Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Kaira segera melajukan mobilnya menuju sekolah setelah sempat jengah dan tak mengerti kenapa Regan seperti orang yang kehausan. Ingin lagi, mau lagi, minta lagi. Padahal sudah sampe pegal pinggangnya menuruti. Tapi pagi ini Regan dengan santainya menagih.
Seperti kemarin, hari ini Kaira siap mengajar kembali. Di jam makan siang pun dia sudah mulai akrab berbaur dengan guru lain dan kembali ke kelas XII untuk mengajar sebelum akhirnya jam pelajaran selesai. Lalu sekolah di bubarkan, semua berjalan dengan baik setiap harinya, Kaira pun betah dan enjoy bekerja di sana. Sama pada saat di Jogja dulu. Hanya di awal ia merasa kesulitan, tapi setelahnya mengajar tanpa beban.
"Bu Kaira masih sendiri atau sudah bersuami?" tanya salah satu guru perempuan yang cukup kepo, guru itu memang paling mencolok. Dari segi dandanan dan ucapan, dia yang paling heboh.
"Alhamdulillah sudah Bu Nola," jawaban yang sangat di tunggu-tunggu oleh para guru pria yang masih single. Sampai saat ini mereka belum tau jika Kaira adalah anak dari pemilik yayasan. Dan jawaban itu juga yang mematahkan hati salah satu guru yang sejak awal sudah sangat mengagumi Kaira.
Tapi beda dengan Bu Nola yang merasa bersyukur karena saingannya tidak ada lagi. Karena datangnya Kaira merupakan ancaman tersendiri untuknya. Apa lagi jika bukan karena Pak Rolan yang menjadi incaran dengan sikap coolnya tetapi terlihat begitu hangat saat menatap Bu guru Kaira.
Bu Nola melirik ke arah Pak Rolan yang tampak diam dengan helaan nafas berat, kemudian kembali mengajukan pertanyaan pada Kaira.
"Pasti suaminya orang kaya ya Bu Kaira? pantas saja mobilnya mewah sekali. Sudah lama Bu Kaira?"
Kaira yang sedang berkemas seketika mempercepat gerakannya, bisa bertambah pembahasan jika tidak buru-buru pulang. Apa lagi Kaira merasa risih karena yang lain diam-diam ikut menyimak dan mendengar pembicaraan mereka.
"Sudah hampir dua bulan Bu," jawab Kaira dengan senyum tipis. Dia tetap ramah meski merasa kurang nyaman.
"Wah....tapi belum isi ya, biasanya kalo sudah dapat dua bulanan itu sudah mulai telat. Sudah konsultasi ke dokter belum Bu? Cek kesuburan penting loh Bu," celetuk Bu Nola dengan santai tak peduli beberapa pasang mata menatapnya dengan
Kaira tercengang mendengar ucapan menohok dari Bu Nola, Ia merasa Bu Nola terlalu ikut campur dan berlebihan dalam mengomentari hidupnya.
"Isi apa ya Bu? Alhamdulillah semenjak menikah, nafsu makan saya bertambah." Ucapan Kaira membuat guru yang lain terperangah, "tapi untuk tingkat kesuburan, insyaAllah Bu Bismillah aja." Dengan tenang Kaira menjawab, meski hatinya mulai kesal.
"Saya permisi dulu Bu..." Kaira segera pamit pulang. Bisa tidak aman jika terlalu lama di sana. Dan segera masuk mobil setelah melangkah dengan cepat. Pergerakannya pun tidak luput dari tatapan kecewa Pak Rolan yang sejak Kaira melangkah meninggalkan ruang guru menatapnya dengan heran.
"Apa sich maksudnya Bu Nola, bikin anak di samain sama masak telor dadar kali. Sekali ngocok langsung jadi, mulutnya pedes banget kayak cabe giling. Keselek lidah baru tau rasa!" sewot Kaira kemudian menginjak gasnya menuju rumah.
Andai Regan tau wajah Kaira saat ini, sudah pasti pipinya merah di cubit oleh sang suami. Apa lagi bibirnya yang manyun menahan kesal.
"Tapi kok jadi kepikiran ya....Apa perlu bikin tiap hari biar cepet jadi."