NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Toxic

Syahla merasa akhir-akhir ini dirinya sangat sulit bertemu Kak Anne. Selalu ada saja alasan yang membuat Syahla mau tidak mau harus menghela napas kecewa.

"Sorry La, Gue lagi nugas."

"Gue di luar kota La,"

"Bisa nggak sih Lo nggak chat Gue terus? Gue lagi ada kelas nih,"

Dan masih banyak lagi alasan yang lain. Syahla tentu saja jadi bingung sendiri. Tiga hari berlalu tanpa kemajuan apa-apa pada artikelnya. Haruskah ia hubungi Kak Rama?

"Jangan, jangan," Syahla menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau dianggap sebagai junior manja yang selalu bergantung pada senior-seniornya. Baiklah, dia akan mencoba menyelesaikannya sendiri.

Akibat keputusan itu, dalam seminggu ini Syahla hampir tidak pernah melepaskan pandangan dari laptopnya. Disetiap kesempatan, dia akan berusaha menyelesaikan artikelnya.

"Tugasnya belum selesai juga?" ini pertanyaan Anggika ke 83561-kalinya, lantaran tiap kali bertemu Syahla selalu saja ada laptop di antara mereka. "Kayanya kemarin Lo udah presentasi deh. Lo sebenarnya ngerjain apa, sih?"

"Aku lagi ngerjain artikel, waktunya udah mepet, tinggal beberapa hari lagi."

"Artikel? Emang matkul apa yang kasih tugas bikin artikel?" Anggika bertanya-tanya.

"Nggak, ini tugas dari Persma. Kita sebentar lagi mau cetak majalah kampus edisi bulan ini,"

"Oh..pantesan. Memangnya Lo kerja sendirian?"

Syahla mengulum bibirnya. "Sebenarnya ada sih yang seharusnya bantuin, tapi dia lagi sibuk. Aku nggak enak kalau ganggu kesibukannya,"

"Ya Lo minta ganti orang lah, La."

"Yang lain juga ada kesibukan masing-masing, dan aku langsung ditunjuk sama ketua buat nyelesain ini, jadi nggak enak kalau nyuruh-nyuruh yang lain."

Anggika menghembuskan napas panjang.

"Yaudah nih, sambil makan,"ujarnya sambil menyuapkan sepotong roti pada Syahla.

"Makasih, Anggika cantik," Syahla mengunyah rotinya senang.

Bukan hanya Anggika yang merasa heran melihat kesibukan Syahla yang melebihi dosen itu, tapi Ustadz Amar juga. Setiap sampai di rumah, hal pertama yang dilakukan Syahla adalah menekuri laptopnya. Ustadz Amar sama sekali tidak mempermasalahkan laptopnya digunakan Syahla setiap hari. Hanya saja, bukankah penggunaannya terlalu berlebihan ya?

"Lagi ngerjain apa sih?" tanya Ustadz Amar sambil menghampiri Syahla di ruang tengah. Ia meletakkan secangkir cokelat panas di atas meja. Syahla hanya melihatnya sekilas lalu kembali fokus dengan layar laptopnya lagi.

"Ada tugas artikel," jawab Syahla singkat.

"Matkul apa? Dosennya siapa?"

"Bukan, dari Persma."

Ustadz Amar semakin mengerutkan keningnya. Memangnya tugas organisasi seberat apa sampai bisa membuat orang sesibuk itu?

"Boleh saya bantu?" Ustadz Amar menawarkan diri. Mendengar itu, mata Syahla langsung berbinar.

"Boleh, boleh! Om Suami sering baca majalah kan? Coba cek tulisanku ini,"

Syahla lantas menghadapkan layar laptopnya pada Ustadz Amar. Dengan teliti, Ustadz Amar membaca artikel tiga halaman buatan Syahla itu.

"Hm.. Kalimat di paragraf ini kurang efektif, seharusnya begini.. Ada typo nih di sini.. Artikel ini sudah bisa menjawab semua pertanyaan wawancara belum?"

Syahla menatap suaminya takjub. Sebenarnya kemampuan multitalent Ustadz Amar sudah tidak bisa diragukan lagi. Tapi, bukankah ini terlalu sempurna?

Malam itu, Syahla dan Ustadz Amar akhirnya begadang untuk menyelesaikan tugas artikel Syahla.

...----------------...

Syahla melangkahkan kakinya gembira menuju ruang Persma. Tampak semua orang sedang berkumpul dan memiliki kesibukan masing-masing. Ia mengurungkan niatnya untuk menyapa karena takut mengganggu. Akhirnya, gadis itu memilih langsung menghampiri Kak Anne yang tengah mengobrol bersama Kak Hasan.

"Kak, ini file artikelnya," ucap Syahla mengulurkan flashdisk.

Kak Anne yang sebelumnya sedang tertawa bersama Kak Hasan langsung terdiam, melihat Syahla dengan tatapan tidak suka.

"Lo yakin udah selesai?" Nada suara Kak Anne terdengar ketus.

"Sudah Kak," Syahla menganggukkan kepala. "Kak Anne bisa cek sendiri kalau nggak percaya. Eh tapi, saya nggak yakin beneran sudah bagus apa belum. Nanti minta tolong Kak Anne koreksi, ya?"

Kak Anne menerima flashdisk itu dengan tatapan datar. "Oke. Udah kan? Lo bisa balik,"

Syahla melihat orang-orang di sekeliling ruangan yang tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Pencetakan majalah kampus tinggal menghitung hari, jadi wajar kalau sekarang sedang masa sibuk-sibuknya.

"Saya mau ikut bantu di sini aja Kak,"

"Lo mau bantu apa?" Kak Anne sama sekali tidak menunjukkan wajah ramah. "Lo tuh masih baru, nggak usah belagu. Nggak usah mentang-mentang Rama suka sama Lo, jadi Lo bisa seenaknya di sini."

"Gimana Kak?" Syahla mengernyitkan dahinya bingung. "Saya bener-bener nggak ngerti maksudnya apa. Tapi, saya sama Kak Rama—"

"Kak Rama, Kak Rama, Kak Rama. Emang si paling kenal Rama."

"Maksudnya gimana ya Kak?"

"Dek Lala," Seorang senior wanita menghampiri Syahla dengan wajah tidak senang. "Kalau masih baru, nggak usah ganjen-ganjen. Lo tau nggak kalau Anne tuh udah hampir jadian sama Rama?"

Syahla menggelengkan kepalanya. "Saya nggak tau Kak, tapi saya beneran nggak ada hubungan apa-apa sama Kak Rama,"

"Biasanya yang sok polos begini emang aslinya busuk," tukas senior wanita yang lain.

"Beneran Kak, kalian bisa tanya sama Kak Rama langsung! Atau biar saya telepon sekarang?"

"Kenapa? Mau ngadu? Rama sekarang lagi sibuk. Nggak usah cari-cari perhatian deh,"

"Terus gimana saya bisa membuktikan kalau tuduhan kalian itu salah?"

"Udah, udah," Kak Hasan mengusap-usap punggung Kak Anne menenangkan. "Jangan begitulah sama anak baru, kasihan."

"Kenapa? Lo juga tertarik sama cewek ini? Lo mau sama dia?" sembur Kak Anne.

"Kok Lo ngomong gitu sih, An? Gue kan cuma nggak mau organisasi kita jadi hancur cuma gara-gara masalah kecil,"

"Masalah kecil Lo bilang? Hey, Gue ini udah pedekate-an sama Rama selama hampir satu tahun! Dan nih cewek mau ngerebut Rama dari Gue gitu aja, San!" Air mata Kak Anne merebak. "Lo tega sama Gue?"

Kak Hasan memeluk Kak Anne yang sesenggukan. Kemudian ia memberi isyarat pada Syahla untuk keluar. Tanpa menunggu lama, Syahla segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan terkutuk itu.

...----------------...

"Demi apa?" Anggika melotot mendengar cerita Syahla. "Mereka ngomong kaya gitu? Setelah apa yang Lo lakuin selama ini?"

Syahla menundukkan kepalanya. "Ini salah aku sih Nggi. Aku yang nggak peka sama perasaannya Kak Anne, sampai bikin dia sakit hati."

"Oh, dear.. Itu bukan salah Lo. Lagian kan Lo mana tau kalau tuh cewek suka sama si Rama. Jadian aja belum, udah berani ngelabrak orang. Pantesan digantungin doang selama setahun,"

Syahla menghembuskan napas berat. "Terus aku harus gimana coba?"

"Lo ngomong deh sama si Rama. Lagian jadi senior kok semena-mena banget. Laporin aja deh!"

"Tapi.." Syahla berkata ragu-ragu. "Aku nggak mau organisasi ini jadi hancur cuma gara-gara aku Nggi,"

"Terus Lo mau diam aja gitu?"

Syahla tampak berpikir. "Setidaknya, sampai majalahnya terbit deh."

"Kalau saran Gue sih, mendingan Lo keluar aja ya. Orang-orangnya nggak banget, toxic abis!"

Syahla terdiam. Bukannya dia sama sekali tidak mempertimbangkan saran Anggika. Hanya saja, dirinya masih berharap kesalahpahaman itu bisa diselesaikan dan Kak Anne kembali akrab dengannya. Ia akan menunggu dengan sabar sampai majalahnya diterbitkan. Semoga saja selama beberapa hari kedepan kemarahan Kak Anne sudah mereda. Semoga saja.

1
Nifatul Masruro Hikari Masaru
boleh banget mala
Nifatul Masruro Hikari Masaru
hitungan nya sampai 2 doang nih
Putra Tambe
jangan² pelaku penyebar vidioya Rama kali...
Putra Tambe
kasian juga yach bulek
Gintania nia
Luar biasa
Putra Tambe
uuuhuy jadi juga malam pertamanya....
Putra Tambe
🤣🤣🤣🤣🤣lucu
Putra Tambe
makanya jadi orang nda usah gengsi kalau cemburu ngaku ajha
Putra Tambe
wkwkwk
Putra Tambe
boleh juga di coba thu
Putra Tambe
emang om suami terbaik👍💯
Putra Tambe
Ampun deh syahla kamu lucu banget 🤣🤣
Putra Tambe
🤣🤣🤣semangat hitungan om suami
Putra Tambe
manis bangat siii 😍😍
Putra Tambe
awww
Putra Tambe
ternyata oh ternyata dia udah jatuh cinta to
Putra Tambe
tinggal terima ajha kew....
Putra Tambe
jadinya ngakak kok jadi nangis barengan
Putra Tambe
aku mampir nii thor bawa like
Rahma Inayah
bgus carita nya meski byk drama pasutri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!