Bayi Pemersatu Mantan

Dua hari setelah Edgar meminta bantuan pada Theo, hari ini ia sudah mendapatkan hasil dari penyelidikan tentang Miya dan suaminya.

Theo mengajak Edgar bertemu dan mereka memutuskan bertemu di restoran saja saat makan siang. Dan Theo memilih restoran yang berada di seberang Rumah Sakit Edgar.

'Aku sudah sampai dan memesan makanan'. Pesan dari Theo baru dibuka oleh Edgar. Pesan itu terkirim lima menit yang lalu. Edgar membalasnya, mengatakan akan segera kesana.

Dengan tergesa-gesa Edgar melepas jas putihnya dan berjalan dengan cepat ke seberang jalan dimana resto itu terletak.

"Maaf, Paman aku terlambat. Rapat yang ku pimpin baru saja selesai". Kata Edgar sambil menarik kursi di depan Theo. Dihadapannya belum tersaji makanan padahal Theo sudah mengatakan sudah memesannya.

"Makanannya belum datang ya ?" Tanya Edgar.

"Belum. Mungkin sebentar lagi. Aku memesan banyak makanan". Jawab Theo.

Theo berusia tiga puluh lima tahun. Hanya selisih lima tahun dari Edgar. Walau selisih usia mereka tidak jauh, tapi Edgar tetap memanggilnya dengan sebutan Paman sebagai penghormatan. Ia sebenarnya bukan paman kandung Edgar.

Theo adalah adik dari Martin Carrel. Ayah tiri Edgar yang sudah seperti ayah kandung baginya. Martin Carrel sangat baik. Begitu juga Theo.

Hanya saja kehidupan Theo berbeda dari Tuan Martin. Theo sangat suka berpetualang dan mencari tau banyak hal. Kekayaannya juga sama besarnya dengan Tuan Martin.

Pria itu masih tampan diusia matangnya. Rambutnya sedikit panjang diikat ke belakang. Wajahnya hampir mirip dengan Tuan Martin hanya saja lebih muda. Tubuhnya besar dan kekar. Kedua lengannya dihiasi dengan tato yang memiliki makna sendiri.

Begitu juga leher sampai belakang telinganya tidak luput dari tato. Terdapat tindik juga di telinga kanannya. Jarak usianya berbeda lima belas tahun dengan Tuan Martin.

"Aku sudah mengetahui kabar pernikahan Miya dan suaminya. Namanya Brody dari negara X". Theo mulai membuka suara. Ia juga mengenal Miya. Wanita yang dijodohkan dari kecil dengan Edgar.

Miya dari remaja yang ia ketahui bersifat sangat centil pada Edgar. Dan tidak membiarkan perempuan lain mendekati Edgar karena tidak mau Edgar tertarik pada mereka.

"Apa yang Paman temukan ?" Tanya Edgar sangat penasaran.

"Pernikahan Miya dan suaminya tidak berjalan dengan baik. Kau sudah tau bukan jika Miya dipaksa menikah oleh keluarganya setelah kau menolak perjodohan kalian ?" Tanya Theo. Dan Edgar menganggukkan kepalanya.

"Pria itu sengaja menikahi Miya hanya untuk menutupi kelakuan buruknya yang menyukai sesama jenis. Jadi sudah jelas jika pria itu tidak pernah menyentuh Miya selama pernikahan mereka. Dan besar kemungkinan wanita yang tidur bersama Max benar Miya". Jelas Theo.

Edgar benar-benar terkejut dengan fakta ini. Ia memang menolak perjodohan dengan Miya dan hanya menganggap Miya sebagai teman saja. Ia tidak menyangka Miya akan mendapatkan nasib sesial ini. Dan apa orang tuanya juga tau ? Pikir Edgar bercabang kemana-mana.

"Lalu apa penyebab perceraian mereka ?". Tanya Edgar tidak sabar.

"Suaminya tau jika Miya sedang hamil. Kemungkinan pria itu sudah mengancam Miya agar tidak sampai hamil walaupun berhubungan dengan pria lain".

"Aku juga mendapatkan bukti pria itu melakukan kekerasan fisik pada Miya saat Miya sedang hamil besar. Dia benar-benar bernafsu ingin melenyapkan bayi yang dikandung Miya. Sebab jika bayi itu lahir maka keluarga besarnya akan melakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa yang dikandung Miya benar-benar keturunan Brody". Jelas Theo lagi.

"Jadi besar kemungkinan jika keluarga pria itu tau tentang perilaku menyimpang anaknya ?" Tanya Edgar terkejut lagi.

"Benar. Keluarga pria itu tau. Dan untuk menghindari tes DNA itu, Brody dengan tega menyiksa Miya berharap bayi itu tiada di dalam kandungan".

Edgar terdiam sejenak. Rupanya Miya melalui hal yang menyakitkan. Dan Cheri, bayi itu sangat luar biasa karena bisa bertahan dalam kesakitan.

"Dengan sisa-sisa keberaniannya akhirnya Miya pulang kemari dan mengajukan perceraian pada Brody. Ia juga sengaja membuang anak kandungnya agar Brody tidak menemukan jejak. Ia mengatakan pada keluarganya jika anaknya sudah tiada saat dilahirkan". Kata Theo lagi.

"Jadi itu alasannya kenapa Cheri dibuang beberapa hari setelah ia lahir ?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Tapi kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Keluarga Miya menolak kedatangannya dan terang-terangan membuang Miya. Ia tidak diharapkan lagi keberadaannya karena membuat keluarga Brody memutus dana untuk mereka. Benar-benar sial nasib wanita itu". Tutup Theo.

Bertepatan dengan itu pelayan datang dengan membawa banyak makanan.

Setelah mengucapkan terimakasih Theo segera menyantap makanan tersebut karena memang ia sudah lapar.

"Ayo makanlah. Jangan melamun. Apa yang kau pikirkan ? Kau kasihan pada Miya ?" Tanya Theo.

"Sebenarnya iya. Kami tumbuh bersama jadi aku juga menaruh empati padanya. Apalagi ibunya tiada ketika melahirkannya. Sepanjang hidupnya ia tidak mengenal wanita yang melahirkannya". Kata Edgar.

"Simpan rasa empatimu itu. Karena bisa jadi itu adalah awal rasa cinta muncul. Ingatlah kau sudah memiliki istri". Kata Theo menasehati.

"Tentu saja tidak, Paman. Aku tidak berniat menjalin hubungan lagi dengan siapapun itu. Hanya Louna seorang yang aku inginkan". Kata Edgar tidak terima.

"Hem baguslah jika seperti itu. Jika kau ingin bercerita dengan istrimu nanti pilihlah kata yang tepat. Jangan terdengar seperti kau mengasihani Miya. Bisa marah istrimu nanti".

"Bagaimana Paman tau ?" Tanya Edgar penuh curiga.

"Semua wanita memiliki sifat yang hampir sama. Mereka jika sudah mencintai seorang pria akan merasa tidak dicintai jika pria itu membela wanita lain. Meski apapun alasannya". Jelas Theo sambil menikmati makanannya.

"Kau sangat mengerti tentang wanita. Kenapa tidak mencari pendamping ?" Tanya Edgar.

"Belum berminat. Nanti saja. Kalau boleh ku tunggu putrimu besar bagaimana ?" Goda Theo yang seketika membuat wajah Edgar kecut.

"Jangan berharap. Meskipun dunia kiamat tidak akan ku serahkan Cheri pada pria tua". Kata Edgar dengan bersungut-sungut.

"Hahaha kau ayah yang sangat protektif. Hati-hati jika dia besar sulit mendapatkan kekasih karena teman prianya takut padamu". Canda Theo yang semakin membuat Edgar kepanasan.

"Biarkan saja. Itu masih lama. Cheriku masih seorang bayi yang mungil dan menggemaskan". Kata Edgar.

"Kau buatlah anak yang banyak supaya Cheri ada temannya. Nanti berikan satu padaku. Akan ku jadikan dia sebagai pewarisku". Ucap Theo setengah bercanda setengah bersungguh-sungguh.

Mereka melanjutkan obrolan ringan saja dan tidak membahas masalah Miya lagi. Sungguh berita dari Theo sangat mengejutkannya.

Jika sekarang Miya tidak bersama dengan keluarganya, apa mungkin wanita itu sedang mengalami kesulitan ?

Perasaan Edgar sejak tadi dipenuhi oleh rasa kasihan pada Miya. Tapi segera ia tepis dan mengingat wajah Louna.

Louna dan Louna. Hanya ada Louna dipikiran dan pelupuk matanya. Sungguh hanya Louna.