NovelToon NovelToon
Cinta Lama Belum Usai

Cinta Lama Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:52.9k
Nilai: 5
Nama Author: ning_86

Dara diam-diam suka pada murid baru disekolah nya namun sang cowok sudah memiliki kekasih yang merupakan murid populer di sekolah.

namun malam naas menimpa Dara jelita tepat di malam puncak perpisahan. tragedi yang merubah hidup seorang Dara Jelita hingga menjungkir balikan dunia dan impiannya. tragedi yang juga meninggalkan rasa benci mendalam terhadap Sagara, laki-laki yang menghancurkan hidup Dara.

Namun siapa sangka keduanya dipertemukan kembali saat mereka sudah sama-sama dewasa.

Pertemuan tak terduga antara dua anak manusia dan membuka satu rahasia yang pernah tersimpan didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ning_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ayo putus

Gara masih berada didalam mobil nya yang telah terparkir di depan area gedung perkantoran dimana kantor Corel berada.

Sekali lagi Gara mencoba mengirim pesan singkat yang memberi tahu pada Dara jika ia sedang menunggu di area parkir.

Tak butuh waktu lama, kali ini pesan dibalas oleh Dara meskipun hanya dijawab singkat dengan kata "Ok" tapi setidaknya itu jauh lebih baik karena Dara mau menemui nya.

Hampir pukul delapan malam, Dara terlihat berjalan mendekati area parkir. Kebetulan hari ini ia tidak membawa mobilnya.

Gara terlihat gelisah dan berjalan hilir mudik sambil matanya terus-menerus waspada menatap ke arah pintu keluar gedung Corel.

Dara yang berjalan mendekat ke arah Gara seketika menghentikan langkah kakinya. Ia kembali mengatur nafasnya.

Gara menoleh dan tersenyum begitu ia melihat sosok wanita yang sejak kemarin hampir membuat ia seperti orang gila demi mengetahui kabarnya.

"Dara...??" gumam Gara begitu melihat ibu dari anaknya berjalan kearahnya.

Seketika senyum cerah secerah mentari pagi menghiasi bibir Gara. Jantung Gara berdetak tak karuan. Ia seperti remaja yang ingin melakukan kencan pertama dengan gebetan.

Dara pun demikian juga. Jantungnya bahkan berdegup sangat kencang bahkan seperti hendak keluar dari rongganya.

Sejak tadi malam Dara telah menyusun kata-kata sebagai jawaban yang mungkin ia perlukan ketika Gara bertanya nanti.

Dara melambaikan tangan.

"Hai...." hanya itu yang akhirnya keluar dari mulut Dara begitu ia tiba di hadapan pria yang semakin hari semakin tampan saja dan juga semakin membuat jantung Dara selalu berdebar-debar jika berdekatan dengan ayah anaknya ini.

Meski bingung dengan sikap wanita itu tapi Gara tetap menjawab sapaan Dara tak kalah semangatnya. Tak ada raut kecewa di wajahnya.

"Ayo.... !!! Sepertinya mau turun hujan" kata Gara sembari menatap langit malam yang tak seperti biasanya.

Dara menurut dan melangkah menuju kursi penumpang di samping supir.

"Kita makan atau mau jalan-jalan saja...?" tanya Gara sambil meringis karena pertanyaannya sendiri.

"Bagaimana kalau pulang? Aku.... Aku benar-benar lelah hari ini" sahut Dara.

Meski terlihat kecewa tapi Gara mengangguk kecil.

Suasana di mobil begitu hening. Tak ada percakapan apapun diantara mereka sejak meninggalkan area parkir.

"Bagaimana kabar Diaz? Apa dia nakal? Aku bawa beberapa hadiah untuknya" Gara akhirnya membuka percakapan setelah hampir 15 menit saling diam.

Dara yang tadi menatap jalanan segera menoleh ke arah Gara yang sedang berkonsentrasi menyetir.

"Diaz baik. dia tidak pernah nakal ataupun menangis. Putra ku sangat kuat..." sahut Dara dengan penekanan diakhir kalimatnya.

Gara sedikit terkejut dengan reaksi wanita manis yang kini kembali menatap kearah jalanan.

Tanpa meminta persetujuan dari Dara, Gara menepikan mobilnya. Mereka harus bicara pikir Gara.

"Kenapa berhenti? Apa mobil nya rusak? Kalau rusak, biar aku naik taksi atau bus umum saja" tanya Dara heran.

Gara merubah posisinya menjadi menghadap ke arah Dara yang kini menatapnya.

"Ada apa? Papa bicara apa sama kamu?" tanya Gara seketika yang membuat Dara mematung.

"Nggak ada. Tuan Adyaksa tidak bicara apapun" sahut Dara bohong.

"Aku tahu Papa Ra... Apa dia mengancam kamu agar ninggalin aku? Atau dia menggunakan Ardiaz untuk mengancam mu?" tebak Gara mematahkan ucapan Dara.

Dara menelan ludahnya sendiri.

"Jawab Ra... Papa bicara apa?" sekali lagi Gara bertanya dan sedikit menaikkan nada suaranya.

"Papa kamu nggak salah. Seharusnya aku nggak boleh jadi orang ketiga dalam pernikahan mu dan Reva. Ini salah Gara. Kita masih ada darah dan adat ketimuran. Mau bagaimanapun kita mengatakan jika kita saling mencintai tapi hubungan ini benar-benar terlarang Gara... Ini melawan norma" kata Dara.

"Aku cinta nya sama kamu. Sejak awal aku cinta nya cuma sama kamu dan Reva yang membuat semuanya jadi rumit. Jika malam itu dia nggak jebak aku, mungkin kita adalah pasangan normal sama seperti yang lain. Mereka yang salah Ra.... Papa dan Reva yang salah karena keegoisan mereka... Kita korban Ra... Korban...." sahut Gara tak kalah emosi nya.

"Mungkin kita adalah korban, tapi bukan berarti kita melakukan penghianatan seperti ini. Kita nggak seharusnya menjalin hubungan ketika kamu masih terikat pernikahan dengan wanita lain lalu apa bedanya kita dan mereka " sahut Dara tak kalah emosinya.

Gara memijit keningnya.

"Ayo menikah..." ucap Gara yang membuat Dara benar-benar terkejut dan mendelik tajam.

"Jangan gila Gara....!!!"

"Aku nggak gila. Aku serius. Ayo menikah dan kita bisa memberikan keluarga yang utuh pada Ardiaz" sahut Gara berusaha meyakinkan Dara.

"Aku nggak bisa dan aku nggak mau!! Aku mau kita putus. Aku mau kita seperti dulu yang tak saling kenal dan tak saling mengusik satu sama lain" jawab Dara yang membuat Gara meradang.

Gara tersenyum miring.

"Putus kamu bilang dan kembali tidak saling kenal? Kamu lupa? Aku Daddy nya Ardiaz dan kita terikat oleh hubungan itu" sahut Gara kehilangan kata-kata.

"Kamu memang akan tetap jadi Daddy nya Ardiaz tapi kita hanya bersikap tak saling kenal itu saja. Please Gara.. Ini yang terbaik buat kita. Buat aku, kamu dan juga Diaz... " kata Dara kembali melunakkan ucapannya.

"Ra... Aku sayang kamu, sayang Diaz juga. Bertahun-tahun aku cari kalian dari kota satu ke kota lain. Dan kini aku menemukan kalian disini, aku cuma mau kita hidup bahagia Ra, seperti pasangan lain. Aku nggak bisa Ra... tolong jangan pergi lagi, ini terlalu sakit Ra..." pinta Gara. Ia hanya lah seorang ayah dan seorang pria yang sedang memperjuangkan orang-orang yang ia kasihi.

Rasanya sudah cukup ia kehilangan Mama nya, ia tak ingin kehilangan wanita yang ia cintai dan juga putranya.

Dara menggigit bibirnya. Apa yang Gara rasakan juga ia rasakan.

"Gara... tolong jangan memohon seperti ini. Gara yang aku kenal adalah pria tegas yang pendiam bukan seperti ini" sahut Dara.

"Aku hanya pria lemah dihadapan mu. Aku cuma ingin kamu nggak pergi ninggalin aku lagi..." kata Gara yang terdengar seperti pria yang putus asa.

Tak banyak pembicaraan mereka setelah perdebatan tadi. Gara mengantarkan Dara pulang ke rumah Oma Dewi.

...----------------...

"Ra... titip mainan ini sama Diaz. Besok aku jemput kalian.." kata Gara sambil menyerahkan beberapa bungkus mainan yang tadi ia beli untuk putranya.

"Terima kasih..." sahut Dara singkat.

Dara menenteng semua mainan yang tadi Gara titipkan untuk Diaz putranya.

"Udah bicara sama Gara? Bagaimana?" tanya Hanifa yang ternyata menunggu dirinya.

Dara mengangguk.

"Lalu?"

"Dia nggak mau putus dan tetap melanjutkan hubungan ini" sahut Dara yang berjalan ke arah meja makan.

Hanifa mengusap lengan Dara untuk memberikan kekuatan.

"Aku merasa seperti wanita jahat yang sedang menghancurkan kehidupan wanita lainnya. Dan ini membuat aku terus dihantui rasa bersalah Fa...."

"Aku paham. Tapi ini kan bukan salah kamu. Gara cerita jika sejak ia menikah dengan Reva, mereka tak pernah tinggal serumah. Bahkan Gara hingga saat ini juga tak menjalankan kewajiban dia sebagai seorang suami. Pernikahan itu hanya bentuk untuk melindungi mu dan Diaz " jelas Hanifa sesuai dengan apa yang tadi sore Gara katakan padanya waktu pertemuan dengan Gara di Saung Oma Dewi.

Dara menghela nafas.

"Nanti lah aku pikirkan lagi. Sekarang aku butuh konsentrasi untuk projek ulang tahun Corel. Dan ini cukup menguras tenaga dan pikiran ku" sahut Dara sembari berjalan menuju kamarnya yang berada diujung lorong dekat ruang makan.

Dara harus menyelesaikan masalahnya satu persatu. Dan ia sudah memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu baru setelah itu ia akan menyelesaikan masalah lainnya.

To be continued.....

1
Holipah
horeeee penjahat jaya trs
Ranita Rani
mulek
aca
nah gni kan enak siip daripada gara keluarganya toxic smua
Rieya Yanie
lanjut kak..semangat
aca
trima aja ngapain ngarepin gara ih bekasi cium2 reva jalang najis
Rieya Yanie
kasian dara/Sob/
Kasma Aisya
terima aja Vito, dari pada gara keluarganya toxis gitu
Holipah
kasian jg gara otak nya bisa rusak kecelakaan trs
Yani Cuhayanih
ok terima saja vito jd calon suami kamu..
Ranita Rani
dara kasian gara
MeiSusi Lowati
seek seeek tak pikir e seek
MeiSusi Lowati
yoo bongkar kelakuan reva dan kakak gara fardhan
Sunaryati
semoga Segera ke bongkar kehidupan Reva, satukan gara dan Dara
Sunaryati
segera pulihkan ingatan Sagara, kasihan sejak kecil hidupnya tertekan bahkan dg pasangan hidup saja dipaksa
Holipah
ada orang tua menghancurkan kehidupan anak2 nya Untung aja tamat bp nya
Holipah
aman tuh si kakek pemaksa udah the end
Sunaryati
Segera persatukan Dara dan Daddynya Diaz
Sunaryati
Syukurlah kebahagiaan Dara mulai berjalan, semoga Diaz segera bertemu daddynya yg sembuh amnesianya mereka berkumpul merajut hubungan yg halal, serta kelakuan Reva dan selingkuh- selingkuhan yang terkuak, kasian 7 thn Dara menderita sendirian
Cheryl Ganes
Buruk
aca
jangan bkin balikan ma. gara ih najis habis forplay ma jalang reva gk sudi Q dara balikan ma. cowk plin plan kek gara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!