NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aron Jatuh

‘Secuek apa sih daddynya anak asuhku ini? Padahal kan anak anaknya sangat menggemaskan. Rugi kalau anak selucu ini tidak disayang sayang’.

“Nesa sih ready Oma kalau diminta handle anak anak asal Oma tidak takut saja Nesa apa apain mereka. Nesa ini masih baru kerja disini loh Oma.”

“Yo iya kamu baru kerja disini, tapi kan sudah kenal lama sama Oma sus. Oma percaya sama kamu”

Oma jadi flashback teringat pertama kali bertemu dengan Nesa, ia yang biasanya tertutup pada orang lain bisa langsung menyukainya. Dulu pernah sopirnya tidak bisa menjemput karena mobil tiba tiba mogok. Sebenarnya Oma bisa saja naik transportasi online, tapi gadis ini dengan penuh perhatian menanyakan pulang naik apa? Sama siapa ? Dijemput siapa? Saat Oma menjawab sendirian, Nesa membantu memesankan dari ponselnya dan mengantar Oma sampai ke mobil. Ia juga masih ingat, saat itu wajahnya terlihat khawatir.

Tidak hanya itu, Nesa menitipkan Oma pada driver untuk memastikan Oma sampai dirumah dengan aman. Tidak lupa dia menghubungi Oma setelah notifikasi penumpang sudah sampai ditujuan muncul. Dipertemuan selanjutnya, pernah Ia meninggalkan dompet di tempat tidur setelah selesai melakukan pemeriksaan jantung. Nesa mengembalikannya dan menolak diberikan tip dengan tutor bahasa yang sopan. Sejak saat itu mereka cukup dekat, Nesa tak sungkan menegur Oma apabila tidak minum obat sesuai instruksi atau tidak datang kontrol tepat waktu. ‘Ketulusan’ saat bersama Nesa Oma merasakannya.

Banyak orang bekerja baik karna kewajiban, tapi orang yang bekerja tulus pasti tujuannya baik meski tetap titik akhirnya kompensasi yang sesuai. Sebagai manusia tentu butuh makan yang layak untuk bertahan hidup. Kepercayaannya pada Nesa tidak semata mata tumbuh instan, Oma mengenalnya sudah bertahun tahun. Jangan ragukan kalau masalah menilai karakter orang, diusia senja ini sudah ribuan orang dengan karakter berbeda datang dan pergi dalam kehidupannya dan keluarga besar Wijaksono.

Gubrak….

Nesa terhenyak, ‘Anak anak’

Segera mematikan kompor lalu naik ke kamar mereka. Tadi Arav sedang tertidur dan Aron sibuk dengan puzzlenya sehingga ia mengambil waktu untuk memasak makan malam untuk mereka. Kebetulan hari ini Biem ikut menemani Oma kontrol ulang ke rumah sakit. Nesa sengaja menyarankan Biem untuk ikut, akhir akhir ini Oma kesehatannya sedikit menurun. Nesa takut terjadi hal yang tidak diinginkan dan tidak ada keluarga yang mendampingi.

“Aron, are you okay?” Aron sepertinya terjatuh dari kursi kecil saat mencoba menggapai adiknya yang merengek di box baby. Dengan terburu buru Nesa menyingkirkan kursi, lalu memeriksa seluruh badan Aron.

“It’s okay sayang, tidak apa apa. Ada yang sakit Aron?”

“Jangan menyentuhku,” Aron menyingkirkan tangan Nesa dari tubuhnya.

‘Sial, tanganku sakit sekali. Tenaga bocah ini boleh juga’

“Hentikan Aron, jangan bersikap keras kepala. Katakan apakah ada bagian tubuhmu yang sakit?”

“Itu bukan urusanmu, jangan bersikap sok peduli padaku. Aku membencimu”

“Terserahmu mau membenciku atau apapun itu. Kamu memiliki hak atas perasaanmu sendiri Aron. Sungguh, aku tidak akan memaksamu untuk menyukaiku. Tapi kali ini tolong jangan melakukan sesuatu yang mencelakakan dirimu sendiri, aku tau kamu ingin menenangkan adikmu yang menangis. Terimakasih Aron, kamu kakak yang baik, good job! Tapi ingat kamu masih anak anak, butuh bantuan orang dewasa untuk melakukannya. Tidak masalah kamu tidak ingin denganku, kamu bisa panggil Oma atau Biem. Kelak jika kamu sudah dewasa aku berjanji akan membiarkanmu melakukannya sendiri oke?” Aron membuang muka

“Sekarang katakan padaku, apa ada bagian tubuhmu yang sakit?”

Hening,

Aron bertingkah seolah tidak mendengarkan apapun yang Nesa katakan.

‘Ya Tuhan berikanlah pada hambamu yang cantik, baik, dan pintar ini kesabaran yang belipat ganda.’

Nesa bersandar pada tempat tidur, dikamar ini memang disediakan box bayi dan juga bed berukuran queen size. Arav sudah tidak merengek seperti tadi sewaktu Aron terjatuh.

‘Bayi ini memang bijaksana, mungkin dia mengerti aku sedang sibuk menghadapi kakaknya yang keras kepala’

“Kamu butuh waktu untuk berpikir? Lakukanlah, aku akan menunggu disini”

Sudah 15 menit berlalu namun belum ada tanda tanda Aron menyerah dengan egonya. Nesa menghela nafas kecil, nampaknya tugasnya tidak akan mudah, rasa percaya diri yang sudah dipupuk sejak awal mulai turun satu tingkat. Ingat ya, hanya satu tingkat. Nesa tidak akan menyerah dalam waktu sesingkat ini. Memangnya ini proklamasi dalam waktu sesingkat singkatnya? Nesa menggeleng pelan menghentikan pemikiran gilanya.

Huuuu\~ uuu huuu\~uuu

Arav yang sudah bisa duduk menangis lagi mencoba keluar dari box namun tidak bisa. Bayi itu mengulurkan tangan minta digendong pada Nesa.

“Cup cup sayang, Arav sudah bangun ya.” Nesa membuka rail box baby lalu mengecek pampers Arav. Sudah penuh, Nesa segera mengganti pampers Arav lalu menggendongnya keluar dari box.

“Terimakasih ya Arav sudah bersabar menunggu, anak baik dan pintar. Sekarang ayo say thank you pada Kakak Aron, Kak Aron sampai terjatuh loh karna mau menggendong Arav”

“Thank you Kak Aron, kakak hebat. Terimakasih ya sudah sayang pada Arav. Arav sayang Kak Aron” Ucap Nesa dengan suara yang berubah seperti anak kecil.

“Ayo kak, dijawab adiknya. Adiknya nungguin loh kak” Ucap Nesa.

Arav mengoceh sambil menggerakkan badannya dengan excited. Anak ini sangat pintar menarik perhatian kakaknya, cocok untuk diajak kerja sama. Aron yang keras kepala segera luluh melihat adiknya.

‘Benarkah adiknya tadi berterimakasih padanya?’

Itu pasti benar, Arav sangat menyayanginya. Dengan lembut, Aron menyentuh telapak tangan Arav yang disambut genggaman tangan yang kuat dari adiknya. Aron mengelus kepalanya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Nesa hanya terdiam memandangi, ikatan batin kedua anak ini sangat kuat. Meski masih anak anak tetapi ikatan darah itu tidak bisa dibohongi. Dia memberikan waktu mereka untuk saling merespon kasih sayang yang muncul secara alami dari dalam diri masing masing tanpa disuruh.

“Sekarang apakah sus sudah boleh bertanya apa ada bagian tubuhmu yang sakit Aron?”

Tanpa suara, Aron menunjuk lututnya.

“Boleh sus lihat lututnya?” Anak itu mengangguk perlahan.

Nesa menyingkapkan sedikit celana Aron, “Syukurlah, hanya sedikit merah. tidak ada lebam, biru atau bengkak. Selain lutut apa ada lagi yang sakit kak?” Aron menggeleng.

“Baiklah, lututnya Aron sepertinya tidak apa apa. Mungkin sakit karna tertekan saat terjatuh tadi, sus oleskan salep ya?”

Tidak ada tanda tanda penolakan. Nesa mengambil salep untuk mengurangi nyeri dan inflamasi. Meski saat ini tidak biru, lebam atau bengkak tetap ada kemungkinan terjadi. Tanda tanda itu bisa muncul setelah beberapa jam kejadian. Untuk mencegah, baiknya tetap harus dioleskan salep. Anak ini tidak mengeluh saat dioleskan obat, namun dari ekspresinya pasti dia merasakan setidaknya sedikit rasa sakit. Dia pura pura terlihat kuat.

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!