NovelToon NovelToon
Blow Me

Blow Me

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:369
Nilai: 5
Nama Author: nadhi-faa

Cinta yang di nanti selama delapan tahun ternyata berakhir begitu saja. Harsa percaya akan ucapan yang dijanjikan Gus abid kepadanya, namun tak kala gadis itu mendengar pernikahan pria yang dia cintai dengan putri pemilik pesantren besar.

Disitulah dia merasa hancur, kecewa, sekaligus tak berdaya.

Menyaksikan pernikahan yang diimpikan itu ternyata, mempelai wanitanya bukan dirinya.

menanggung rasa cemburu yang tak semestinya, membuat harsya ingin segera keluar dari pesantren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadhi-faa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Harsa membantu talita berkemas, karena talita akan tidur diluar pesantren selama tiga hari.

"gue gak bisa temenin lo ta."

"gue sudah terbiasa tanpa loe sa."

"mana ada, buktinya lo bakal bawa motor karbo gue.."

"hehehe iya sih. makasih kalau gitu, untung beat karbo lo udah ganti dengan Rolls-Royce ."

"mana ada."

"buktinya tadi nongkrong didepan ndalem."

harsa hanya mencebik.

"harta suami harta istri juga, berarti itu juga punya lo sa."

"ya syukur alhamdulillah jika itu punya gue juga."

"pasti bentar lagi loe dapat mini cooper sama grandpa tajir loe itu."

"gue mah gak berharap begitu."

"iya, bestieee gue yang gak pernah mandang harta."

"apaan sich."

talita tahu betul sifat sahabatnya itu, anak angkat yang tidak pernah berharap apapun kecuali cinta pada gus abid. bahkan gadis itu sejak remaja berusaha untuk mencari uang sendiri, meski umma halimah masih memberikan dia jatah bulanan. jika tidak dikasih, harsa tidak akan meminta. dia akan mengusahakan dengan jerih payahnya agar tidak terlalu banyak membebani keluarga kyai maulana. berusaha kuliah dengan mengambil jalur bidikmisi.

Jadi jika hari ini dia mendapatkan suami kaya, mungkin itu adalah hasil dari kesabarannya.

"sa."

"kenapa?."

"jika loe udah mahir mengemudi mobil, jangan lupaan gue ya.."

"emang gue bakal nyetir mobil."

"ya siapa tahu. gue mah berharap loe bisa sich. biar gue diajakin healing tanpa takut bulu mata palsu gue terbang atau kehujanan."

ucapan talita membuat harsa tertawa, dia jadi ingat kejadian saat acara agustusan. mengantarkan talita ke start menggunakan motor karbo nya, pada saat sampai tempat, mereka baru sadar jika salah satu bulu mata talita terbang terbawa angin karena harsa harus ngebut untuk mengejar jam tayang.

"kenapa loe ketawa?."

"gue jadi ingat bulu mata loe itu, jadi penasar nemplok ke siapa."

"ih apaan sich."

mereka berdua akhirnya tertawa.

Hingga tak terasa waktunya talita berangkat. harsa membantu sahabatnya itu sampai depan.

" loe rencananya pulang kerumah suami kapan?."

"mungkin setelah acara nikah masal."

talita mencebik sedih, dia memeluk harsa.

"waktu kebersamaan kita harus terpotong dech."

"lebay, cepat berangkat."

talita mengulurkan tangannya.

"apaan."

"kuncinya beb. lo kira motor karbo loe bisa jalan lewat perintah."

harsa terkekeh pelan, dia segera mengeluarkan kunci motornya dari saku roknya.

"ini, jaga dia. jangan sampek hilang."

"siap bestie."

keasyikan dua gadis itu menjadi pemandangan sekilas gus abid yang akan keluar bersama neng elsa.

"mas abi sa."

bisik talita dengan pelan. harsa menoleh, pemandangan pengantin baru yang terlihat serasi itu membuat hatinya mencelos. langkah neng elsa dan gus abid yang beriringan itu terlihat begitu indah, pasangan impian seluruh penghuni pesantren.

"jangan bengong beb."

talita menepuk pundak sahabatnya.

"mana ada."

harsa kembali fokus pada sahabatnya.

bertepatan motor harsa parkir di samping mobil gus abid.

"mau berangkat ya ta."

tanya neng elsa setelah dekat. wajah teduh yang begitu lemah lembut itu menyapa dua sahabat dengan senyum ramah.

tak lupa, tangan neng elsa yang masih berbelit pada lengan suaminya, seolah dua insan yang tidak terpisahkan.

membuat hati harsa jengkel saja.

"iya neng."

jawab talita dengan sopan.

"hati-hati di jalan ya."

keramah-tamahan neng elsa yang seolah sangat akrab pada talita itu membuat harsa semakin dongkol.

Harsa tak ingin memiliki perasaan itu pada neng elsa, tapi entah mengapa rasa kesal pada istri kakak iparnya itu selalu menggerogoti hatinya.

"terimakasih neng."

jawab talita kembali, mereka berdua menunggu mobil gus abid berangkat terlebih dulu.

"masih suami loe yang paling keren."

ucap talita menghibur sahabatnya.

"apaan sih loe, udah berangkat sana."

"iya beb, sabar atuh. "

talita segera berpamitan pada harsa sebelum memutar gasnya.

"assalamualaikum beb."

"waalaikumsalam salam."

Harsa kembali lagi ke kamar asramanya. Dia masih punya dua tanggungan membuatkan buket. karena pesantren mendekati hari libur, maka tidak ada pembelajaran selama satu minggu ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!