapa anda melompat." Strike tidak mau jika Helena sampai menyusul Aberzio. Pria itu juga sangat frustasi saat ini. Dia memegang tangan Helena. Mengusap tangannya agar tidak kedinginan.

"Helena, bangun! Helena." Jason menekan dada Helena. Memberinya napas buatan dengan wajah yang begitu panik dan ketakutan. "Helena, bangun. Kau tidak boleh mati. Helena!" teriak Jason.

Helena terbatuk dan mengeluarkan banyak air dari mulutnya. kembali bernapas lega. Begitu juga dengan Jason. Dua pria itu saling memandang. Mereka sama-sama memandang Helena lagi setelahnya.

"Apa yang kau lakukan, Helena? Kau bunuh diri? Lagi!" tanya Jason dengan lembut. "Jangan seperti itu, Helena. Bunuh diri tidak menyelesaikan masalah."

"Aku melihat Aberzio. Dia dia ...." Helena kebingungan memandang keadaan sekitar.

Jason memandang Helena dan menariknya ke dalam pelukan. "Jangan lakukan hal bodoh seperti itu Helena. Aberzio juga pasti akan marah jika melihatmu seperti ini."

Strike memejamkan matanya dengan tangan terkepal kuat. Dia ingin marah melihat Jason memeluk Helena dengan begitu bebasnya. Hanya Aberzio yang boleh seperti itu. Tapi, apa yang akan terjadi jika tadi Helena sampai tidak selamat? Kini Strike benar-benar dilema.

"Aku tidak mau mati. Aku mengejar Aberzio. Dia di sana. Dia membutuhkan pertolonganku," sahut Helena membela diri.

Jason memejamkan mata dan meneteskan air mata. Pelukannya semakin erat. Dia takut jika Helena benar-benar depresi. Wanita itu bisa mencelakai dirinya sendiri nanti.

"Jangan menakutiku, Helena. Aberzio tidak ada di sini. Hanya ada aku dan Strike."

Helena terdiam. Wanita itu melamun dengan tatapan kosong. Sedetik setelahnya buliran air mata mulai menetes membasahi pipi. Sulit sekali menerima kenyataan kalau Aberzio telah tiada. Sudah hampir dua minggu berlalu dan Aberzio tidak juga kembali. Apa mungkin dia benar-benar tewas?

"Honey.... " Helena tidak sadarkan diri setelahnya.

Jason dan Strike saling memandang. Melihat Helena pingsan membuat mereka benar-benar frustasi. Bahkan sekarang mereka berdua sendiri tidak tahu kemana jalan keluarnya.

"Kali ini kau tidak memiliki pilihan lain. Kita harus bekerja sama, Strike," ledek Jason.

Strike memandang Helena dan mengusap lagi telapak tangan wanita itu agar tidak kedinginan.

"Percuma. Dia sudah pingsan. Sebelum gelap kita harus ada di atas." Jason memandang tebing yang kini tidak jauh dari posisi mereka berada.

Strike kini ikut memandang. "Apa kita punya tali?"

"Tidak ada alat apapun," sahut Jason.

Strike mendengus kesal. "Aku akan naik sendirian. Tolong jaga Nona Helena. Aku akan segera kembali."

Strike berlari ke tebing. Pria itu mengeluarkan belatihnya dan mulai memanjat. Strike akan memikirkan caranya membawa Helena setelah dia berhasil menemukan tali di atas.

Jason kembali memandang Helena. Pria itu mengusap pipi Helena. "Kau tidak memikirkan anak di dalam kandunganmu, Helena? Apa dia baik-baik saja?" Jason kembali memeluk Helena. "Apa seperti ini hangat? Aku tidak mau kau kedinginan."

***

Langit sudah berubah gelap. Malam yang dingin kini menyelimuti tebing yang menjulang tinggi. Jason mulai gelisah. Kenapa Strike tidak juga kembali. Apa terjadi sesuatu pada pria itu?

Helena membuka matanya perlahan. Alisnya saling bertaut melihat Jason kini memeluknya. Dengan cepat Helena menjauh. Dia bahkan masih belum sadar ada dimana sekarang. Hanya cahaya rembulan satu-satunya cahaya yang menyinari mereka saat ini.

"Kau sudah bangun, Helena." Jason masih memandang wajah Helena. Memastikan dia baik-baik saja. "Apa ada yang sakit?"

Helena menggeleng. Dia kembali ingat kejadian sebelum pingsan. Napasnya terasa sesak. Kepalanya juga sakit. Tubuhnya terombang-ambing di lautan.

"Maafkan aku. Apa aku menyusahkanmu, Jason?"

Jason mengusap pipi Helena dan menggeleng. "Aku mengkhawatirkan anakmu, Helena."

Helena memegang perutnya. Wajahnya kembali bersedih. "Kita ada dimana?"

"Di bawah. Jalan keluarnya di atas sana. Strike seharusnya sudah kembali. Tapi sampai sekarang dia belum muncul juga."

Helena memandang tebing yang di tunjuk oleh Jason. Seumur hidupnya dia belum pernah bermain dengan tebing. Bahkan tidak tahu trik memanjatnya bagaimana. Tapi, menunggu seperti ini juga tidak akan membuahkan hasil apapun. Yang ada mereka akan kedinginan. Bisa terkena hipotermia juga.

"Helena.... "

Helena mengangkat kepalanya perlahan dan memandang Jason. "Ada apa?"

"Kau .... " Jason tidak tega untuk membahas Aberzio di saat seperti ini. "Kemarilah. Kau bisa kedinginan." Jason segera memeluk Helena. Mengusap punggung wanita itu.

Helena hanya diam saja. Dia memejamkan matanya. Berusaha menahan kesedihannya. "Jason, aku butuh Aberzio."

Jason diam sejenak. "Kemana aku harus mencarinya, Helena?"

"Aku takut. Jika nanti dia kembali muncul dan dia sudah melupakanku." Wajah Helena berubah sedih.

Jason tertawa kecil mendengarnya. "Aku akan membantumu untuk membuatnya ingat padamu lagi, Helena. Strike juga pasti akan membantumu. Tenang saja. Kita tangkap dia dan kita kurung. Bagaimana? Di dalam kau bisa menggodanya. Dia tidak akan bisa menahan dirinya."

Helena mulai bisa tersenyum. Dia mendongak dan menatap wajah Jason. "Apa seperti ini yang dirasakan Aberzio? Saat aku dinyatakan tewas."

"Aku tidak tahu. Karena aku tidak pernah ada diposisinya. Tapi kejadian ini mengingatkanku pada mama. Waktu papa dinyatakan tewas, mama kehilangan semangat hidupnya. Aku tidak mau kau seperti mama, Helena."

Helena hanya diam saja. Dia memandang ke lautan. Terlihat begitu menghanyutkan saat dilihat pada malam hari seperti ini. Suara yang terdengar hanya suara ombak yang menerpa baru karang. Udara semakin dingin.

Terdengar suara tembakan. Begitu banyak sampai tidak terhitung jumlahnya. Jason segera melepas tubuh Helena. Dia berdiri dan memandang khawatir ke arah tebing. "Strike."

Helena juga segera berdiri. "Jason, kita harus segera ke atas."

"Kau bisa memanjat Helena? Resikonya begitu besar karena kita tidak memiliki tali."

Helena mengusap perutnya. "Aku bisa."

Jason mengangguk. Dia percaya sama Helena. "Ikuti aku. Lakukan sesuai dengan apa yang aku kerjakan. Pijak bagian yang aku tunjuk. Apa kau mengerti?"

Helena mengangguk. Jason segera menggenggam tangannya dan membawanya berlari ke tebing. Pria itu mendongak ke atas. Dia mencari bagian mana yang bisa dipanjat.

"Dari sini Helena."

Helena mengatur napasnya sebelum memanjat. Wanita itu berusaha kuat dan menyeimbangkan tubuhnya agar tidak sampai terjatuh. Perlahan tapi pasti Helena memanjat tebing setinggi puluhan kilometer tersebut.

"Helena, hati-hati. Semakin ke atas semakin licin." Jason begitu tidak tenang saat ini. Dia terus saja memperhatikan setiap pergerakan Helena.

"Tuan!"

Jason dan Helena memandang ke atas. Ben muncul di permukaan tebing. Pria itu mengulurkan tali ke bawah. Jason tersenyum melihat Ben muncul. Dia segera menggapai tali tersebut dan mengikatnya pada tubuh Helena. Sekarang wanita itu sudah aman.

Helena memandang wajah Jason sejenak sebelum fokus ke atas. Menjejaki tebing perlahan dan sangat hati-hati.

"Perlahan, Nona," ucap Ben khawatir.

Helena mengatur napasnya lagi. Dia mulai kelelahan. Ternyata tebing itu menjadi sangat tinggi setelah dipanjat. Helena memandang ke bawah. Dia mungkin akan mati jika sampai terjatuh ke bawah.

"Oh, Shit!"

"Jason!" teriak Helena khawatir.

Jason berhasil berpegangan saat tebing yang dia pijak longsor. Batu itu terjatuh ke bawah.

Ben mengulurkan tangannya. "Nona, pegang tangan saya."

Helena memegang tangan Ben. Wanita itu berhasil memanjat dengan selamat. Dia segera memandang ke bawah. Memastikan Jason juga naik dengan selamat.

"Jason, hati-hati," teriak Helena.

Ben melirik ke arah Helena. Apa dia tidak salah dengar? Helena mengkhawatirkan Jason?

Jason berhasil. Kini pria itu berdiri di depan Helena. Tersenyum meledek setelahnya. "Mengkhawatirkan saya, Nona?"

Dengan dada turun naik Helena memandang Jason. Wanita itu berhambur ke dalam pelukan Jason setelahnya. "Terima kasih karena sudah melindungiku. Tapi setelah detik ini, lupakan aku."

Jason mengernyitkan dahinya. Melepas pelukan Helena. Meletakkan kedua tangannya di kedua telinga Helena. "Apa maksudmu?"

"Aku akan berjuang bersama Strike. Jason, kembalilah ke Sisilia. ROC Group membutuhkanmu."

Jason tersenyum pahit mendengarnya. "Kau tidak mau aku membantumu?"

Helena menggeleng. "Maafkan aku."

Helena segera melangkah pergi. Dia bisa melihat Strike sudah menunggunya di kejahuan sana. Jason mengepal kuat tangannya. Bukan hanya Strike saja. Bahkan Helena sendiri tidak mau meminta bantuannya.

"Tuan, kita pulang sekarang?"

"Nggak akan!" sahut Jason kesal. Pria itu berlari mengejar Helena setelahnya. "Helena, tunggu."

Strike segera memegang tangan Helena. Menyembunyikan wanita itu di belakang tubuhnya agar tidak tersentuh oleh Jason lagi.

"Penjelasan Nona Helena sudah cukup jelas, Tuan. Permisi!"

Strike segera menarik tangan Helena. Membawanya pergi meninggalkan hutan. Mobil jemputan juga sudah segera tiba. Mereka akan berangkat ke bandara malam ini juga.

Ben berdiri di samping Jason. "Mereka menolak anda, Tuan. Anda masih mau mengemis? Tuan, harga diri anda."

Jason memalingkan wajahnya. Dia begitu kecewa karena tidak dilibatkan dalam pertarungan besar ini. "Kita ke Roma sekarang. Aku tidak peduli. Mau di tolak berapa kalipun. Selama Helena belum pulang ke Rio, aku tidak akan pulang ke Sisilia."

Ben mendengus kesal memandang punggung Jason yang semakin menjauh. "Kenapa sekarang Tuan Jason jadi keras kepala seperti ini? Ketularan Nona Helena sepertinya."

1
🅰️Rion bee 🐝
wuaduh ada apa gerangan orang kepercayaan robert berani datang untuk bertemu helena dikandang aberzio?! mungkinkah mo menyerahkan seluruh harta n kekuasaanya robert🤔
🅰️Rion bee 🐝
nah setelah kemarin udah yg tegang tegang sekarang tinggal yg uwu uwu walo barang bentar😉 dan tinggalah strike yg lemes ngadepin mereka yg gak tau tempat🤣🤣sabar strike sabaarrr..
🅰️Rion bee 🐝
syukurlah kalian semua selamat,tapi ingat musuh kalian masih banyak jan lengah jan berpuas diri slalu waspada itu harus n wajib
🅰️Rion bee 🐝: iya yah capek waktunya pemulihan juga waktunya manjain debaynya cian masih orok dah diajak beraksi extrim😄
Sisca Nasty: Tapi sekarang istirahat dulu😄
total 2 replies
TiniE's AcHmaD💏
muncul lagi musuh yg mau menghancurkan mereka🥱 tp emang bgtulah hidup selalu ada tantangannya....
Sisca Nasty: Masih Bab 44 kak. Terlalu dini untuk tamat🤣
total 1 replies
🅰️Rion bee 🐝
nerbener jalang betina licik😡ngerasa nyawa diujung tanduk sedia bom ditubuhnya biar kalo mati gak mati sendirian gitu?! gak segampang itulah..
Anisa
Thor, mereka baru jumpa. baru pelukan. Yaela.
TiniE's AcHmaD💏
jangan bilang endingnya aberzio n helena juga mati dlm ledakan😭😭😭
Atun Atun
Oalah ternyata Robert orang masa lalu yg slalu melindungi Helena dan claus pria jalana d bab sebelumnya d critain meskipun aku kaya apa kamu tidak mau menikah dengan ku ternyata polisi, mungkin lagi menyamar untuk menangkap kriminal dan buronan y, semoga aja claus masih hidup nyata nya aberzio meskipun meledak dan terbakar juga msh hidup kemungkinan besar claus juga msh hidup dan posisi nya dlm keadaan kritis, ternyata benar bakalan mati d tangan Helena seperti perkataan nya dan bakal menangisi kematian Robert, tinggal Clara bagaimana siapa yg bakal berhasil memunuh nya apa Helena atau strik sperti janjinya membunuh anak buah Robert dan akan mengejar Clara...? kemungkinan besar Helena dan strik yg bakalan menang banyak menyiksa Clara deh
TiniE's AcHmaD💏
mengandung bawang banget kisah hrlens dan robert ...robert benar² mati ditangan wanita yg dicintainya 😭😭😭
TiniE's AcHmaD💏
Ben😭😭😭
🅰️Rion bee 🐝
huufft setelah sekian lama dilanda lemas cemas dan was was akhirnya semangat lagi setelah kemunculanmu aberzio..
Atun Atun
akhirnya kembaran nya yg manusia beracun sudah mati tinggal menunggu Robert bagaimana sekuat apa dan sehebat apa yg katanya banyak anak buah banyak sekutunya apa masih selamat dari cengkraman aberzio dan Jason, selamat Clara menunggu giliran mu d jemput azalnya,siksa sampai kapok strik jangan langsung d bunuh tp sedikit sedikit biar merasakan sakitnya seperti apa,biar minta secepatnya d bunuh tp msh d siksa biar tau rasa
Atun Atun
akhirnya msh sehat g ilang ingatan
TiniE's AcHmaD💏
strike tampak gak kaget berati strike tau klo aberzio masih hidup
kenapa harus dirahasiakan dr helena
TiniE's AcHmaD💏
semoga beshasil tim JESTRIK
TiniE's AcHmaD💏
masih dibawa jason drpd sama robert pasti dipaksa melayaninya
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
🅰️Rion bee 🐝
penantianmu belum seberapa dg aberzio yg menantimu selama itu helena..
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
TiniE's AcHmaD💏
surprise.........!!!!
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
TiniE's AcHmaD💏
apa yg km rencanakan helena....disaat semua pelindungmu terkalahkan
jeson ben kalian dimana😭
TiniE's AcHmaD💏
blm juga sampe rio n diberi kejutan dr strike....mlh dah pulang selamanya cindy....😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!