Aluna, gadis sebatang kara yang harus terlibat dengan pernikahan kontrak dengan seorang Ceo demi membayar denda atas insiden yang tidak sengaja terjadi.
Dan Haris laki-laki berusia 32 tahun yang juga terpaksa menawarkan pernikahan kontrak pada Alana demi maminya.
bagaimana kelanjutan kisah keduanya ??
ikutin terus perjalanan cinta mereka.
Plagiat ! hus hus ☠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Sedangkan Aluna dan juga Arga, kini mereka sedang dalam perjalanan, karna tanpa tujuan akhirnya Arga mengajak Aluna untuk pergi ke Puncak bogor, dan Aluna pun menyetujuinya, karna memang dia juga sedang mumet dan butuh refreshing.
Mereka pergi dengan menggunakan motor Arga, motor kesayangan Arga KAWASAKI NINJA H2 CARBON yang selalu dia bawa saat dia kuliah ataupun kemana mana.
"Ga! apa gak kejauhan kita kesana?" Tanya Aluna dengan ragu, dia sangat cantik dengan celana jins pendek sepaha dan jaket levisnya.
"Engga, kamu tenang aja, aku handal bawa motor gak kaya kamu."Ucap Arga sambil mengusap kepala Aluna.
"Enak aja, aku handal ya." Ucap Aluna dengan mengerucutkan bibirnya.
"Handal kok masih jatuh." Ucap Arga.
"Itu mah mobilnya aja yang sial*n ngerem mendadak."Ucap Aluna.
"Iya deh iya." Jawab Arga.
Kini Arga sudah menjalankan motornya kembali ke tempat tujuan mereka, Arga memang punya geng yang sama-sama menyukai motor, dan sepanjang perjalanan dia bertegur sapa dengan teman se gengnya yang di temuinya di jalan.
Aluna sangat bahagia di ajak pergi jalan sama Arga, Arga benar-benar melindunginya, jika Aluna mengeluh pegal maka Arga akan berhenti beristirahat sebentar baru dia akan jalan lagi.
"Pegel ya?" Tanya Arga.
"Dikit."Jawab Aluna.
"Maaf ya, aku kira kita gak pergi jauh, tau gitu aku bawa mobil tadi." Ucap Arga dia merasa tidak enak hati kepada Aluna.
"Eh, gapapa kali Ga, aku juga lebih suka naik motor si dari pada naik mobil."Ucap Aluna.
"Kenapa?" Tanya Arga.
"Gak tau suka aja."Ucap Aluna.
"Biar bisa peluk ya."Ledek Arga.
"Hah, enak aja, engga ya."Ucap Aluna sambil memukul pelan lengan Arga.
Arga tertawa melihat wajah Aluna yang memerah karena malu akibat ulah dirinya itu.
"Luna, andai kamu tau, aku sangat mencintai dirimu sejak dulu, tapi aku gak ada keberanian buat ngungkapin itu," Batin Arga berbisik sambil menatap dalam Aluna yang sedang salah tingkah akibat dirinya.
Setelah berhenti cukup lama, akhirnya mereka kembali menjalankan motornya, untuk sampai ke tempat tujuan.
**
Anak buah Nyonya Ghania yang dia tugaskan untuk mencari informasi tentang Aluna, dia juga memberitahukan kepada Nyonya Ghania.
"Apa itu kekasihnya?" Tanya Nyonya Ghania.
"Saya juga tidak tau Nyonya."Ucap anak buahnya.
"Kenapa tidak tau, kenapa gak kamu selidiki dulu sebelum memberikan informasi kepada saya."Ucap Nyonya Ghania
"Tapi gak masalah jikapun itu kekasihnya, baru kekasih kan belum menikah." Lanjut Nyonya Ghania dengan tersenyum licik.
"Tapi Nyonya."Ucap Anak buahnya.
"Sudah kamu diam saja, jangan ikut campur, saya hanya mau dia menjadi menantu saya."Ucap Nyonya Ghania.
Entah kenapa Nyonya Ghania sepertinya sangat tertarik dan antusias dengan perjodohan yang akan dia lakukan kepada Haris anaknya dan Aluna.
Malam itu, Nyonya Ghania menunggu di mansion mewahnya, gelisah menanti kepulangan Haris, anak semata wayangnya. Ia merasa terdesak untuk segera menyuruh Haris membawa seorang wanita pilihannya agar dia mempunyai alasan untuk segera menjodohkannya dengan Aluna. Dia tidak ingin kehilangan Aluna, wanita yang sudah mencuri perhatiannya, dan juga mencuri perhatian banyak pria di sekitarnya.
"Haris, kemana saja kau? Kenapa lama sekali tidak datang-datang?" gumam Nyonya Ghania gelisah, sambil berjalan-jalan di ruang tamu yang sangat luas, tidak jauh dari pintu utama mansion mereka. Rasa takut dan kekhawatiran semakin menderanya, bayangan tentang Aluna berada di tangan pria lain membuat hatinya semakin tidak nyaman.
"Sudahlah, aku harus sabar menunggu," pikirnya, mencoba menenangkan hati dan pikiran yang resah.
"Aku yakin Haris akan segera kembali, dan semoga saja dia tidak mengecewakanku. Aku tidak bisa kehilangan Aluna. Dia adalah wanita yang sempurna untuk menjadi istri Haris dan menantu di keluarga kami. Semoga Tuhan mengabulkan keinginan ini." Lirih Nyonya Ghania, berharap bahwa Haris segera tiba di kediamannya, agar dia segera membicarakan tentang wanita yang ingin dia jodohkan dengan anak nya itu.
**
Sedangkan Aluna baru saja tiba di kotanya, dia baru saja kembali dengan Arga setelah jalan-jalan berdua.
Di perjalanan menuju ke rumahnya, dia terjebak macet di salah satu lampu merah, Arga berhenti tepat di samping mobil mewah, Aluna yang terus menatap ke depan dengan kaca helm yang terbuka, dan menampilkan wajahnya dengan jelas.
Mobil yang tepat di samping motor Arga adalah mobil milik Haris, dan Haris sedang menatap ke luar jendela dia melihat Aluna sedang memeluk laki-laki lain dengan mesra dan menggunakan celana pendek.
"Cihhh, ternyata dia sama saja wanita murah*an, gue kira dia berbeda dengan wanita lainnya."Batin Haris sambil terus menatap Aluna dengan nyalang.
Namun entah kenapa mata Haris sepertinya enggan buat mengalihkan pandangannya dari Aluna, entah kenapa Aluna seperti memiliki magnet dan membuat Haris ingin terus melihatnya. Bahkan Haris melihat Aluna dan laki-laki itu bercanda dan tertawa bersama, sampai akhirnya lampu merah-pun berganti dengan lampu hijau, bunyi klakson dari pengendara lain membuyarkan lamunan Haris, dan dia melihat Aluna semakin mengeratkan pelukannya kepada laki-laki yang sedang memboncengnya, hingga motor yang di kendarai laki-laki itu melaju pesat di depan Haris.
Reza yang melihat bosnya hanya diam dengan tatapan yang berbeda merasa aneh.
"Bos, apa lo baik-baik saja?" Tanya Reza kepada sepupunya itu.
"Hmmm."Gumam Haris.
"Jika lo gak mau pulang ke mansion gak apa-apa, biar gue anterin ke apartemen, biar tante gue yang urus." Ucap Reza.
"Tidak apa, gue juga mau ketemu sama mami."Ucap Haris.
"Oh, ok baiklah."Jawab Reza.
Haris tidak lagi menanyakan apapun kepada Haris, dia menginjak gas mobilnya dan melaju pesat di keheningan malam.
Jam 10 malam Haris tiba di mansion mewah milik orang tuanya itu, dia di sambut hangat oleh beberapa bodyguard yang ada di sana, mereka juga merupakan anak buah dari Haris.
"Selamat malam tuan."Ucap salah satu bodyguard yang membukakan pintu mobil Haris.
Haris hanya mengangguk, dan berjalan ke pintu utama, di sana kepala pelayan membukakan pintu dan membungkuk hormat kepada Haris..
"Selamat malam tuan."Ucapnya.
"Dimana mami?"Tanya Haris.
"Nyonya ada di ruang tamu tuan."Ucap pak Bram kepala pelayan di mansion milik orang tua Haris.
Haris melangkah menuju ke ruang tamu, lumayan dekat dari pintu utama, karna mansion itu sangat luas jadi ruang tamu lah yang paling dekat dengan pintu utama, hanya memiliki jarak kisaran 20 meter saja.
"Mami."Ucap Haris, dia mencium pipi sang mamih, yang sedang santai di pijit oleh salah satu art kepercayaannya.
"Eh, kamu baru datang?" Tanya Nyonya Ghania.
"Iya mami."Ucap Haris.
"Tante."Ucap Reza yang juga baru masuk ke dalam.
Nyonya Ghania mengangguk kepada keponakannya itu.
"Kalian sudah makan belum, kalo belum biar mami minta koki buat masak untuk kalian."Ucap Nyonya Ghania.
"Tidak perlu mami, kami sudah makan. "Ucap Haris, ya memang mereka sudah makan sebelum pulang ke mansion.
"Baiklah, kalo memang sudah, "Ucap Nyonya Ghania.
"Kamu mau mandi dulu gak?" Tanya Nyonya Ghania kepada Haris.
"Nanti deh mi."Ucap Haris, dia menyenderkan punggungnya ke senderan sofa, dia juga memejamkan matanya sejenak untuk merehatkan pikirannya dari penatnya tuntutan yang setiap hari menghampirinya.
Reza sudah masuk ke dalam salah satu kamar yang ada di sana, kamar yang selalu dia tempati jika dia menginap di sana.