NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecemasan pak Hasan

             "apa? menikah?" Devan berucap dengan mulut ternganga tak percaya. "coba katakan sekali lagi." Kata Devan meminta intan untuk mengulangi kalimatnya.

               "oh, tidak tuan. Saya tidak tau, saya tidak ngomong." Intan tertunduk ketakutan. Ia baru sadar kalau ia telah keceplosan bicara.

                "Intan, ayo bicara. Sebenarnya ada apa ini?" Arumi ikut mendesak. Tatapan netranya melotot tajam, mengintimidasi Intan.

                     Intan ketakutan mendapat tatapan belati dari majikannya. Ia tertunduk dengan gemetar. "ampun, nyonya. Saya tidak tau apa apa. Yang saya tau, Fitri baru saja di bawa ke kampung halamannya untuk melakukan akad nikah bersama tuan Juragan."

                 "apa benar itu, Susan?" Arumi menatap Susan yang juga ikut tertunduk.

                 "iya, nyonya. Yang saya tau seperti itu." sahut Susan.

                  "Dimana Hera dan Tasya?" Arumi jadi keingat kedua adik madunya, berpikir apakah mereka berdua juga tidak tau apapun sama seperti dirinya.

                    "nyonya kedua dan nyonya ketiga sepertinya juga ikut bersama juragan." sahut Intan.

                  "mas Wira benar-benar keterlaluan." pekik Arumi dengan tangan terkepal.

                  "nenek, kita harus mencegah pernikahan itu, bagaimanapun caranya." kata Devan.

                    "tapi, nak. kita tidak tahu di mana alamat kampung halaman Fitri, yang tahu hanyalah kakekmu seorang, karena hanya dia yang membawa Fitri." kata Arumi.

                     Nenek dan cucunya itu tanpak diam, mereka memikirkan Bagaimana caranya bisa sampai ke kampung halaman Fitri, sementara mereka berdua tidak ada yang tahu Di mana alamat pastinya.

            "Intan, Susan, Apakah kalian tahu di mana alamat rumah Fitri?" tiba-tiba Arumi menatap kedua pembantu itu. Susan dan Intan menggeleng karena mereka memang tidak tahu.

                     "ya sudah, ayoo kita keluar, kita cari informasi kepada yang lain. Siapa tau salah satu mereka ada yang tau dimana alamat rumah Fitri."

Arumi membawa kursi roda Devan keluar untuk mencari tau dimana alamat rumah Fitri.

***

                  Di kampung halaman Fitri, bu Wati dan pak Hasan sedang di sawah, mereka bekerja memetik sayur untuk di jual di pasar besok. Fahri ikut membantu kedua orang tuanya karena terpaksa. Pemuda itu di desak oleh pak Hasan agar membantu pekerjaan mereka di sawah.

                "pak, uang 100 juta yang di janjikan juragan Wira buat bapak kemana sih? Fahri mau dong di bagi." tanya Fahri.

                Pak Hasan dan bu Wati terperanjat, ia dan istrinya sengaja menyembunyikan perihal uang 100 juta dari juragan Wira itu dari putranya, karena pak Hasan tau bagaimana watak dari Fahri kalau soal uang. "tau darimana kamu perihal uang itu?" pak Hasan balik bertanya, pasalnya waktu kejadian pengusiran mereka tidak ada Fahri saat itu.

                "gak penting aku tau darimana. yang penting jawab dulu, uang itu di mana? kenapa bapak dan ibu tidak membagikannya kepada Fahri. Bapak dan ibu kan tau, Fahri butuh uang untuk modal jualan online." desak Fahri.

                 "sudah, jangan banyak nanya, mending kamu rajin rajin kerja buat bantuin bapak, gak usah macem-macem nanyain uang yang gak halal itu." sahut pak Hasan.

                 "bapak kenapa sih, selalu pelit sama Fahri. Fahri anak bapak juga, kan?" sungut Fahri.

                 "sudahlah, nak. Uang dari juragan Wira itu uang haram. Itu bukan hak kita. Dia memberikannya dengan mengambil Fitri dari kita. Apa kamu tega mengambil uang itu? Sebisanya bapak akan mengumpulkan uang banyak untuk melunasi hutang hutang itu, bapak ingin Fitri kembali pada kita." Sahut pak Hasan.

                 "sudahlah, pak. Fahri yakin Fitri akan baik baik saja. Dan jika...." Fahri belum melanjutkan perkataannya tiba-tiba pak Tino tetangga dekat pak Hasan datang dengan tergesa-gesa serta berteriak-teriak. "pak Hasan, bu Wati...!!"

                Pak Hasan, bu Wati dan Fahri sontak mereka semua menoleh.

                 "pak Hasan, bu Wati!" nafas Pak Tino tersengal sengal saat iya sudah sampai di tempat pak Hasan.

                 "pak Tino, ada apa, pak?" tanya pak Hasan. Sejenak ia menghentikan aktivitasnya yang sedang memetik tomat.

                "itu, pak. Di rumah pak Hasan ada 3 mobil datang. Sepertinya juragan Wira dan Fitri datang." sahut pak Tino.

               "nah, itu benar bukan. Juragan Wira dan Fitri pasti akan meminta restu dari bapak. Ayok, pak buruan kita pulang." sahut Fahri tampak senang.

              "husstt... ngomong apa kamu toh, le. Jangan sembarangan kalau ngomong." tepis bu Wati.

               "tapi, itu pasti benar, bu. Untuk apa lagi juragan Wira datang kalau bukan untuk meminta restu bapak?" Fahri semakin kegirangan, iya sangat yakin dengan dugaannya. Andai dugaannya benar, maka ia akan mendapatkan banyak keuntungan dari hubungan itu.

               "Ayoo, pak Hasan. Pak Hasan harus segera pulang, atau juragan Wira akan marah." ucap pak Tino.

                     "iya, pak. Kami akan segera pulang." sahut pak Hasan.

               Pak Tino pun berlalu, Pak Hasan dan bu Wati segera membereskan sayuran-sayuran yang baru saja ia petik. "Ayo Fahri, bantuin bapak untuk angkat semua sayur tomat ini." minta pak Hasan.

                 Dengan bersemangat, Fahri segera memasukkan tomat tomat yang sudah di petik ke dalam karung. Ia tampaknya ingin segera pulang dan menemui juragan Wira. Dalam angannya, juragan Wira yang tajir melintir, banyak uang jutaan akan dapat memenuhi segala keinginannya. Bahkan tanpa sadar, Fahri senyum senyum sendiri membayangkan moment ia memiliki uang yang banyak akan segera tercapai.

                 "Ayoo, bu! cepatlah sedikit." pak Hasan merasa cemas.

            "iya, pak. Ini sudah selesai." sahut bu Wati.

             Setelah selesai, ketiganya langsung meninggalkan sawah dan segera pulang.

            Dalam perjalanan pulang, setiap langkah yang menyertai pasutri itu tampak terasa berat, waktu yang bergulir terasa semakin lambat. Dalam hati kecil mereka seakan tak siap jika memang nantinya harus mendengar kabar putrinya akan di pinang juragan Wira.

                Tak lama setelah itu, mereka pun sudah sampai di halaman rumah. Tiga buah mobil mewah sudah berjejar di halaman rumah sederhana pak Hasan.

                Pak Hasan tampak cemas kala ia melihat juragan Wira sudah berdiri menyambutnya dengan tatapan tajam. sorot mata tuanya terlihat dingin menusuk jantung pak Hasan.

            "Selamat siang pak Hasan!!" sapa juragan Wira dengan tatapan dingin.

                 "Fitri?" Tatapan pak Hasan justru tertuju ke wajah fitri yang tertunduk lesu.

                "pak Hasan, apa kabar?" senyum sumringah terukir di wajah tua juragan Wira.

                "juragan, alhamdulilah, kami baik." sahut pak Hasan dengan suara getir.

                  Sementara Fahri langsung meletakkan karung karung sayuran di teras rumah, kemudian dia langsung duduk manis untuk menguping pembicaraan para orang tua. Sedangkan bu Wati langsung ke dapur untuk membuatkan minuman untuk tamunya.

                "Pak Hasan, kami datang kemari karena ada suatu hal penting yang harus anda tahu. Kami datang untuk meminta restu, aku dan Fitri akan segera melangsungkan pernikahan." kata juragan Wira dengan mantap.

Bagai di sambar petir, dunia pak Hasan seakan runtuh seketika, kala mendengar ucapan juragan Wira.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
pasti ketahuan Tasya kalau selingkuh mah😂
hasatsk
wow,Tasya mulai berani bermain di belakang Wira... provokatornya adiknya sendiri.... demi obsesi punya anak,🤣🤣
hasatsk
bibit pelakor muncul...
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
panas.... panas.... kipas mana Thor kasihan tuh si Angel kegerahan 😂😂
partini
kalian ga tau aja ulet bulu tuh punya seribu cara untuk memisahkan
dan dari seribu itu biasanya dan hasilnya ada yg mempan
hasatsk
bibit pelakor pernikahan Devan dan fitri muncul...
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
yg membuat Devan sama Fitri menikah itu othornya Angel kalau mau marah ya udah marahin aja penulisnya😂😂🏃🏃🏃
Arish_girl: waduh... kubur... 🤣🤣🤣
total 1 replies
partini
si angel ga bakal Nerima, siap siap Fitri badai rumah tangga segera di mulai
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
waaah ada yg cemburu nanti
hasatsk
akhirnya misi nenek Arumi berhasil...tinggal menungggu louncing Devan Junior....
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
berhasil nek obatnya mujarab 😂
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
😂😂😂😂
partini
berhasil nek you the best 👍👍👍
ga mau bayangin lah Thor
mantan playboy ga mantan teh celup kan Thor
Yani Aulia
nenek pintar bngt dah ...love nenek
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
pasti kelakuan nenek itu biar Fitri hamil beneran 😂
partini
nenek kamu 👍👍👍👍
is ok nek ga dosa 😁😁😁😁
mince
rumah juragan wira masak gak ada cctv biar lihat tuh kelakuan tasya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
punya istri 3 pusing kan juragan gimana mau nambah lagi😂😂😂
Galih Galvin
bagus Thor ceritanya
Galih Galvin
makanya jangan terlalu banyak istri pak tua jadi pusing sendiri kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!