Jodohnya Caca

Tidak butuh waktu lama Bu Aileen memeriksa jawaban para mahasiswa dan saat itu juga membagikannya.

“Ada 3 orang yg dapet nilai 100, ini yg bner-bner ditulis lengkap dengan caranya. Soalnya ada beberapa juga yg jawaban benar tp diisi tidak dengan caranya jadi ada kemungkinan jawaban nyontek yaa..” Bu Aileen menjelaskan diikuti dengan riuh para mahasiswa di kelas.

“Ok yg ibu panggil maju kedepan yaa.. ini yg nilai 100 dulu, Ratih… Nisa…” Ratih dan Nisa memang teman sekelas Caca yg pendiam dan kutu buku. Mereka pun berteman akrab dan duduk bersebelahan.

“Lalu.. ini satu lagi yg nilai 100… Cantika!” Bu Aileen memanggil nama terakhir yg nilai quiznya paling tinggi.

Caca pun dengan cueknya melangkah ke depan. Dan semua orang terperangah melihatnya, entah kaget karena nilai dia yg tinggi ato kaget karena ternyata namanya Cantika.

“Woww sesuai namanya yaa.. orangnya juga cantik.. pinter lagi!” puji Bu Aileen sembari memberikan lembar jawaban Caca.

Seketika kelas pun kembali ramai, ada yg teriak mengomentari, ada juga yg bertepuk tangan memberi selamat, ada yg juga bersiul-siul tetapi tidak membuat Bu Aileen marah. Dan Caca hanya menanggapinya dengan santai.

“Terimakasih Bu Aileen yg baik hati..” sahut Caca sembari mengumbar senyum manisnya…

Banyak pasang mata mleyot melihat hal yg jarang sekali terjadi itu, termasuk Barra. Ingin rasanya menggigit bibir mungil merah yg merekah itu.

Ah! Barra kembali berusaha membuyarkan lamunan mesumnya itu. Bisa-bisanya dia kepikiran hal itu, padahal sekarang dekat dengan Caca pun tidak!

“Sial!” batin Barra lagi, kini hatinya mencelos melihat Evan yg sedang mengacak rambut Caca dengan gemasnya saat Caca kembali ke tempat duduknya.

Lalu Bu Aileen melanjutkan membagi lembar jawaban. Evan mendapat nilai 95. Saat dipanggil ke depan Bu Aileen hanya manggut-manggut tersenyum melihat wajah Evan yg sumringah.

Evan memang ganteng namun sikapnya yg petakilan membuat tidak semua cewe menyukainya. Maklumlah baru lulus SMA jadi yaa masih senang main-main. Terkadang suka bertingkah konyol juga sama seperti Caca.

“Selanjutnya yg bernilai 90, ini cuma seorang karna yg sisanya semua nilai 80 karena kalian isinya cuma jawabannya saja. Duh.. pada nyontek ato gimana sih?” tanya Bu Aileen lagi yg dijawab dengan ketawa ketiwi para mahasiswa.

“Coba mana yg namanya Barra…” lanjut Bu Aileen lagi.

Barra pun maju ke depan dengan wajah dinginnya sedingin hatinya saat ini. Dia tak melirik Caca barang sedikit pun, padahal Caca sudah memperhatikannya sedari tadi.

“Ih handsome kamu cuma kurang sedikit penjelasannya padahal jawabannya udah bener lho.. Lain kali jangan disingkat-singkat yaa.. Harap dijabarkan sedetail-detailnya biar jelas. Hubungan juga kan klo ga jelas pasti bakalan singkat itu ga bertahan lama.” lanjut Bu Aileen lagi yg kembali membuat kelas gaduh.

“Terimakasih bu..” Barra menjawab dengan mengulas senyumnya yg diperlihatkan hanya untuk Bu Aileen saja. Setelah membalikan badan Barra kembali memasang wajah dinginnya.

“Bener-bener deh tuh cowo, bisa-bisanya kaya orang yg ga kenal. Sebel!” kini Caca yg mendengus kesal dalam hati.

Bu Aileen lalu memanggil ketua kelas Caca yg tak lain adalah Dustin untuk membagikan sisa lembar jawaban kepada seluruh mahasiswa di kelasnya. Dan Bu Aileen pun segera pamit keluar terlebih dahulu tanda kelas hari ini selesai.

Dafin kini berpapasan dengan Caca menuju keluar kelas. “Ih.. Caca hebat deh dapet nilai 100, ajarin dong!” katanya.

Caca hanya tersenyum tipis tak menggubrisnya. Melihat Caca yg cuek Dafin pun memutar otaknya dengan cepat agar dia bisa terus menempel dengan Caca.

“Eh kayanya tangan lu udah sembuh yaa? Asyiiikkk ntar sore bisa ikut latihan dong!” kata Dafin lagi sambil berjalan beriringan keluar kelas bersama Caca.

“Hah? Ini… dokter bilang masih harus kontrol sampai sebulan lagi soalnya takut ada retak cuma belum kedeteksi sekarang-sekarang..” sahut Caca yg sedikit kaget mendengar Dafin menyuruhnya latihan basket.

Untung saja Caca cerdas jadi dia bisa langsung berfikir cepat menemukan jawaban sekaligus alasannya untuk tak ikut exkul basket sore nanti.

Barra yg berjalan lumayan jauh di belakang mereka masih bisa mendengar hal itu. Kali ini bertambah lagi kesalnya karena Dafin malah ikut-ikutan deketin Caca.

Sedang Evan dan Dodo sedang sibuk membandingkan lembar jawaban masing-masing sembari berjalan beriringan dengan Caca dan Dafin. Jangan tanya Dustin yaa.. Selesai bagiin lembar jawaban dia mah langsung otw buru-buru nyari ayang bebebnya yg beda kelas… hehehe

**