NovelToon NovelToon
My Husband Is A Werewolf

My Husband Is A Werewolf

Status: tamat
Genre:Tamat / Manusia Serigala
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Karya ini merupakan karya jalur kreatif cinta supranatural

Siluman serigala yang merubah wujudnya menjadi manusia harus melindungi seorang gadis bernama Zora.

Dalam tubuh Zora tertanam pecahan kubah matahari yang apabila kubah itu dipersatukan dengan pecahan yang lain akan memunculkan kekuatan besar yang mampu menyerap energi matahari.

Mampukah Zidan melindungi gadis itu dari kejaran Xeon yang menginginkan pecahan kubah matahari ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Uji Coba

Gerakan tangan yang begitu lincah seirama dengan ayunan pedang itu memeriahkan isi lapangan. Tidak ada yang mengeluh, karena Zidan selalu memberi semangat untuk maju.

Begitu juga dengan Adam, racikan senjata kini telah siap. Ia membuat bubuk mesiu dan menguji coba di lahan yang kosong. Bush dan Bash berlari menjauh setelah Adam memberi aba - aba. Beberapa orang juga tertarik untuk melihat.

"1, 2 , 3 ...." Teriak Adam panjang seraya menyalakan pemantik.

Seketika itu juga api menyala dan timbullah ledakan kecil. Sengaja Adam mengurangi tekanan ledakan karena hanya sebagai uji coba saja. Dan setelah uji coba berhasil, barulah Adam akan menambahkan tekanan yang lebih dasyat lagi.

Semua orang bersorak heboh. Ada yang bilang kalau sihir yang Adam gunakan sangatlah menakjubkan.

"Ini namanya senjata mesiu. Bisa digunakan untuk meledakkan sesuatu dan boleh digunakan saat berperang saja. Aku akan ajarkan pada kalian cara meraciknya." terang Adam dan meminta 2 orang untuk mencoba.

Dua saudara kembar Bush dan Bash maju, mereka sangat tertarik untuk mencoba duluan.

Dan mereka berdua berhasil menciptakan ledakan.

Adam juga menggunakan bubuk mesiu untuk membuat kembang api, namun ia tak langsung menunjukkan pada semua orang.

Jika mesiu saja masih kurang sebagai senjata maka Adam akan merakit bom granat. Nama itu terdengar asing di telinga para siluman saat Adam mendemonstrasikan rakitannya.

Tidak menutup kemungkinan semua senjata akan digunakan saat berperang nanti, mengingat dari keterangan paman Amor jumlah lawan mencapai lima ratus yang tidak sebanding dengan kekuatan tim.

Lyla melatih para kaum hawa dengan begitu gigih. Perjuangannya untuk masa depan Phantom perlu diacungi jempol. Zora saja sampai iri melihatnya. Sebenarnya ia juga mau berlatih memanah tapi, Lyla sepertinya tak menyukai dirinya karena telah merebut Zidan darinya.

Oke, Zora lebih memilih membuat minuman penyegar dan beberapa makanan berat saja. Apa yang ia persiapkan untuk berperang nanti belum terpikirkan olehnya. Mungkin ia akan menggunakan kekuatan pecahan kubah matahari di saat genting saja. Karena Zidan sudah mewanti - wanti apabila belum maksimal menggunakan tenaga itu bisa mencelakai diri sendiri dan Zidan tidak mau Zora sampai celaka.

Zora sendiri sebenarnya juga ingin ikut membantu, tapi apalah daya dirinya hanya wanita biasa.

Saat istirahat tiba, Zidan duduk bersandar di bawah pohon lantas Zora menghampirinya.

"Kak Zidan, ambillah!" Zora menawarkan minuman.

Zidan mengambil minuman itu lantas meneguknya hingga tandas. "Terima kasih, Sayang!" ujar Zidan sambil mengembalikan gelas dan ucapan itu membuat Zora tersipu malu.

 "Kak Zidan, semua orang ikut berlatih dan menguasai semua ilmu perang. Sedangkan aku, aku hanya bisa memandangi kalian saat latihan." ujarnya melas. Zidan tahu maksud perkataan istrinya itu. Ia pun berbicara dengan lembut. "Kamu yakin ingin berlatih?" tanya Zidan memastikan khawatirnya Zora nanti putus di tengah jalan seperti tempo kemarin.

"Iya, aku mau. Aku janji tidak akan mengeluh dan protes lagi." Zora sendiri juga menyadari sikap keputusasaan terhadap dirinya.

Selesai istirahat, Zidan pun meminjamkan sebuah pedang panjang pada Zora. Zora merasa pedang itu adalah benda yang tajam dan bisa melukai dirinya jika sampai tak berhati - hati. "Aku takut." ujarnya dengan menggigit bibir bawahnya.

"Jika kamu belum siap hari ini, tidak apa. Besok kita bisa berlatih lagi." ujar Zidan mengambil kembali pedang dari tangan Zora.

Lyla menyunggingkan senyum dari jauh melihat Zora yang bagitu lemah. Ia pun bergegas mendekati Zidan lalu mengajak nya untuk berlatih kembali.

"Zidan, kurasa istirahat sudah cukup. Tidak ada waktu lagi untuk bersantai." tegas Lyla yang langsung mendapat respon cepat dari Zidan.

"Iya," Zidan bangkit lalu menuju ke lapangan.

Lyla sengaja tak langsung pergi ia hendak mematahkan semangat Zora. "Lihatlah dirimu. Memegang pedang saja tak bisa bagaimana bisa menjadi istri seorang ksatria?" Setelah puas melontarkan ucapan pedas barulah ia pergi setengah berlari menyusul Zidan.

Bagaimana perasaan Zora setelah mendengar ucapan Lyla barusan ? Zora memang lemah dalam hal urusan pedang tapi ia yakin kekuatan cahaya yang ada padanya mampu melindungi Zidan atau orang - orang yang ada di Phantom dari serangan Xelon suatu saat nanti. Jadi, Zora tak memasukkan dalam hati ucapan Lyla itu.

Sementara itu, Bibi Adis baru saja memanen buah Airaple lalu memotongnya menjadi beberapa bagian kecil. Makanan ajaib itu akan mampu memberikan rasa kenyang pada para tim yang sedang latihan dan membagikan pada semuanya sebelum latihan lagi.

Paman Amor ikut dengan kedua anak kembarnya menciptakan senjata baru. Granat tangan nama kerennya.

Sesaat Adam mencuri pandang ke arah Lyla, wanita itu begitu energik dan membuat hati Adam selalu bergetar setiap kali melihatnya.

Lyla merasa ada yang memperhatikan dirinya dari jauh. Ia pun ingin mengerjai Adam. Adam mendekati Lyla dan berkata, "Apa kamu butuh bantuan?"

"Kebetulan, aku butuh seseorang untuk membawa apel ini untukku." ujar Lyla dengan senyuman licik.

Adam memegang buah apel di atas kepalanya. "Itu mudah, seperti ini kan?" Adam tak sadar kalau dirinya dijadikan sasaran latihan Lyla.

Kedua matanya melotot saat anak panah diarahkan ke kepalanya. "Lyla, kamu bercanda kan! Aku belum mau mati sekarang." rengek Adam disela ketakutannya.

Lyla sudah mengambil ancang - ancang dan siap akan membidik.

Semua orang yang berada di bawah bimbingan Lyla terpukau dengan aksi Lyla ini.

"Diam! Atau kepalamu yang menjadi sasaranku!" bentak Lyla kasar yang seketika membuat Adam membisu.

Lalu adam merapatkan mata untuk tidak melihat ke arah depan. Keringatnya pun mulai mengucur. "Tuhan, tolong aku!" pekiknya dalam hati.

Bush dan Bash berlari menghampiri Zora untuk menyampaikan kalau Adam menjadi sasaran Lyla sebagai latihan. Mendengar itu, Zora lantas setengah berlari ke tempat Lyla berlatih.

Lyla merasa tak gentar, ia menarik busur dan langsung melepaskan anak panahnya ke sasaran.

Suara tancapan anak panah tepat mengenai apel di atas kepala Adam. Zora tercengang sesaat melihat aksi Lyla barusan. "Keren." gumamnya penuh kekaguman.

Adam membuka matanya dan sontak meraba kepalanya yang masih utuh. "Syukurlah!" ucapnya penuh kelegaan.

"Kak Adam!" seru Zora datang menghampiri.

"Kak Adam nggak apa-apa kan?" tanya Zora khawatir lalu membersihkan kepala Adam dari sisa pecahan apel.

Zora merasa Lyla sungguh keterlaluan, untuk apa juga memilih Adam sebagai sasaran latihannya kalau terjadi sesuatu terhadapnya apa Lyla akan bertanggung jawab. Zora hendak melabrak Lyla tak terima.

Adam menahan langkah Zora karena Adamlah yang menawarkan diri tadi. "Tidak perlu Zora!"

"Lepaskan tanganku Kak, dia telah mempermainkanmu!"

"Aku yang menawarkan diri jadi, berhentilah untuk membuat kekacauan." halau Adam yang yakin nanti Zora pasti akan membuat suasana menjadi ricuh.

"Itu tidak bisa dibiarkan." geram Zora. Lyla malah mendekat sambil tersenyum.

"Lihatlah, kakakmu saja bisa berguna di area latihan sementara dirimu bisa apa?" lalu melengos pergi.

1
PociPan
wah keren ini kisah tentang sihir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!