NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk

Desa Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Ini adalah kisah nyata yang terjadi pada beberapa narasumber yang pernah cerita maupun yang aku alami sendiri.
cerita ini aku rangkum dan aku kasih bumbu sehingga menjadi sebuah cerita horor komedi.
tempat dimana riyono tinggal, bisa di cari di google map.
selamat membaca.
kritik dan saran di tunggu ya gaes. 🙂🙂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang

1

Siangnya waktu aku mau pulang ke rumahnya Mbah Di, aku berpapasan dengan bapak dan ibuku. Mereka pulang!

Dan sepertinya mereka juga mau mampir dulu ke rumahnya Mbah Di. Jadi kami jalan bareng kesana.

“Gimana sekolahnya?” tanya ibuku.

“Seru Mak.” Jawabku .

“Kamu ga nakal kan?”

“Aman deh, hehee. Bawa oleh-oleh apa?”

“Ada deh, rahasia dunk.”

“Halah,”

“Nanti di lihat saja pas di rumahnya Mbah Di.” Sahut bapak.

Di perjalanan, kami saling bercerita. Saling menanyakan kabar. Dan sebagainya.

“Assalamuallaikum.” Teriak bapakku saat di depan pintu.

“Waalaikumsalam.” Jawab Mbah Ti.

“Bapak ada di rumah Mak.?” Tanya bapakku saat masuk rumah.

“Dia sedang keluar, ga tau kemana dianya. Dari tadi pagi ga pulang pulang.”

“Paling di rumah yang berada di bawah Mak.” Kataku. “Mbah Di kan sering kesana.”

“Mungkin. Coba kamu lihat kesana deh.” Kata Mbah Ti.

“Aku lapar. Mau makan dulu.”

“Panggil Mbah Di dulu. Nanti kita makan rame-rame. Ini ada oleh-oleh khas kota Blitar.” Kata ibuku.

“Apaan?”

“Rahasia! Makanya, cepetan panggil Mbah Di.”

Selesai ganti baju, aku pun menuju rumah yang ada di bawah lembah kemarin. Aku suka sekali suasana di sana. Kayaknya menjadi tempat favorit ku deh.

2

Mbah Di sedang tiduran di kamar sana. Dia sepertinya melamunkan sesuatu. Sehingga dia tidak sadar kalau aku sudah di dekatnya.

“Uwehem!”

Dia tetap menerawang jauh di sana. Yang pasti, matanya berkaca-kaca. Dia sedang menangis? Wah, situasi yang sangat langka.

“Mbah!”

Dia tetap menerawang. Tapi, kata-kata yang keluar setelahnya membuatku terkejut tak percaya.

“Elly, kamu dimana?”

“Elly kata Mbah barusan?” tanyaku ke Mbah Di “Mbah?”

Setelah beberapa menit kemudian, dia tersadar dari lamunannya. Dan dia terkejut melihatku di sampingnya.

“Lho, Yon. Kamu bikin kaget saja.” Kata Mbah Di.

“Dari tadi aku disini.” Jawabku. “dari tadi aku ajak bicara, kamu melamun saja. Ngelamunin siapa?”

“Ah engga. Mbah tadi Cuma tidur saja. Mungkin aku Cuma berbicara saat tidur.”

“Mbah, siapa Elly itu?”

“Ya?”

“Mbah tadi menyebut nama Elly saat ngelamun tadi.”

“Oh, itu anaknya mister Jansen. Kenapa?”

“Emangnya Elly kemana? Kok Mbah tadi juga bilang, ‘kamu dimana?’. Gitu?”

“Dia menghilang saat sebelum terjadinya perebutan kekuasaan dari Hindia-Belanda ke kekaisaran Jepang. Dia tidak ikut menjadi korban perang itu. Karena saat itu kondisi lagi genting. Aku bahkan juga melupakan dia. Padahal kami sudah seperti saudara.”

“Hee? Serius Mbah?” Aku cukup terkejut mendengar cerita ini.

“Tapi, yang pasti kamu harus belajar bahasa Belanda. Dan kamu harus membaca buku harian ini.” Dia mengeluarkan buku kuno yang kemarin lusa. “Jawabnya sepertinya di sini.”

Sebenarnya aku cukup keberatan dengan perintah itu. Bahasa Belanda? Bahasa Indonesia ku aja masih berantakan. Tapi aku mengangguk saja.

Setelah itu, aku menjelaskan alasanku menemui beliau ke sini. Dan kami langsung pulang. Makan oleh-oleh dari kota Blitar. Rujak Cingur. Muantab dah.

3

Sore hari. Kamu pulang kerumah di Mulyorejo. Dan menjalani hidup seperti sebelumnya. Sebelumnya kayak gimana sih?

Aku bercerita tentang penampakan setan akhir-akhir ini, kematian Ayu, dan menghilangnya Bogel, bahkan kemunculan Bogel. Tapi aku merahasiakan rencana kami, Aku, Efi, Angga dan Dika. Untuk pergi menemui Bogel di tanggul kedua hari kamis nanti.

Kalau ketahuan. Bakalan di larang setengah mati. Dan rencana bisa berantakan.

Hari menjelang malam, karena aku merasa sangat capek sekali. Aku langsung berpamitan untuk istirahat.

Sebenarnya ini Cuma alasan sih. Persiapan buat hari kamis nanti. Biar tidak di curigai, kenapa aku kok mendadak bisa tidur lebih awal. Biasanya larut malam baru masuk ke kamar.

Rencana yang sempurna kan?

Namun, sepertinya aku benar-benar tertidur. Dan tanpa aku sadari, aku telah memasuki dunia lain lagi. Dunia mimpi.

Bisa di tebak ya? Yah, ke dunianya Elly. Elly ku yang cantik. Eh, sejak kapan dia menjadi Elly ku?

4

Kali ini, Elly terlihat sangat berbeda dari biasanya. Biasanya dia hanya memakai gaun dengan warna putihnya. Kali ini dia dia memakai gaun, tapi lebih mewah. Lebih banyak rumbai nya. Dan dia memakai topi lebar berwarna senada dengan bajunya. Biru muda.

“Yo.” Sapaku.

“Hai.” Dia menjawab.

“Sepertinya, kamu kenal sama Kakek ku ya?” Langsung saja. Gass.

“Sebelumnya aku sudah bilang. Kalau aku merindukanmu? Masih ingat? Tapi bukan kamu yang aku rindukan.” Jawabnya. “Aku merindukan kakekmu, wajahnya dulu sangat mirip denganmu.”

“Jadi begitu ya? Hem, aku mengerti. Tapi, sebegitu mirip kah aku dengan dia?”

“Yah. Dia lebih cakep sih. Lebih keren, lebih gagah, lebih bisa di andalkan. Karena itu aku merasa aman didekat dia.”

“Hahahaa. Biarin.” Aku tertawa kecil  Mak jleb gitu gaes.

“Tapi, kamu lebih enak di ajak bicara. Lebih menyenangkan kalau ngobrol denganmu. Apakah kamu sudah mengingatku? Dimana kita pertama ketemu? Pertama kita berteman? Dan juga Adikmu?”

“Belum. Adikku? Ada apa dengan dia?”

Tapi dia Cuma tersenyum, dia tidak menjawab pertanyaan terakhirku padanya itu. Kami diam sangat lama.

“Sekarang, kamu sudah memiliki orang-orang yang kamu sayangi ya?” akhirnya dia berbicara. “Aku sedikit iri sama mereka. Terutama Efi, dia sangat spesial buatmu.”

“Maaf, aku belum bisa mengingatnya. Aku pasti mengingatmu kok. Aku...”

“Mungkin,” dia memotong perkataan ku. “kamu bakalan lupa juga sama aku, seperti kakekmu melupakan aku.”

Aku mencoba berbicara. Tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Sia-sia, semakin aku berusaha. Semakin sesak nafasku. Hingga aku kesulitan bernafas.

5

Aku terbangun dari tidurku. Elly, sekerang aku bisa mengingat semua mimpi-mimpi ku tentang Elly. Elly ku?

Saat ini ternyata masih malam. Suasana gelap masih menyelimuti.

Seperti beberapa bulan lalu, suara gamelan Jawa terdengar lagi.  Seketika itu juga, bulu kudukku berdiri. Merinding cuy, mengingat kejadian Efa yang dulu itu. Iya, yang di tanggul kedua dulu.

Suara gamelan Jawa ini seolah menjadi pertanda kalau Efa tahu rencana ku dan teman-teman, seolah dia tahu aku akan kesana. Seakan dia menyambut dan menunggu kedatangan kami.

Aku ke ruang tamu, dan mengintip dari jendela, sama persis yang aku lakukan dulu. Tapi, tidak ada siapapun di depan.

Bogel, apa rencana mu mengajak kami bertemu disana? Kamu harus memberikan jawaban.

6

Saat disekolah. Kami di kejutkan oleh kabar. Bahwa Bogel sudah ketemu tadi malam. Dia berada di belakang rumahnya, tepat dimana Ayu meninggal. Dan pagi buta tadi, sehabis subuh. Dia sekeluarga dan keluarga pak Ponijan mampir kesekolah untuk mengabarkan kalau mereka pindah saat itu juga.

Aku, Dika, Angga, dan Efi saling bertukar pandang secara bergantian.

Rencana kami bertemu dengan Bogel disana gimana kelanjutannya? Apakah di urungkan?

7

Sepulangnya dari sekolah, Efi memanggilku. Kita jalan bareng pulangnya. Dia meminta aku mengantarkan dirinya ke tanggul kedua saat itu juga.

Yah, karena masih siang. Masih aman lah, jadi langsung saja kita kesana.

1
Mursidahamien
itu Efa
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gaes.
silahkan komen, dan share. tengkyu ferimat. 😁😁
Neo Kun
ayu baru muncul langsung meninggal 😭
Neo Kun
bagus. ceritanya nyeremin, tapi lucu, apalagi saat riyon kecirit. 😂
Neo Kun
duh ga bisa bayangin jadi si Roy 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!