Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Pecemburu.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Ameena sudah sadar," terang Leo sebelum istrinya bertanya.
Kini pasangan itu sedang duduk berdampingan di halaman belakang rumah sakit, Aurora yang sedari tadi menunduk lalu menoleh dan merentangkan tangannya. Sedang Leo yang melihat itu langsung mengernyitkan dahi.
"Kemarilah, aku tahu kamu butuh pelukan," ujar Aurora.
Leo tersenyum kecil, tanpa basa basi ia lekas berhambur kendalam dekapan istri sahnya. Leo menangis, ia tumpahkan semua air mata bahagia dan sedihnya. Penantiannya selama ini terbayar dengan melihat kedua mata Ameeena terbuka.
"Jangan pikirkan aku, fokus dulu saja padanya. Aku tak akan minta keadilan padamu karna kamu tak lebih dari manusia yang punya Khilaf dan napsu."
"Dia belum banyak merespon, La." jelas Leo lagi.
"Sabar, semua butuh proses. Bukankah ini awal yang baik untuk kesembuhannya."
"Dia sembuh saat kamu justru sedang bersamaku, La. Maafkan aku," lirih pria yang kini menjadi frustasi dengan nasib kedua pernikahannya tersebut.
"Maaf untuk apa? Jalani saja dulu, bagaimana akhirnya cukup kita serahkan pada yang Maha Kuasa, Ia lah Si penentu takdir yang sebenarnya," balas Aurora yang masih mencoba tenang padahal rasanya ingin sekali wanita itu memaki dan menangis, tapi ia tak bisa lakukan itu karna suaminya butuh penenang.
Dan sebaik-baiknya obat, pelukan istri adalah yang paling baik.
"Tak apa, jika aku disini?"
"Iya, aku mengerti. Dia lebih butuh kamu yang menguatkan saat berjuang untuk sembuh," jawab Aurora member izin.
"Denganmu, bagaimana?" pinta Leo setelah mengurai pelukan, ia tatap kedua manik mata Aurora mencari kejujuran atas jawabannya nanti.
"Hey, aku bukan Si pe cemburu, tapi aku tetap tak suka milikku disentuh orang lain," goda Aurora.
Leo tertawa kecil, kali ini ia yang menarik tubuh langsing istrinya itu kedalam pelukan.
Lama mereka melakukan itu tanpa bicara lagi, seolah otak sedang sama-sama berpikir keras tentang sikap apa yang harus diambil agar tak menyakiti perasaan satu sama lain.
.
.
.
Tiga hari sudah, Aurora yang tinggal dihotel dekat rumah sakit hanya menunggu suaminya pulang sehabis dari menemani Ameena, jika malam pria itu memang bersama Aurora, tapi itupun harus menunggu sampai istri pertamanya terbuai mimpi.
Sama seperti saat ini, sudah lebih dari jam 9 wanita itu masih belum mau memejamkan mata. Ameena perlahan sudah bisa merespon meski belum normal seperti dulu tapi wanita itu tahu jika suaminya selalu ada.
"Tidurlah, besok kita cerita lagi ya, Sayang." ujar Leo yang selama ini selalu memanggil Ameena dengan sebutan tersebut.
Ameena hanya menatap sendu, ia tak pernah bicara sama sekali, hanya lewat tatapan ia menjawab apa yang diucapkan pria cinta pertamanya.
Leo terus mengusap kepala Ameena, berharap ia cepat terlelap karena separuh hati dan pikirannya tertuju pada Aurora yang pasti sedang menunggunya, Leo berjanji akan membawa kue khas kota A yang diminta istrinya sebelum ia pergi ke rumah sakit.
"Kak---," panggil Ameena yang langsung membuat Leo senang sampai ia tak sadar menitikan air mata harunya.
"Iya, Sayang. Aku disini," sahut Leo, ia menciumi punggung tangan Ameena berkali-kali disela isak tangisnya.
"Kak-- Kak Leo."
Belum juga Leo kembali menjawab ponselnya justru berdering dan nama Aurora jelas terlihat di layarnya.
"Aku angkat telepon dulu ya," pamit Leo yang justru tangannya tak lepas oleh Ameena.
.
.
Jangan pergi..
lanjut Thor 🙏🏼
Mang Udin nya ngadu tuh 🤣🤣