bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 28
Setelah kepergian Axel,Angga merenung sendirian di dalam ruangan itu,Angga mengingat jelas kata-kata Axel tadi.
"Suruh David ke ruanganku,dan kirimkan semua identitas para tahanan" perintah Angga pada asistennya.
Sedangkan Axel,dia sudah masuk ke dalam mobil duluan,dia tidak menunggu Samuel dan Axel.
Saat sedang menunggu,tiba-tiba ponsel milik Samuel berdering.
"Baik tuan" jawab Samuel singkat.
"Nona,tuan menyuruh kita untuk kembali ke mobil" kata Samuel memberitahu perintah Axel.
"Apa,kita mau kemana,kan kita baru sampai" kata Ananda sambil berjalan mengejar langkah Samuel yang sudah langsung pergi.
Sesampainya di mobil,Ananda langsung memperlihatkan wajah kesalnya.
"Kita mau kemana" tanya Ananda pada Axel.
"Pulang"jawab Axel singkat,sambil matanya tertutup.
"Terus,apa tujuan kita datang ke sini,kalau memang kau tidak bisa membantu langsung katakan dari awal,jangan membuat aku seperti orang bodoh yang berharap bantuanmu" kata Ananda kesal.
"Tunggu saja,jangan lakukan apapun,serahkan semua ini padaku" kata Axel santai.
"Aku akan cari cara sendiri,aku tidak butuh bantuan darimu" kata Ananda kesal.
Sedangkan di sebuah ruangan,Angga dan David sedang terlibat perbincangan yang sangat serius.
"Apakah kau sudah mengerjakan pekerjaanmu sesuai dengan yang sudah ku perintahkan" tanya Angga pada David.
"Sudah tuan,apa ada yang menggangu anda" tanya David bingung.
"Coba lihat ini" kata Angga David sambil menunjukkan layar laptop pada David.
Saat David melihat layar laptop itu,ada sedikit ketakutan di dalam dirinya,keringat langsung bercucur dari dahinya.
"Jelaskan" kata Angga pada David.
"Maafkan saya tuan,saya lalai dalam melakukan pekerjaan saya" kata David ketakutan.
Saat David sedang menunduk sambil menutup matanya,tiba-tiba kepalanya serasa terlepas dari lehernya,Angga menendang kepala bagian samping dari David.
"Katakan" kata Angga lagi.
"Ini perintah tuan Dika tuan" kata David memberitahukan dalang dari ini semua.
"Kembali" kata Angga geram.
Sedangkan di sebuah tempat,Olivia sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Tiba-tiba ada beberapa pria berbaju hitam datang ke kantor milik Olivia.
"Apakah anda pernah melihat wanita ini di sekitaran sini" tanya salah seorang dari antara pria itu pada Olivia.
Olivia melihat Poto yang di sodorkan,matannya langsung melebar,tapi cepat-cepat dia ubah ekspresinya jadi biasa-biasa saja.
"Tidak"kata Olivia singkat.
"Baiklah,maaf menganggu waktu anda" kata pria tersebut dan langsung pergi dari sana.
Saat melihat para pria itu pergi,Olivia melihat mereka dengan seksama.
Olivia langsung buru-buru masuk ke dalam dan menelpon seseorang.
"Bagaimana ini,mereka sudah datang ke tempat ini" kata Olivia pada orang yang di telpon.
"Benarkah,apakah mereka melihatmu" tanya wanita itu.
"Tidak" jawab Olivia singkat.
"Baguslah,berarti penyamaran kita berhasil,tetap berhati-hati,karena mereka pasti sudah melacak keberadaan mu,jangan lalai" kata orang di sebrang sana.
"Jangan khawatir madam,aku akan mengurusnya" kata Olivia.
Di sebuah ruangan yang terlihat besar dan bersih,seorang pria paruh baya sedang menatap menatap keramaian kota dari jendela kantornya.
"Tuan Axel sudah kembali tuan,ada kabar bahwa tuan Angga sedang berada di negara ini" kata bawahan dari pria paruh baya itu.
"Baiklah,tetap awasi pergerakan pria itu,jangan biarkan dia mengagalkan rencanaku" kata pria paruh baya itu.
"Baik tuan" jawab asisten pria itu patuh.
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu,akhirnya ananda sudah berada di dalam rumahnya.
Ananda dari tadi sedang sibuk mencari cara agar bisa membongkar apa yang terjadi di tempat itu.
Saat Ananda sedang berpikir keras,tiba-tiba ponsel Ananda berdering,hal itu membuat Ananda terkejut setengah mati.
"Membuat kaget saja,siapa sih yang menelpon malam-malam begini" kata Ananda kesal.
"Apa"kata Ananda dengan suara yang tidak ramah.
"Apakah kau sudah di rumah" kata Axel.
"Menurutmu" tanya Ananda kesal.
"Ingat pesanku tadi,jangan lakukan apapun,serahkan saja padaku,aku yang akan mengurus semua nya" kata Axel pada Ananda.
"Apakah kau menelpon ku hanya ingin mengatakan hal itu" tanya Ananda kesal.
"Iya" jawab Axel singkat.
"Lebih baik kau telpon pacarmu,tanya dia apakah dia bahagia memiliki kekasih seperti dirimu" kata Ananda makin kesal.
"Ingatlah pesanku,jangan mengacaukan apa yang sudah aku rencanakan" kata Axel memperingati.
"Baiklah,aku tutup telpon nya yah" kata Ananda yang langsung menutup sambungan telponnya.
"Kurasa dia tidak punya pacar deh,siapa wanita yang tahan hidup dengan dia" kata Ananda berbicara pada dirinya sendiri.
"Keesokan harinya,Ananda sedang mengendarai mobilnya untuk pergi ke kantor.
Sesampainya di kantor,Jeremy langsung menyerahkan hasil tugas para anak magang pada dirinya.
"Kemarin hanya ada dua orang,dia orang lagi katanya sudah pulang lebih dahulu" kata Jeremy memberitahu pada Ananda.
"Baiklah,terima kasih yah,nanti aku traktir" kata Ananda pada Jeremy.
"ITS oke" kata Jeremy.
"Tapi kemarin kamu dari mana" tanya Jeremy pelan-pelan,takut pertanyaannya menyinggung perasaan Ananda.
"Biasalah,ada urusan penting yang harus di urus" kata Ananda tidak mau terlalu jujur pada Jeremy.
"Kurasa kamu belum siap memberitahukan padaku,baiklah,kalau kau butuh teman curhat,aku siap mendengarkan ceritamu" kata Jeremy pada Ananda.
Ananda menatap Jeremy dengan tulus,kalau Ananda ingat Jeremy ini adalah temannya setelah Jessy,Ananda sangat ingat bagaimana dulu Jeremy bisa menjadi teman kompaknya.
Ananda yang tidak terlalu suka berteman,bahkan sampai sekarang,sudah lima tahunan Ananda bekerja di kantor kejaksaan pusat ini,Ananda hanya berteman baik dengan Jessy dan Jeremy.
Yang disukai Ananda dari Jeremy,karena dia pria dewasa dan mandiri,walaupun dia terlahir dari orang yang terpandang,dia tidak pernah semena-mena pada orang,Jeremy bukan tipikal orang yang suka pilih-pilih teman,dia berteman pada siapa pun.
"Kenapa kau menatap ku,jangan tatap aku begitu,aku takut kamu jatuh hati padaku,aku tidak sanggup menanggung beban itu" kata Jeremy bercanda.
"Kenapa kau tidak sanggup menanggung beban itu,apakah aku se jelek itu,sehingga kau malu mengakuinya" kata Ananda pura-pura kesal.
"hhhh aku hanya bercanda,jangan buat wajahmu seperti itu,aku tidak suka melihatnya" kata Jeremy,karena Ananda menekuk wajahnya.
"Nanti akan aku ceritakan" kata Ananda pada akhirnya.
"Baiklah,akan aku tunggu" kata Jeremy dan langsung keluar dari ruangan Ananda.
Saat Jeremy sudah keluar,Ananda memeriksa hasil kerja anak magang,Ananda memperhatikan hasil kerja mereka,tiba-tiba Ananda langsung darah tinggi melihat hasilnya.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys,jangan pernah bosan baca karya aku yah.
Jangan lupa like,komen dan subscribe yah guys😊
Happy reading All 💜