NovelToon NovelToon
Dinikahi Mr. Arogant

Dinikahi Mr. Arogant

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / Romansa
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Geerqiasilatusiluchen

Berawal dari sebuah dendam di hati Sakti yang terpendam selama puluhan tahun kep pada keluarga Rangga. Sakti pun tega menculik Ainun yang tak bersalah, Ainun sendiri adalah gadis dari keluarga sederhana yang berusia 23 tahun di hari pernikahnnya dengan Rangga.

Bahkan Sakti membuatkan sabotase pesta pernikahannya yang begitu megah untuk mengeabui pihak kluarga Rangga.

Akhirnya, Keluarga Rangga pun menetapkan Ainun dan kluarganya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas gagalnya pesta pernikahan Rangga lalu menuntut mereka.


akankah ada perasaan di antara pernikahan itu? Sedangkan Sakti hanya memanfaatkan Ainun sebagai alat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyakitkan

Pagi itu begitu cerah,

Hingga membuat Satria mulai terbangun oleh silaunya cahaya mentari yang menusuk hingga pas mengenai ke retina matanya pagi itu "Emmmh" bisiknya menutup matanya yang masih memejam itu dengan kelima jemarinya.

Rupanya, cahaya mentari yang sudah menganggung lelapnya itu masuk melalui sela sela tirai di kamar tersebut. Ia pun merubah posisi wajahnya dan mulai mengintip saat tangannya menepis cahaya yang silau itu. Perlahan, kelopak mata Satria pun mulai terbuka dan ia pun menyimak sekeliling.

"Aku, sejak kapan ke tiduran" batin Satria menggumam.

Ia pun mulai mengingsut ke kepala sofa dan merubah posisi nya menjadi duduk. Ia memegangi kepalanya yang terasa nyeri "Aduh. Kepalaku sakit sekali" batin Satria menggumam.

Satria pun mulai menggerakkan seluruh tubuhnya yang terasa sakit karna pegal. Termasuk kepalanya yang ia gerakan ke kanan dan ke kiri "Ck. Ssssh, kenapa seluruh tubuhku sakit semua. Sepertinya aku harus mengganti matrasku karna ini terlalu tua..." bisik Satria bicara sendirian. Lalu tanpa sengaja, dia pun mulai menoleh ke arah ranjangnya. Seketika netranya membulat "Matrasku? Lalu ini?" tunjuk Satria ke arah selimut yang telah menggulung tubuhnya sedari malam.

Ia pun lekas menoleh ke sisi kanan, di lihatnya Ainun masih terlelap pulas dan belum memperlihatkan tanda tanda jika dirinya akan sadar 'Apa?" Panik Satria lekas terperanjat untuk turun dari sofa Ainun.

Bruk! Satria pun jatuh di lantai dengan posisi terduduk "A-apa apaan ini?" bisik Satria masih belum paham.

"Bagai mana bisa aku tidur di sofa wanita ini. Apa lagi, sejak kemarin... Wanita ini memang sedang tak sadarkan diri. Aku? Apa sekarang aku sudah menjadi tidak waras?" tanya Satria pada dirinya sendiri.

"Aku pasti suda gila..." pikirnya mulai berdiri dan meangkah menuju kamar mandi. Ia pikir ini semua adalah mimpi baginya dan tak nyata.

"..." Ainun membuka sebelah metanya lalu mengintip ke arah kamar mandi "Dia sudah pergi? Fyuuh syukurlah" Bisik Ainun menggumam.

Aku ingin bangun, tapi... Jika aku bangun sekarang. Laki laki itu pasti akan memakiku. Tunggu sampai dia selesai membersihkan dirinya dan aku akan pura siuman" batin Ainun menggumam.

Tok tok! Suara ketukan dua kali dan seseorang mulai masuk "Satria, apakah kamu di dalam?" tanya Lili tiba tiba masuk ke area kamar utama.

"Satria. Di mana kamu? Apakah kamu tak ingin sarapan?" tanya Lili mencari sekeliling. Namun tak ia dapatkan Satria di mana pun, hingga akhirnya... Lili pun menoleh ke arah di mana Ainun terlelap "Eh?" lenguhnya.

Lili pun menghampiri Ainun dan berdiri di depannya "Wah wah. Kenapa seluruh tubuhnya memerah? Jangan jangan wanita ini memiliki penyakit menular. Bisa bisanya dia sekamar dengan calon suamiku" cerocos Lili terdengar jelas di telinga Ainun.

Ck ck. Di rumah ini semakin panas dan pengap saja... Dua wanita jahat saja sudah membuatku pusing. Di tambah lagi satu wanita berhati busuk ini... Sempurnalah penderitaan ku ini. Batin Ainun menggumam.

"..." Tak ingin bermasalah dengan Lili. Ainun pun tetap memejamkan matanya dan tak ingin membalas ocehan Lili.

Tak berselang lama, Satria pun keluar dari kamar mandi. Ia lekas masuk ruang ganti tanpa memperhatikan kedatangan Lili karna terhalang oleh kelambu yang tersemat di ranjangnya.

"Nama mu Ainun ya? Jadi, Ainun dengarkan aku... Aku tak akan membiarkan mu merebut Satria dariku. Satria hanya boleh menjadi miliku, tidak Yerim atau pun kau... Hanya aku, yang boleh ada di dalam hatinya" jelas Lili seraya menjauhi sofa Ainun dan mulai kembali berkutat mencari Satria.

"Satria..." Seru Lili. Kali ini ada respon dari Satria. Hingga Satria pun keluar dari ruang ganti itu bersama tubuh yang sudah terbalut pakaian kantor Blam! Satria menutup pintu kamarnya "Lili. Sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Satria menghampiri.

"...Satria, aku khawatir pada mu, jadi aku naik ke kamarmu... Saat nya sarapan" pinta Lili menggoda pria itu.

"Aku tadi kesiangan. Dan Ken tak membangunkan ku" balas Satria.

"Ken, kenapa dia tak membangunkan mu... Astaga, bahkan wanita itu juga tak membangunkan mu. Sungguh tidak berguna dia itu" cemooh Lili pada Ainun.

"Sudahlah, jangan hiraukan dia... Sebaiknya kita cepat turun" Pinta Satria mulai menarik Lili.

Ada apa dengan Satria, kenapa dia sepertinya sedang membela wanita itu... Apakah aku salah paham? Batin Lili menggumam kesal.

BLAM! Pintu mulai tertutup, dan Ainun pun bisa bangun "Eeh... Sakit sekali" Ainun lekas bangun dan duduk di sofa. Ia menurunkan kakinya ke lantai yang dingin.

"Ssh, tanganku melepuh, rasanya sungguh menyakitkan" bisik Ainun sembari menangis.

"Hiks. Ayah, ayah... Di mana kamu ayah? Semoga kamu baik baik saja, lihatlah anak perempuan mu ini begitu sangat menderita, ayah... Cepatlah cari aku dan jemput aku pulang. Hiks, aku sungguh tak tahan" rengek Ainun menangis sesegukan.

Ainun pun tak bisa melangka ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya karna "Sakit. Hiks..." ringis Ainun.

Saat Ainun berusaha bangun dan melangkah ke arah kamar mandi, ia pun kembali terjatuh di sofa nya dan kembali terduduk "Bagai mana ini?" bathin Ainun menggumam.

Klek! Seseorang mulai masuk hingga membuat Ainun panik 'Ah!" Ainun menoleh ke arah pintu itu dengan rasa ketakutan yang dalam.

"Nona..." Ternyata itu adalah Ken.

"K-Ken? Kenapa kamu ada di sini?"tanya Ainun menunduk ke arah luka nya.

"Saya mengantar sarapan pagi untuk anda" balas Ken ramah.

"Ken. Bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya Ainun menatap Ken dengan wajah yang meringis.

"Ya nona..." Ken menghampiri Ainun dan lekas menyimpan tatakan tersebut di meja lampu kamar itu.

"Aku ingin pergi ke kamar mandi" pinta Ainun.

"Apakah anda ingin berendam di bathtub?" tanya Ken.

Wajah Ainun lantas memerah saat Ken bertanya demikian "Bagai mana aku meminta hal tersebut pada seorang laki laki... Oh astaga ini sungguh memalukan" bathin Ainun menggumam.

"A... Aku..." Terlihat wajah merah itu begitu jelas, dan Ken tak perlu penjelasan lebih detail, untuk membuatnya paham.

"Sebentar nona. Aku akan panggilkan beberapa pelayan wanita untuk membantu anda berkutat" tegasnya.

Ken keluar sejenak dan membawa serta empat pelayan wanita untuk merawat dan memandikan Ainun.

"Tolong bantu nona Ainun untuk membersihkan diri" tegas Ken.

"Baik tuan" Para pelayan mulai berhambur ke arah Ainun dan membopongnya ke kamar mandi.

"Ken terimakasih" balas Ainun tersenyum pahit ke arah Ken.

Ainun berlalu bersama dua pelayan yang Ken bawa kan untuknya. Dan dua lainnya sedang berkutat mencarikan pakaian untuk Ainun kenakan.

"Bersabarlah nona... Tunggulah sampai tuan muda mengakui keberadaan anda, ku harap anda bisa kuat menghadapi ke bengisan laki laki itu" batin Ken menggumam.

Tak lama setelah itu, Ainun kembali dan di dandani dengan seadanya oleh para pelayan. Akhirnya Ainun pun di rebahkan kembali di matras.

"Ken. Terimakasih" ucap Ainun pada Ken.

"Tidak masalah nona... Biarkan saya merawat anda, anda harus makan dan meminum obat agar luka bakarnya tak terlalu menyakitkan" ujar Ken memastikan.

Ainun pun mengangguk "Ayo. Makanlah" Ken mulai menyuapi Ainun dengan posisi berjongkok di hadapan wanita itu.

Ainun makan dengan cukup lahap hingga membuat Ken tak terlalu khawatir padanya "Aku kenyang"

"Ini, obat anda... Dan oleskan salep ini ke luka bakar anda... Jika anda perlu sesuatu, silahkan panggil saya" Ken berdiri lalu pergi dai kamar tersebut dengan menutup pintu kamar tersebut.

"Untung masih ada orang baik, terimakasih Ken" batin Ainun menggumam.

1
Sharifah Hanafiah
Luar biasa
Ran Cunit
lanjut kakak autor
Keyzo yanndy
lanjut
Aska
seru tour
mimil 1012
menyimak
Ran Cunit
semangat update nya your
Ran Cunit
Masih memantau cek
Ran Cunit
lumayan
Ran Cunit
Mampir Cek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!