Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 Di Tahan
Sudah pukul 12 malam dan Tavisha masih berada di kediaman Kastara yang mana sejak tadi Tavisha duduk di ruang tamu yang terlihat gelisah. Bagaimana tidak dirinya masih berada di rumah itu yang belum diperbolehkan untuk pulang dan padahal dia sudah mengatakan bahwa pasien sudah baik-baik saja.
Vanya dan Kastara menuruni anak tangga yang membuat Tavisha langsung berdiri.
"Mau sampai kapan aku berada di sini?" tanya Tavisha.
Vanya dan Kastara saling melihat satu sama lain yang membuat Tavisha semakin bingung.
"Kenapa diam saja?"
"Jawablah keberadaanku di sini mau sampai kapan dan bukankah aku harus kembali pulang. Aku juga punya keluarga dan kalian tidak berhak menahanku untuk tetap disini!" tegas Tavisha.
"Bukan kau yang mengatur semuanya dan melainkan aku yang mengaturnya!" tegas Kastara.
"Tetapi aku sudah menangani pasien dan seharusnya kamu tidak menahanku," sahut Tavisha.
"Kau tidak akan kemana-mana sebelum dia sadar," jawab Kastara yang membuat Tavisha mengerutkan dahi mendengar pernyataan itu.
"Apa maksudnya?" tanya Tavisha.
"Aku tidak harus mengulangi pernyataanku. Tidak ada yang bisa pergi dari sini kecuali aku yang menentukannya dan ketika dia sadar belum tentu juga kau akan pergi dari sini!" tegas Kastara.
"Bagaimana Mungkin kamu bisa melakukan semua ini? Kita bahkan tidak saling mengenal satu sama lain dan kamu tidak bisa menahanku berada di rumah ini!" tegas Tavisha.
"Kamu bahwa dia ke kamar!" titah Kastara yang memberikan perintah kepada Vanya yang membuat Vanya menganggukkan kepala.
"Ayo!" titah Vanya yang memberikan jalan untuk Tavisha.
"Aku tidak mau! Aku tidak mengenal siapa kalian dan aku tidak akan menuruti permintaan kalian!" tegas Tavisha.
"Kau ternyata sangat suka sekali jika aku harus melibatkan orang tuamu dalam hal ini," sahut Kastara yang sepertinya sudah tahu kelemahan Tavisha.
"Tolong bersikap dewasa sedikit. Aku tidak punya urusan apapun dengan kalian. Kamu yang datang ke rumah sakit dan membawa pasien itu. Aku berusaha menuruti semua permintaan kamu dan kamu yang mencari masalah kembali dengan membawa pasien dalam keadaan masih belum stabil. Lalu sekarang kamu memaksaku untuk datang ke rumah ini yang ternyata berkaitan dengan pasien dan sekarang kamu menahanku dengan membawa orangtuaku jelas tidak berurusan dengan hal ini!" tegas Tavisha.
"Aku akan melakukan apapun untuk memenuhi semua keinginanku dan kau tinggal memilih saja!" tegas Kastara yang tidak perlu berbicara banyak kepada Tavisha bahkan dia langsung pergi.
"Hey tunggu!"
"Aku harus pulang!"
Semua protes dari Tavisha yang ternyata tidak didengarkan sama sekali.
"Ayo cepat!" Vanya yang juga langsung membawa Tavisha. Lagi-lagi Tavisha tidak punya pilihan lain.
****
Malam yang sudah berlalu, Tavisha yang berada di dalam kamar yang duduk di pinggir ranjang, kamar itu sangat luas dengan fasilitas yang begitu lengkap, bukan itu yang menjadi tujuan Tavisha, dia tidak peduli dengan apapun yang ada di dalam kamar itu.
Sejak tadi malam sampai saat ini ternyata gadis berusia 25 tahun itu tidak tertidur yang mana dia hanya gelisah memikirkan uminya yang dapat dipastikan menunggu kepulangannya. Tavisha juga tidak bisa menghubungi uminya karena ponselnya ditahan.
Semua berjalan begitu cepat sehingga matahari sudah kembali terik. Tetapi tetap saja keberadaannya masih berada di dalam kamar itu dan dia juga tidak tahu apakah pasien yang dia tangani sudah siuman apa belum.
Ceklek
Pintu kamar yang tiba-tiba saja dibuka yang memang sejak tadi malam pintu itu dikunci dari luar sehingga Tavisha bisa ke mana-mana. Tavisha terdiri dari tempat duduknya melihat Kastara yang memasuki kamar tersebut bersama satu orang pelayan wanita.
"Berikan padanya!" titah Kastara pada pelayan sejak tadi memegang nampan itu. Pelayan itu langsung menghampiri Tavisha.
"Nona sarapan dulu!" titah pelayan itu.
Tavisha tidak peduli sama sekali dan melangkah menghampiri Kastara.
"Mau sampai kapan aku berada di sini?" tanya Tavisha.
"Aku tidak punya jawaban untuk pertanyaanmu," jawab Kastara.
"Aku mohon tolong pulangkan aku. Aku seorang anak yang pasti dicemaskan oleh ibunya. Aku juga punya kewajiban di rumah sakit sebagai Dokter untuk menangani Pasha dan bukan hanya pasien yang ada di rumah ini saja. Jika kamu ingin aku yang menangani pasien yang ada di rumah ini maka aku akan melakukannya. Aku akan kembali berkunjung ke rumah ini, jangan khawatir aku tidak akan lari dan tidak akan memperpanjang masalah ini!" tegas Tavisha mencoba bernegosiasi dengan pria tersebut.
Kastara yang terlihat tidak mungkinkah dia mencoba untuk merenungi permintaan dari Tavisha sejak tadi wajahnya penuh dengan permohonan yang meminta belas kasihan darinya.
"Aku mohon tolong bebaskan aku. Please...." lirih Tavisha dengan menyatukan kedua tangannya.
Kastara melihat wanita yang terlihat lemah itu, matanya yang tampak sembab yang memang tidak tidur semalaman dan wajahnya terlihat begitu lelah, tetapi tetap saja sangat cantik dan menuduhkan.
"Baiklah!" sahut Kastara yang membuat Tavisha mengerutkan dahi.
"Kamu akan membiarkan aku pergi?" tanyanya memastikan.
"Kau makanlah dulu dan setelah itu aku akan mengembalikanmu. Tapi bukan berarti kau bebas, kau akan tetap kembali ke rumah ini sesuai dengan aturan yang aku buat!" tegas Kastara yang membuat Tavisha mengerutkan dahi yang pasti kebingungan dengan pernyataan Kastara.
"Kenapa?"
"Kau masih mencoba untuk berpikir?"
"Jika kau tidak makan juga maka dengan cepat aku akan berubah pikiran," ucap Kastara yang memberikan ancaman.
"Baiklah!" Tavisha lebih baik menuruti permintaan Kastara yang mana dia langsung duduk dan mengambil makanan itu.
Bagi Tavisha tak punya kesempatan untuk keluar dari rumah itu dan lebih baik menurut saja, kalau dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya yang terpenting dia pulang dulu.
****
Kastara yang ternyata tidak membiarkan Tavisha pulang sendirian, pria itu mengantarkannya.
"Di mana rumahmu?" tanya Kastara mana mereka sudah berjalan beberapa menit.
"Aku pulang ke rumah sakit saja," jawabnya.
"Kenapa? Kau takut aku mengetahui di mana alamatmu?" tanya Kastara yang bisa menebak pikiran Tavisha yang memang sengaja tidak ingin diantarkan pulang ke rumahnya agar pria itu tidak mendapatkan peluang yang banyak industri menjadi ancaman bagi uminya.
Kastara yang terlihat mendengus kasar dan kemudian membelokkan mobilnya membuat Tavisha bingung. Tavisha semakin bingung saat di perjalanan yang ternyata itu benar-benar menuju rumahnya dan sampai akhirnya sudah berdiri di kediamannya.
"Kenapa dia tahu alamatku?" tanya Tavisha yang memang sejak tadi tidak memberitahu apapun kepada Kastara.
"Kenapa?"
"Kau kaget aku mengantarmu sampai ke rumahmu?" tanyanya.
"Kamu mengikutiku selama ini?" tanya Tavisha.
"Aku hanya ingin menunjukkan kepadamu jika kau tidak bisa main-main denganku. Aku sekarang memberikanmu izin keluar dari rumahku yang memberimu waktu sedikit saja dan jika kau berani macam-macam apa tidak menepati janjimu. Kau seharusnya siap-siap dengan semua konsekuensi yang akan Kau dapatkan!" ucap Kastara yang memberikan pernyataan yang pasti diselingi dengan ancaman.
Tavisha yang tidak merespon apapun yang dikatakan Kastara. Dia langsung keluar dari mobil tersebut tanpa mengucapkan terima kasih dan kemudian dia langsung buru-buru berlari memasuki rumahnya dan tidak lupa Tavisha menutup pintu pagar rapat-rapat.
Cih
Kastara yang melihat hal itu mendengus kasar. Kastara yang langsung melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Tavisha ternyata tidak mengganggu Tavisha.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini