Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
dia tak menduga akan jadi sesulit ini. laki-laki itu terpaksa menepikan mobil, daripada tiba-tiba emosinya meluap dan membahayakan mereka. otot-otot wajahnya mengeras. selama beberapa saat dia membiarkan Angel berada dalam kesedihannya sembari menekan amarahnya sendiri.
" sayang. kita udah berapa lama sih sama-sama? hubungan kita udah seberapa jauh? kamu masih aja ngeraguin aku? aku nggak mungkin bohong. cintanya aku cuman buat kamu, Angel. soal prioritas, kamu masih jadi prioritas aku. tapi bukan berarti aku bakal mengabaikan kewajibanku yang lain kan. orang tuaku berharap banget aku lulus tahun ini, mereka punya banyak mimpi untukku dan sebagai anak yang lalu diutamakan, aku wajib memenuhi semua impian mereka. aku harus buktikan ke orang tuaku kalau aku bisa, dan kerja keras mereka untukku nggak sia-sia"
lewat menjeda Seraya mengatur nafas. kemudian menoleh ke Angel, dan menggenggamnya erat.
" kasih tahu aku, apa yang harus aku lakukan supaya kamu percaya kalau aku nggak selingkuh?hm? " Leon menaikkan kedua alisnya. Angel tak memberikan jawaban selain menangis dan terus menangis.
" aku bisa aja marah, bentak-bentak kamu, karena kamu udah seenaknya mudah aku selingkuh lah, nginep di kosan Cewek lain lah, kita sama angel, sama-sama Manusia Biasa. aku juga punya emosi kayak kamu, Aku punya Batas kesabaran kayak kamu, dan aku nggak akan pernah ngelakuin itu, karena aku nggak mau buat Malaikatku terluka. dan kamu cuman butuh pengertian bukan kekerasan"
Angel menghapus air matanya. Gadis itu mulai tenang setelah mencerna baik-baik apa yang dikatakan Leon. hanya tinggal sesegukannya yang sesekali terdengar.
Leon menatap sendu kesayangannya.
" semakin ke sini ujian untuk hubungan kita semakin berat, kalau kita nggak kuat, kita bakal hancur dan ujung-ujungnya apa. Pisah. aku nggak mau itu terjadi, aku udah sayang banget sama kamu, aku nggak bisa kalau harus tanpa kamu. jadi tolong kerjasamanya. Jangan percaya siapapun kalau nggak ada bukti yang nyata"
" sini" Leon menarik Angel kepelukannya, beruntung Gadis itu tak menolak.
" Maafin aku, ya. aku janji ke depannya nggak bakal sembarangan bersikap baik ke orang lain. terutama ke cewek"
dan yang membuat Leon langsung tersenyum, Angel membalas pelukannya.
" kamu Beneran nggak selingkuh kan. Kamu sayangnya cuma sama aku kan"
' apa kata-kataku kurang jelas?"
" maafin aku" Angel kembali terisak penuh Sesal.
" harusnya yang Aku percaya kamu, bukan dia"
Leon mengelus kepala Angel.
" It's okay. jadi kan Ini pelajaran. Lain kali tolong dicari tahu dulu betul-betul. jangan langsung ngambek"
Angel mengangguk dan semakin menenggelamkan wajahnya di dada Leona.
***
kembalinya Leon dari rumah Angel, bibirnya tak berhenti-henti tersenyum. perbaikan dengan Angel membuat separuh beban pundak Leon terasa menghilang. Iya bisa bernapas lega sekarang.
sebelum masuk kamar, laki-laki itu berjalan ke dapur untuk minum. semua lampu di rumah mati kecuali lampu remang di dekat kompor, Di mana kini Aris berdiri di depannya sambil mengaduk susu dengan suara yang nyaring.
tumben banget bocah malam-malam buat susu sendiri.
Leon membuka kulkas, mengambil air dingin lalu menuangkannya ke gelas.
" mimpi apa loh malam-malam buat susu?" Pak ada jawaban dari Aris, Taeyeon melihat sekilas ke adiknya.
" pelan-pelan ngaduknya, ganggu mama sama papa yang lagi tidur"
Iya, nomor orang tua mereka berada di dekat dapur.
Aris sama sekali tak menggubris teguran Leon. jelas Leon langsung mengerutkan kening.
ngelindur atau gimana sih?
meletakkan kembali air dinginnya ke tempat semula lalu menutup kembali kulkas.
" Ris?"
kepala Aris bergerak maju mundur dengan gerakan cepat, mulutnya menggumamkan satu kata.
" pembunuh, pembunuh"
Leon yang tadinya mau tertawa karena tingkah gila Aris, langsung mengurungkan niatnya. tubuhnya mendadak tegang. suara asing yang keluar dari sang adik membuat bulu kuduknya meremang.
" pembunuh, pembunuh"
Leon menelan kuat saliva dengan susah payah, kakinya bergerak mundur perlahan. Saya yakin itu bukan Aris. saya gila-gilanya Aris tidak mungkin bertindak tidak masuk akal begitu.
terlebih kata-kata itu, mustahil diucapkan Aris Bahkan dalam keadaan mengigau sekalipun.
yang semakin memaksa hatinya yang kaku untuk mundur. hingga tiba-tiba saja harus mengolah tajam ke arahnya dengan bola mata yang setengahnya putih Seraya berteriak.
"PEMBUNUH!! "
"AAA!! " slime hampir terjengkang ke belakang. Untunglah dalam mood yang bagus keseimbangan tubuhnya dapat terjaga.
" PEMBUNUH!!! " sosok yang menyerupai arus itu bergerak patah-patah mendekati Leon.
saat ini tak ada yang bisa di lakukan Leon kecuali menguatkan kaki dan lari secepat mungkin ke kamarnya.
hari Senin tiba.
wajah-wajah Murung para siswa ada di mana-mana, Aris termasuk salah satunya. belum apa-apa matahari pagi sudah menggigit, mana mereka harus upacara lagi. bisa-bisa Aris jadi hitam.
lelaki itu buru-buru memakai dasinya sembari lari ke lapangan.
" ayo cepat-cepat!" seru pak Damar.
Aris yang tadinya tidak begitu mempedulikan guru tersebut, langsung memutuskan atensi saat menyadari Ada sosok anak kecil yang menggandeng tangan Pak Damar.
kabarnya Belum lama ini Pak Damar kehilangan anak laki-lakinya yang sejak lahir menderita kelainan jantung.
jadi, apa itu anaknya?
" Aris ngapain malah bengong di situ! "
" nungguin Adnan, Pak"
" ngapain. udah kamu duluan aja sana"
Aris masih menetap anak laki-laki itu, penasaran apa maunya, Kenapa masih bergentayangan?
dari arah belakang Adnan merangkul pundak Aris.
" Ris, ayo"
" Pak, Nggak boleh gitu. Bapak harus ikhlas" harus belajar sebelum ditarik Adnan.
Pak Damar menatap arus dengan pukul membesar. Bagaimana Arif tahu kalau putranya masih di sini? pria itu menyentuh dadanya yang berdenyut nyeri, Rasa Tak Rela Kehilangan si kecil yang mungkin menyebabkan anaknya belum pergi.
Sedangkan di lain sisi, Aris dan Adnan masuk ke barisan kelas mereka. semua pada ribut siapa yang akan baris paling depan. soalnya panas. kalau di belakang kan dingin karena ada pohon yang melindungi mereka dari sinar matahari.
selain itu Kalau di belakang mereka masih bisa bercanda. Iya, setidaknya tidak aku kaku banget lah.
" Ris, di depan sana sono. lu kalau baris nggak pernah di depan" foto dong salah satu teman sekelasnya.
Aris buang muka.
" males"
" udah sana" sang ketua kelas mendorong Aris.
" ih asu nih! " maki Aris.
Akmal dan Adnan cekikikan, mereka tidak mau disuruh di depan jadi mepet-mepet ke yang paling belakang.
lihat Aris ingin kembali ke barisan belakang urung saat Miya lewat di depannya bersama Juwita dan Rania.
Gadis itu cantik seperti biasa, namun yang membuat kecantikannya kali ini bertambah adalah peta kupu-kupu dari Aris yang dipakai Miya. Miya mengikat rambutnya dengan pita tersebut, hingga leher pinggangnya yang cantik Terekspos. Aris Terkesima.
Miya cantik seperti peri.
" sayang! "
.
.
.