NovelToon NovelToon
Demon Beside Me

Demon Beside Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / spiritual / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Titin Supriatin

"Menikahlah denganku, aku berjanji akan kuubah nasibmu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini adalah janji dari cucu seorang Putra Raja padamu," ucap Hans pada Rosela.

Cinderella zaman Now, istilah itu mungkin tepat disematkan pada gadis cantik yang nasibnya mirip seperti kisah Cinderella yang selalu ditindas oleh saudara dan ibu tirinya. Calon suami Rosela juga diambil oleh Emma, kakak tirinya sendiri.

Hans tak sengaja menggunakan kekuatan Supranaturalnya untuk menyelamatkan nyawa Rosela. Alhasil, dia sendiri yang harus kehilangan nyawa. Jika Hans ingin tetap hidup dan kekuatannya kembali seperti sebelumnya, maka ia harus menikahi Rosela.

Akankah Rosela bersedia menikah dengan pria tampan aneh yang berbeda dengan manusia pada umumnya? Bisakah Rosela menerima Hans yang notabennya bukan manusia biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 DIRUMAHKU ADA SETAN

“Jangan hubungi rumah sakit,” pinta Hans saat ia sadar dan melihat istrinya sibuk dengan ponselnya.

Rosela panik dan mencoba memapah tubuh Hans dengan kedua tangannya. “Tapi Tuan Hans, Anda … berlumuran darah …” Rosela semakin merasa bersalah karena wajah suaminya penuh dengan darah, namun ponselnya tiba-tiba terlepas dari genggaman saat tangan Hans meraih tangan Rosela.

“Yang bisa mengobatiku, bukan dokter, tapi kau,” ucap Hans langsung mencium bibir Rosela dengan mesra. Ia mencium bibir atas dan bawah istrinya secara bergantian hingga darah yang mengalir di pelipis Hans perlahan-lahan menghilang. Ciuman tersebut lumayan lama dari sebelumnya dan Rosela sama sekali tidak melawan.

Hans baru menghentikan ciumannya saat dirinya sudah mulai membaik dan hanya tinggal luka lebam bekas pukulan besi linggis yang diarahkan Rosela kepadanya. Mata Rosela sejak tadi melotot dan shock. Gadis itu tertegun tak percaya pada keajaiban yang ia lihat di depan matanya.

Jelas-jelas suaminya itu terluka parah gara-gara ulahnya yang salah mengira orang, tapi hanya dengan ciuman maut yang memabukkan, luka itu menghilang beserta darah yang berceceran seakan tak pernah terjadi apa-apa pada Hans.

“Lu-lu-luka-lukanya? Hi-hilang?” tanya Rosela dengan nada suara gemetar. Ia bahkan sampai lupa kalau dirinya habis dicium Hans.

“Sudah kubilang, bukan dokter yang bisa menyembuhkan lukaku. Tapi kau. Sekarang kau percaya, kan?” ucap Hans sambil memamerkan senyum yang bikin siapa saja jadi mabuk kepayang saat melihatnya.

“Sungguh lukanya benar-benar hilang?” tanya Rosela sambil terus memegangi wajah tampan suaminya. Ia tahu kalau Hans adalah pria luar biasa dan langka. Serta punya kekuatan yang mungkin takkan pernah bisa dipercayai orang-orang. Namun tetap saja apa yang dilihat Rosela sungguh diluar nalar manusia.

Hingga detik inipun Rosela masih merasa dirinya sedang bermimpi. Tapi apa yang terjadi hari ini, benar-benar membuka matanya bahwa ia telah menikahi pria langka yang sangat luar biasa dan juga tampan.

“Hilang, kau lihat kan? Aku tidaka apa-apa.” Hans mulai pamer, tak disangka tubuhnya malah ditubruk Rosela.

“Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Aku kira aku sudah membunuhmu,” isak Rosela dan langsung memeluk tubuh Hans. Gadis itu menangis sejadi-jadinya.

Wajah Hans bingung karena dipeluk Rosela begitu erat. Sambil menangis pula, ia tak pernah ditangisi wanita sampai sebegitunya sehingga Hans merasa canggung dan tidak enak hati.

“Kenapa kau menangis. Aku tidak akan mati segampang itu. Jika ada yang mau melenyapkanku, mereka harus berhadapan dulu dengan kakek-kakekku. Kau tak perlu menangis sesenggukan begini hanya karena kau memukulku dengan linggis.”

Rosela melepas pelukannya masih sambil terisak. Seumur hidupnya ia tidak pernah melukai seseorang apalagi sampai berdarah-darah. Jika terjadi sesuatu pada Hans, Rosela tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

“Semuanya salahku, aku kira Tuan Hans adalah orang yang menculikku. Tanpa pikir panjang aku langsung memukul kepalamu. Pasti rasanya sakit sekali.”

“Oh.” Hans manggut-manggut.

“Kok ‘oh’?” tanya Rosela heran.

“Kau mau aku menangis dan berteriak mengerang kesakitan? Aku pernah terluka jauh lebih parah dari ini tapi aku tidak menangis. Aku tahu kau tak sengaja memukulku. Makanya aku mengejarmu saat kau lari.”

Rosela membersit hidung. Ia mengusap sisa bulir air matanya karena ternyata percuma dia menangis. Yang ditangisi fine-fine saja dan tidak kenapa-napa.

“Lalu, bagaimana dengan para penjahat itu? Di mana mereka semua?”

“Itu di sana. Mereka sedang terkapar tak berdaya. Kau tadi menelepon ambulans kan? Kita harus segera pergi dari sini. Aku paling malas kalau harus berurusan dengan polisi.” Hans menggandeng tangan Rosela pergi memasuki Kawasan hutan rimba karena sirine mobil ambulans sudah mulai terdengar dari kejauhan.

“Terus mereka bagaimana?”

“Mereka semua patah tulang, tidak mungkin melarikan diri. Mereka butuh penanganan medis. Buang saja ponselmu ke jurang dan jangan meninggalkan jejak apapun.” Hans menggendong istrinya di depan dan langsung melesat cepat bagai kilat pergi meninggalkan TKP ke kediaman Hans sendiri yang letaknya juga ada di tengah hutan rimba belantara.

Tempat yang paling aman bagi Hans dan Rosela memang adalah rumah Hans sendiri. Hutannya masih alami dan tidak pernah dijamah tangan manusia tak bertanggungjawab. Makanya banyak Binatang buas di sekeliling area tempat tinggal Hans. Kendati demikian Binatang buas tersebut tak pernah masuk ke rumah yang dibangun Hans di tengah hutan. Mereka hanya lewat untuk mencari mangsa.

“Aku baru sadar, hutan ini banyak Binatang buasnya. Apa kau raja hutan di sini?” tanya Rosela setelah sekelebat jaguar lewat saat Hans juga baru saja sampai di depan pintu rumahnya. Jaguar itu menatap Rosela dengan sinis lalu melanjutkan perjalanan.

“Mana ada raja hutan setampan aku. Aku memilih tempat ini karena di sini aku bisa menggunakan kekuatanku sesuka hati tanpa takut di ketahui oleh orang lain.” Hans membuka pintu dan mempersilahkan istrinya masuk.

Sementara itu, para penjahat yang sudah dibereskan oleh Hans langsung dibawa ke rumah sakit semuanya. Anehnya saat ditanya apa yang terjadi, mereka tidak ingat apapun. Yang mereka ingat hanya diserang oleh seseorang tak dikenal setelah itu mereka pingsan.

Polisi yang menangani kasus mereka jadi bingung sendiri. Sebab mereka tidak menemukan siapapun di sana selain sekelompok pembunuh bayaran ini. Jejak Rosela dan Hans juga menghilang tak berbekas. Polisi itupun menginterogasi para penjahat yang ternyata memang sudah lama diincar oleh aparat karena mereka semua kerap melakukan tindak kejahatan.

Dari interogasi itu, polisi menyimpulkan kalau mereka disuruh seseorang untuk menculik seseorang yang mungkin sudah berhasil melarikan diri. Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa yang diculik belum melaporkan kasus ini.

“Siapa yang mereka culik?” tanya polisi itu.

***

“Kenapa tidak lapor polisi saja kalau kau sering dilukai oleh keluarga tirimu? Apa yang mereka lakukan sudah sangat keterlaluan,” tanya Hans sambil memberikan minuman hangat untuk istrinya. Keduanya sudah berganti pakaian setelah melalui kejadian menegangkan.

“Aku sudah pernah melakukannya, yang ada malah mereka dibebaskan karena kurangnya bukti. Aku bahkan yakin, kedua orangtuaku, pasti dibunuh oleh ibu tiriku yang jahat itu. Dia tahu semua aktivitas yang terjadi di rumah karena ia memasang alat sadap disetiap sudut ruangan. Ibu tiriku sangat licik. Pantas saja dia selalu tahu apapun yang kulakukan. Ternyata … dia iblis yang menyamar jadi manusia.” Rosela duduk di kursi sambil memikirkan serangkaian kejahatan yang dilakukan ibu tirinya kepadanya.

Kalau seorang manusia sudah berani membunuh atau menyuruh orang untuk membunuh orang lain. sudah jelas kalau orang itu bukanlah manusia. Sebab, manusia yang baik tidak akan pernah melakukan hal sekeji itu. Semuanya tampak janggal dan aneh seolah manusia lampir itu memang jelmaan dari iblis. Jika tidak, mana mungkin ia tega membunuh orang lain walau bukan dengan tangannya sendiri.

“Lebih dari itu, menurutku, dia … bersekutu dengan dukun. Aku rasa, kau dan keluargamu bukanlah korban pertamanya. Pasti ada korban-korban lain di luar sana. Tapi karena kejahatan yang ia lakukan sangat rapi, tidak ada seorangpun yang tahu.”

“Menurutmu, aku harus bagaimana? Malam ini, dia pun tidak pulang ke rumah. Kalau aku lapor pasti dia bakal menggunakan alibi ini untuk menghindar karena dia ada di luar kota.”

“Kita tetap harus kembali ke rumahmu. Mereka pasti terkejut karena kau dan aku baik-baik saja. Tapi mereka juga tidak akan menyerah. Mereka akan melakukan segala macam cara untuk menyingkirkanmu dari muka bumi ini.”

“Tapi …”

“Kau jangan takut, selama ada aku, takkan ada yang bisa menyentuh atau menyakitimu. Kita lihat saja, sampai di mana iblis merajalela sebelum akhirnya dia kena karma.” Hans tersenyum sinis. Tapi ekspresinya langsung berubah saat Rosela menatapnya. “Kau sudah baikan? Kau mau menginap di sini malam ini? Atau kita bisa langsung kembali?”

“Menginap di sini saja, rumah itu sekarang bagaikan neraka bagiku. Sangat menyeramkan. Aku merasa kalau di rumah itu ada banyak sekali setan di mana-mana.”

“Memang, di rumahmu ada kunti merah, ada hantu tanpa kepala, sundelbolongpun juga ada. Mereka semua adalah peliharaan dukun yang bersekutu dengan ibu tirimu.”

“Hah?” Rosela melongo. “Masa?” tanya Rosela jadi bergidik sendiri. “Hiii … kok ngeri sih? Kenapa kau baru beritahu aku sekarang.”

“Kau kan tidak tanya,” jawan Hans enteng. Si Bengal itu santai sekali melihat istrinya ketakutan.

“Terus gimana dong, jadi mereka ada disekitar kita? Koka aku nggak tahu ya, dirumahku ada setan.”

“Kau kan tidak bisa melihat mereka, untuk apa kau kuberitahu.”

“Astaga, apa kau bisa mengusir mereka?”

“Bisa, tapi aku tidak mau.”

“Kenapa?” alis Rosela sudah keriting mendengar penolakan suaminya.

“Aku suka melihat mereka mencoba mengganggu Damar dan kakak tirimu. Itu menyenangkan. Mereka mau mengganggumu, tapi kupelototi mereka. Aku juga sudah peringatkan agar mereka tidak mengganggumu lagi. Jadi kau aman.”

“Itu kalau kau lagi tidak ada. Bagaimana kalau pas aku lagi sendiri?”

“Kau panggil saja namaku, aku akan langsung datang ke hadapanmu, beres kan?” Hans mendekat ke tempat Rosela berada sambil menatapnya tajam seolah mereka hendak berciuman.

BERSAMBUNG

***

1
Zanzan
duuuhhh...gi enak2 baca dah selesai aja...mana kangen ma ulah nya pak po aku...😁😁😁
Raffasya@aimaria1203
Lanjut kaaaa ga sabar liat reaksi’y c emma ama lampu damar 🤭
Haryati
laaah masih saja sok2an si damkaret....bentar lagi kau ditendang
eenok
lagi donk..
Suwastika
lanjut thor....
lg seru² ny nih
Ira Indriarini
jangan lama-lama up nya thor... nnt pengagumu kabur krn ga sabar loh 🤣🤣
Herlina
kenapa upnya sering lama kadang aku sampai lupa ceritanya sampai mana
Rahma Nuryani
semoga pak po gak bengek dalam kasus ini 🤭🤭
Teh Yen
ternyata celaka membawa bahagia ini mah yah
Teh Yen
hahaa rasain senjata makan tuan kan makanya jangan suka jail sama.rosela.d.suaminya
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
double update thorr,
eenok
lnajut lg lg donk doble lah wkkw
Haryati
miris dan tragis kematianmu Vira...semoga ada keadilan buatmu dari raja demit yg tampan
Suwastika
wow... siap² ketemu raja ku yg ganteng n pasukan demitny yg paling² 😁😁
pak po.....
Zanzan
lanjoooottt...tambah kereeennn...
Yurniati
double update thorr
Yurniati
tetap semangat terus Hans,Vira minta tolong itu buat ngungkap kematian nya,,,,,
Rahma Nuryani
wah tingal lihat di kakek gaul nya 🤣🤣🤣🤣
Suwastika
krn rosela udh falling in love sm hans jd bs liat yg begituan. brrt nnt bs liat kakek po dong.....
gpp thor mau bikin crt yg lg viral jg pkkny certa mu ttp ak tgg
lanjut n ttp semangat thor......😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!