Kisah gadis bernama Li Mei adalah putri raja dari Zheng-mi goo yang dikutuk memiliki umur panjang karena dituduh membakar istana selir ayahnya, dia melintasi waktu dari kejaran pengawal istana yang ingin menangkapnya sehingga Li Mei mengalami amnesia karena kecelakaan yang tak terduga. Dan bertemu Shaiming yang menjadi tunangannya.
Mampukah Shaiming membantu Li Mei mengingat semuanya, akankah ingatan Li Mei kembali ? Dan apakah mereka akan bersama dan bahagia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 QIPAO YANG MEMIKAT HATI
Li Mei sudah terlihat berjalan di dalam ruangan kamar klinik tempatnya menginap saat dia pingsan.
Di sisi lain, Shaiming duduk di atas kursi sambil memandangi Li Mei yang berlatih berjalan.
"Rupanya kamu telah sehat, Li Mei", ucap Shaiming.
"Ya, tubuh ku mulai terasa kuat", sahut Li Mei.
"Mungkin hari ini kamu diperbolehkan pulang ke rumah karena sudah tiga hari kita berada di klinik sejak kamu jatuh pingsan", kata Shaiming.
"Dan aku merasakan tubuh ku telah pulih sediakala... Kapan dokter Liu Yaosan kemari ?", ucap Li Mei.
"Sekitar pukul 08.00 pagi, kemarin dia berjanji pada ku untuk datang ke klinik lebih awal dari kemarin", kata Shaiming.
"Seharusnya kita tidak merepotkan dia karena aku rasa tubuh ku sudah sehat", ucap Li Mei.
"Sudah tugas dia sebagai seorang dokter dan kewajibannya datang mengunjungi pasien ke klinik", kata Shaiming.
Li Mei terdiam seraya menatap ke bawah lalu menghela nafas pelan.
"Apa kamu sudah sarapan pagi ini ?", tanya Li Mei.
"Belum...", sahut Shaiming.
"Belilah makanan untuk sarapan ! Aku tidak ingin kamu jatuh sakit karena mengurus ku, Shaiming...", ucap Li Mei.
Li Mei mengalihkan pandangannya ke arah Shaiming yang duduk di kursi sembari terus memperhatikan dirinya.
"Jangan pikirkan tentang diriku karena aku bisa menjaga diri ku !", kata Shaiming.
"Tidak, itu tidak benar, kamu juga harus memperhatikan diri mu, Shaiming ! Terutama kesehatan mu !", ucap Li Mei.
"Biarkan aku mengurus mu, Li Mei !", kata Shaiming.
"Tapi..., Shaiming...", ucap Li Mei cemas.
Li Mei menatap ke arah Shaiming dengan raut wajah gelisah.
"Sudah dua hari dua malam kamu menginap di sini sedangkan kamu tidur tak selayaknya selama menjaga ku, Shaiming", kata Li Mei.
"Aku tidak memperdulikan hal itu, Li Mei", sahut Shaiming.
"Ayolah, Shaiming... Buat lah aku merasa tenang, pergilah sarapan...", kata Li Mei yang sangat mencemaskan keadaan Shaiming.
"Baiklah..., jika kamu menginginkannya maka aku akan pergi membeli sarapan", sahut Shaiming.
SRET... !
Shaiming menggeser kursi yang dia duduki ke arah belakang lalu beranjak berdiri dari tempatnya duduk.
Melangkah pelan ke arah Li Mei yang berdiri di pinggir tempat tidur.
"Li Mei, hal yang paling utama dalam hidup ku saat ini adalah kesembuhan mu selain itu tidak ada lagi yang aku inginkan", ucap Shaiming.
"Kaulah prioritas utama ku karena aku tidak mampu memenuhinya, aku meminta pada mu supaya kamu peduli terhadap dirimu", sahut Li Mei.
"Yah, aku mengerti...", ucap Shaiming.
Shaiming memandangi wajah Li Mei dengan tatapan teduhnya lalu pergi dari hadapannya untuk memenuhi keinginan Li Mei.
Pergi membeli sarapan untuknya pagi ini, Shaiming berjalan ke arah luar kamar klinik lalu tak terlihat lagi keberadaannya.
Li Mei menghela nafas lega seraya memejamkan kedua matanya.
"Apa yang terjadi pada ku sebenarnya !?", ucap Li Mei.
Diusapnya wajah lembutnya dengan kedua tangannya seraya memandang jauh ke arah pintu masuk kamar klinik.
Duduk di tepi tempat tidur sambil memperhatikan penampilannya yang terlihat acak-acakan.
Li Mei tersipu malu saat menyadari bahwa penampilannya jauh dikatakan sempurna dan cantik.
"Ya, ampun !? Bagaiamana bisa aku berhadapan dengan Shaiming dengan penampilan tidak karuan seperti ini !?", ucapnya.
Li Mei mengedarkan pandangannya ke arah lemari kecil yang menempel di dinding ruangan kamar.
Beranjak berdiri lalu melangkah pelan ke arah lemari berwarna putih.
"Mungkin aku akan menemukan pakaian ganti yang lebih layak untuk aku kenakan'', ucapnya.
Li Mei membuka isi lemari kecil di depannya, mencari-cari pakaian ganti untuk dia kenakan sesuai dengan seleranya.
Sret... ! Sret... ! Sret... !
Li Mei mengaduk-aduk isi lemari, mencari kian kemari pakaian yang dia ingin kenakan, tampaknya Shaiming membawakan beberapa pakaian ganti untuknya selama dia di rawat inap di klinik dokter Liu Yaosan.
Pandangan Li Mei langsung tertuju pada sehelai gaun qipao berwarna kuning cerah bermotif bunga peony.
Li Mei langsung jatuh hati pada gaun cantik itu segera dia mengambilnya dari dalam lemari kecil.
"Woah !? Gaun qipao ini cantik sekali !!! Aku menyukainya, pasti cocok saat aku pakai di tubuh ku !", ucapnya senang.
Li Mei menolehkan pandangannya ke arah sekitar ruangan kamar klinik yang tampak sepi lalu berlari kecil ke arah pintu untuk menguncinya.
Di dekatkannya kembali gaun qipao berwarna kuning cerah dengan motif bunga peony ke tubuh langsingnya seraya tersenyum ceria.
"Aku akan memakai gaun qipao ini agar perhatian Shaiming lebih tertarik pada ku", ucapanya lalu tertawa pelan.
Cepat-cepat Li Mei mengganti pakaian pasiennya dengan gaun qipao berwarna kuning cerah bermotif bunga peony yang menghiasi seluruh permukaan gaun dengan potongan pendek.
Li Mei telah usai mandi dan kini dia tampak segar serta telah mengganti pakaiannya dengan gaun qipao ketat bepotongan pendek.
Senyum cerah terus menghiasi wajah cantik Li Mei setelah dia berganti pakaian.
Terlihat sangat antusias saat melihat penampilan cantiknya yang mempesona ketika Li Mei bercermin pada kaca yang ada di kamar klinik, tempatnya menjalani rawat inap.
Terburu-buru, Li Mei berlari ke arah pintu kamar klinik yang terkunci rapat dari dalam, membukanya kembali agar Shaiming atau dokter Liu Yaosan saat datang kemari tidak repot-repot lagi untuk masuk ke kamar ini.
KLEK... !
Li Mei memutar kunci pintu kamar pada saat yang bersamaan, masuk Shaiming ke dalam kamar sembari membawa bungkusan kotak makanan di tangannya.
"Shaiming...", gumam Li Mei termenung.
Saat Shaiming datang kembali ke kamar dengan membawa bungkusan kotak di tangannya.
"Cepat sekali kamu sudah pulang ?", ucap Li Mei terkejut saat melihat kedatangan Shaiming ke kamarnya.
"Iyah, aku membeli makanan untuk kita sarapan karena aku berpikir akan lebih enak jika menyantapnya bersama dengan mu", sahut Shaiming.
"Oh... !?", gumam Li Mei terperanjat kaget.
Li Mei berjalan mundur sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.
Terlihat malu ketika Shaiming memandanginya tanpa hentinya ke arah dirinya.
Shaiming terus memperhatikan penampilan Li Mei yang berdiri di hadapannya, tampak memukau dengan balutan gaun qipao berwarna kuning cerah bermotif bunga peony.
Sudut bibir Shaiming membentuk seulas senyuman.
"Kau agak berbeda hari ini... Apa kamu mengganti pakaian mu ?", tanya Shaiming.
Shaiming membagikan bungkusan kotak berisi makanan kepada Li Mei lalu tertawa kecil seraya terus memandangi penampilan Li Mei, gadis cantik yang telah menjadi tunangannya.
"A--apa aku terlihat lucu dengan gaun ini ?", kata Li Mei.
Raut wajah Li Mei berubah merah padam saat Shaiming menilai penampilannya.
"Se--sebaiknya... A--aku mengganti pakaianku dengan yang lain saja supaya kamu tidak menertawakan ku...", ucapnya lagi.
Tergesa-gesa Li Mei berlari ke arah lemari kecil yang tadi dia buka.
Tiba-tiba tangan Li Mei di tarik paksa oleh sesorang dari arah belakang sehingga berbalik menghadap ke arahnya.
"Jangan !", ucap Shaiming.
"Ta--tapi..., aku terlihat lucu menurut mu...", sahut Li Mei.
"Tidak..., aku tidak mengatakan seperti itu...", ucap Shaiming dengan sorot mata tajam.
"Tapi...", kata Li Mei ragu-ragu.
"Biarkan saja seperti ini dan kau sangat terlihat cantik dengan gaun itu, Li Mei", ucap Shaiming.
"Tidak, aku akan menggantinya", jawab Li Mei yang terlanjur malu.
"Li Mei !", panggil Shaiming.
Tiba-tiba Shaiming mencium mesra bibir Li Mei dengan lembutnya serta penuh perasaan yang mendalam di hati laki-laki berwajah tampan itu.