NovelToon NovelToon
Anak Yang Tidak Diakui

Anak Yang Tidak Diakui

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:145k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

MOHON MAAF
TAHAP REVISI
Pernikahan siri antara Nirmala Wongso dan juga Seno Aji Prakoso membuahkan hasil seorang anak laki-laki yang tidak pernah diakui oleh Seno, karena ia takut keluarga besarnya akan tahu tentang aibnya yang diam-diam menikahi gadis pelayan di club malam.

Setelah dinyatakan hamil oleh dokter Seno mulai berubah dan menyuruh Nirmala untuk menggugurkan kandungannya jika masih tetap ingin menjadi istrinya.

Namun Nirmala memilih jalan untuk mempertahankan buah hati dan meninggalkan kemewahannya bersama dengan Seno.

Penasaran?? ikuti jalan kisah Nirmala yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Nadira benar-benar tidak bisa mengelak lagi, tangannya mulai mengepal kuat, seolah tidak mau rencananya dibongkar begitu saja, apalagi dengan Alaska, seorang anak yang selama ini menjadi incarannya.

 'Kurang ajar, berani sekali bocah ingusan itu!' desisnya di dalam hati.

  Sementara Seno menatap Nadira dengan tatapan yang penuh dengan tuntutan, namun tatapan Nadira seolah mencelos menghindari tatapannya. "Mi ... sebagai suami aku masih menghargaimu dihadapan orang banyak ... plis, jawab dengan sejujur-jujurnya," pinta Seno datar, namun penuh tekanan.

Nadira menatap Seno, dengan wajah yang pucat, namun dirinya enggan menjatuhkan harga dirinya dihadapan orang banyak, apalagi dengan posisinya yang sudah terancam.

"Bukannya aku sudah bilang, jangan coba deketin, wanita itu dan anaknya, tapi? Kau malah nekad, itu sudah termasuk melanggar perjanjian kita Pi ...," sahut Nadira seolah memutar balikkan fakta.

"Bukannya ini semua kamu yang memulai, dan mulai sekarang aku tidak ingin memperkeruh suasana, cukup kau bilang saja iya atau tidak!" tekan Seno.

Nadira merasa semakin terancam dihadapan, seluruh pegawainya, dan dihadapan warga kampung, dia yang selalu dihargai dan dihormati, hari ini ia merasa namanya ternodai, oleh seorang anak yang menurutnya membawa petaka bagi kehidupan rumah tangganya.

Nadira tidak bisa menjawab, namun langkah kakinya mendekat ke arah Alaska, seorang anak yang sudah berani membongkar kedoknya dihadapan orang banyak. "Kau tahu ... semua ini terjadi ... itu semua karena kemunculan mu anak haram!" geram Nadira.

Alaska menatapnya dengan tatapan sengit, tangannya langsung mengepal erat, dadanya bergemuruh menahan hinaan yang ditudingkan padanya. "Anda mau marah ... mau memaki saya, silahkan! Tapi satu hal yang harus anda ketahui, aku berdiri di sini, dan ada dihadapan anda sekarang? Itu semua karena siapa?"

Alaska menyeringai puas, melihat wajah Nadira yang dipenuhi dengan malu. "Apa anda pantas berbicara seperti itu? Terhadap seorang anak yang tidak tahu menahu dengan peliknya masa lalu di keluarga anda, jika ada yang harus di salahkan diantara kita berdua, maka suami ibulah yang menjadi dalang utama!"

Alaska mundur selangkah, menatap sejenak dua orang itu secara bergantian, Nadira dan Seno. "Tugasku sudah selesai mengantar orang suruhan anda kembali ke tangan anda sendiri. Jangan pernah lagi usik kehidupan kami, kalau tidak akan ku bawa kasus ini ke jalan hukum!" ancam Alaska.

Nadira membelalakkan matanya, aura sengit dan tatapan tajam, sangat kental terasa. "Kau berani menantangku?" ucapnya seolah merendahkan.

Alaska tersenyum tipis. "Jangan merasa kebal hukum, jika tidak mau borok anda saya kuliti," sahut Alaska dengan ancaman di kata-kata terakhirnya.

"Kau ....!" geram Nadira sambil mengangkat tangan satunya namun segera Seno menghadangnya.

Suasana teras rumah terasa mencengkam, padahal sinar mentari cukup terik, namun suasana di teras ini begitu dingin, Seno tidak bisa berkata-kata, tangannya hanya bisa menghalangi langkah istrinya yang hendak melawan Alaska.

"Lepas jangan halangi tanganku!" teriak Nadira.

"Tidak akan kau susah keterlaluan Nadira! Dia itu tidak bersalah, jika kau tidak terima hukum saja aku, karena di sini yang patut di salahkan hanya aku!" tegas Seno.

Nadira mendengus kesal, tangannya ia tarik paksa dari genggaman Seno, tanpa memberikan sepatah kata apapun wanita paruh baya itu mulai masuk ke dalam meninggalkan semua orang yang ada di teras rumahnya.

Sementara saat ini Seno menatap Alaska dengan tatapan yang penuh dengan penyesalan, ingin rasanya tangan itu meraih namun rasa ketidak pantasan membayangi hatinya.

"Maaf Nak ... maafkan semua ini," ucap Seno.

Alaska tersenyum sinis. "Tidak semudah itu, dan untuk sekarang tolong jangan pernah usik kehidupan ibuku, sampaikan salam ku padanya, sekali lagi ia mengusik ibukku maka tidak segan-segan tanganku sendiri yang akan menjebloskannya ke penjara!" desis Alaska lalu meninggalkan rumah Seno bersama dengan rombongannya.

"Tidak akan ku biarkan istriku mengusik kehidupan kalian berdua," ucap Seno seolah menyahuti ucapan Alaska yang semakin jauh dari pandangannya.

Seno menatap sosok Alaska yang menjauh dengan rombongan, tatapan di wajahnya berubah, antara marah dan tidak berdaya. Di ambang pintu, ia menggenggam erat lengan bajunya sendiri, seolah menahan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata.

"Jangan sampai kau menyesal, Seno," bisik seorang dari rombongan Alaska sebelum mereka benar-benar menghilang di tikungan jalan. Suara itu seperti bayang buruk yang menempel di udara; membuat kulit Seno merinding meski ia berusaha tetap tegar di hadapan istrinya.

Di dalam rumah, keheningan menggulung. Nadira menunduk, bibirnya gemetar antara marah dan kebingungan. Seno menutup pintu pelan, lalu menoleh pada Nadira dengan nada yang tak lagi sama seperti sebelum-sebelumnya.

"Kita akan bereskan ini," ucapnya pelan, tetapi Nadira tahu, janji itu terasa rapuh seperti kaca yang retak.

☘️☘️☘️☘️

Pagi itu, Nirmala duduk bersandar di tepi ranjang penginapan Airin. Jemarinya masih bergetar pelan setiap kali mengingat suara pintu yang didorong keras semalam. Tubuhnya memang tidak terluka, tetapi dadanya masih sesak seolah napas yang ia tahan semalaman belum juga mau terlepas.

Airin masuk pelan, membawa secangkir teh hangat. Senyum tipis tersungging di bibirnya, meski matanya memantulkan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan.

"Ibu sudah lebih baik?" tanya Airin, suara lembutnya menenangkan.

Nirmala menggeleng pelan, menarik napas panjang. "Aku tidak apa-apa... hanya saja suara itu, bayangan mereka saat mendorong pintu, masih ada di kepalaku. Padahal aku sudah mengunci rapat."

Airin duduk di sampingnya, meletakkan teh di meja kecil, lalu menggenggam tangan Nirmala. "Tante tidak sendiri. Selama masih di sini, aku pastikan tidak ada yang bisa menyentuh Tante. Ini tempatku... dan Alaska akan marah besar kalau tahu ada yang berani mengganggu ibunya."

Nama Alaska membuat dada Nirmala sedikit lebih ringan. Senyum tipis terbit di wajahnya. "Anak itu... dia sudah terlalu banyak menanggung beban karena aku."

Airin menggeleng cepat. "Jangan pernah berpikir begitu. Justru Alaska bangga bisa melindungi Tante. Dan aku... aku pun merasa punya tanggung jawab. Bukan hanya karena aku kekasihnya, tapi juga karena aku tahu, Tante adalah orang yang paling berarti baginya."

Ucapan itu membuat mata Nirmala berkaca-kaca. Ia menunduk, menyembunyikan emosi yang hampir pecah. Rasa takut dan lega bercampur jadi satu.

"Aku hanya ingin tenang, Rin," ucap Nirmala lirih. "Aku tidak ingin lagi ada suara pintu didorong, tidak ingin lagi ada tatapan penuh kebencian. Aku hanya ingin hidup damai dengan anakku."

Airin menggenggam tangan Nirmala lebih erat. "Dan Ibu akan mendapatkannya. Kita akan pastikan itu. Kalau perlu, aku sendiri yang akan berdiri di depan pintu."

"Sekali lagi terima kasih, sudah membuat Ibu tenang."

Nirmala menoleh, menatap gadis itu lekat-lekat. Dalam hatinya muncul rasa haru sekaligus rasa kagum, Airin tidak hanya kekasih Alaska, tapi juga sosok yang mampu menghadirkan rasa aman untuknya di saat genting.

Untuk pertama kalinya sejak semalam, Nirmala berani menghela napas panjang. Masih ada ketakutan, tetapi ada pula keyakinan yang perlahan tumbuh, ia tidak lagi sendirian menghadapi semua ini. 'Sekaku lagi aku harus berani menghadapi semua.' bayinya berusaha untuk bangkit.

Bersambung ...

1
Bak Mis
semoga Alaska bisa memaafkan ayahnya
khadizah thea
pingin Airin dan Alaska ke jenjang nikah
Ani Basiati
lanjut thor
Bak Mis
kalau ingin hidup nya lebih baik tenang kedepan nya maafin aja
Bak Mis
akhirnya pulang selamat walaupun ada yg luka "
Bak Mis
lanjut lagi
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
semoga berhasil dan pulang dgn selamat
Bak Mis
semoga berhasil dan balik utuh buat keluarga nya
Bak Mis
semoga slalu bahagia kalian berdua
🌸ReeN🌸
kakak mu luka alula, tolong bantu alaska
🌸ReeN🌸
semiga alaska selamat, ngrti juga kl di daerah konflik gitu ya
Ani Basiati: lanjut thor
total 2 replies
jekey
😭😭😭😭😭
juwita
jgn" ada campur tangan Sadewa tugas Alaska
🌸ReeN🌸
semangat airin, alaska pasti baik2 aja
🌸ReeN🌸
semoga gak ada apa2 ya ditempst tugasnya alaska
🌸ReeN🌸
semangat alaska....hati2 takutnya pak sadewa bertinda ke airin pas kamu gak ada
Bak Mis
kalau gitu udah nikah kan aja mereka berdua,gak usah banyak bertele "nya, entar bosan cerita nya yg itu"aja'
🅰️Rion bee 🐝
" almarhum "apa seno sudah meninggal ???
🅰️Rion bee 🐝: ouhh okey kirain beneran meninggal karna gk kuat ngadepin kenyataan 😄
total 2 replies
Les Tary
Alaska Airin semoga hub lancar jaya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!