Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
BAB 27
Hampir tengah malam ketika Riana meluruskan tubuhnya di tempat tidur.
Riana masih ingat, betapa rekan kerja dan sahabat sahabatnya tersenyum lebar di acara pernikahannya kali ini, walau Viona mati matian mencoba tersenyum, Riana tetap bahagia, terlebih Rodrigo juga mau berjiwa besar hadir memberikan ucapan selamat, Riana paham sekali pasti berat bagi Rodrigo melakukannya, melawan perasaan cinta yang sekian lama hanya bertepuk sebelah tangan, tapi ia berhasil menunjukkan bahwa dirinya adalah gentleman sejati
Ruangan presidential suite tak mampu meredakan rasa lelah dan gelisahnya.
Gelisah karena walau malam ini tak layak di sebut sebagai malam pertama bagi mereka, tetap saja Riana gelisah, mengingat mereka menikah secara resmi, entah perjanjian pranikah yang ia dan Brian tanda tangani sebelumnya masih berlaku, tapi tak ada salahnya jika nanti ia bicarakan hal ini dengan Brian.
Lelah fisik di tambah lelah pikiran, membuat Riana terlelap begitu saja, hingga tak menyadari beberapa saat kemudian Brian datang.
Brian melepas jas sepatu dan dasi nya, sungguh hari yang melelahkan, menjadi bertambah lelah karena sepertiga hari ini ia habiskan dengan memasang senyum palsu yang entah kenapa terasa lebih hangat ketimbang senyumnya pada pada saat pernikahan pertamanya dengan Riana.
Brian melepas Kemeja dan juga celana panjangnya, hingga menyisakan pakaian dalamnya saja, ia duduk di tepi tempat tidur, menatap wajah polos Riana yang sudah bersih tanpa meninggalkan sisa make up sedikitpun, lagi lagi wajah teduh Riana seakan membiusnya, membuat nya tanpa sadar mendekat dan merasakan hembusan nafas Riana, tapi Brian segera menepis keinginannya untuk memulai ritual wajib bagi sepasang pengantin baru, cepat cepat Brian ke kamar mandi demi mendinginkan suhu tubuhnya yang kian memanas, entah karena cuaca yang memang sedang panas, atau karena tergoda wajah sang istri yang tampak manis ketika sedang tidur, karena ketika sudah membuka mata, yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah kalimat pedas dan sindiran.
Cukup lama Brian mendinginkan suhu tubuhnya, dan setelah keluar dari kamar mandi, Brian merasa tubuhnya lebih segar, penatnya bahkan sedikit berkurang.
Brian hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan, karena cuaca Singapura sedang panas terik, hingga di tengah malam pun Brian masih merasa gerah.
Brian merebahkan tubuhnya, ranjang ekstra besar sungguh menggoda, membuat Brian mengurungkan niatnya yang semula ingin menghabiskan malam pertamanya di sofa.
#kan … makanya jangan sombong, baru lihat kasur aja udah oleng, gimana kalo udah othor buat jatuh cinta.
Cukup lama Brian membolak balikkan tubuhnya, entah kenapa kantuknya tak kunjung tiba, matanya terus berkedip menatap langit langit kamar dalam cahaya temaram, bahkan kemudian Brian memadamkan total seluruh lampu yang ada di kamar, termasuk merapatkan tirai jendela, agar tak ada sedikitpun cahaya dari luar ruangan yang masuk kedalam ruangan.
Brian kembali merebahkan tubuhnya, tiba tiba kasur bergerak, entah karena Riana mulai merasakan hawa dingin akibat pendingin udara yang Brian turunkan suhunya, atau Riana memang tanpa sadar mencari kenyamanan dalam tidur nya.
Brian tiba tiba mendapatkan ide gila yang sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya, jika selama ini Brian meredakan mualnya dengan berada di dekat Riana, kini kenapa tak dicoba, siapa tahu tidurnya akan lebih nyenyak, Brian tersenyum sendiri, ketika pelan pelan ia membawa Riana ke pelukannya, tangannya mengusap pelan perut Riana tempat bayi mereka berada, “selamat istirahat sayang, daddy akan selalu menjagamu dan mommy, memastikan agar kamu tumbuh sehat dan kuat hingga saat nya nanti kita bertemu.” bisik Brian dengan suara lirih.
Sebuah janji yang akan Brian tepati sebagai penebusan atas rasa bersalahnya pada Alicia dan anak pertamanya, kini ia akan memastikan Riana dan anak keduanya sehat, dan selamat.
🌹
🌹
🌹
Hampir jam 10 ketika Riana membuka kedua matanya, tubuhnya masih merasakan sisa sisa lelah setelah menerima ribuan tamu undangan, rekan bisnis Gustav.Inc ternyata sangat banyak jumlahnya, bahkan bertambah banyak, karena Gustav.Inc semakin besar dan maju pesat.
Riana merasakan tubuh nya di peluk erat oleh seseorang, hangat dan nyaman, apa karena efek kehamilan membuatnya betah berlama lama diam walau sudah sejak tadi ia terjaga, tapi kemudian, kenyataan seolah seolah menamparnya dengan keras, ketika ia menyadari tempat yang membuatnya nyaman untuk sesaat adalah pelukan Brian, mantan suami yang kini sudah resmi kembali menjadi suaminya.
Susah payah Riana melepaskan diri dari pelukan Brian, karena ternyata Brian memeluknya dengan sangat erat.
Setelah berhasil melepaskan diri, Brian bergerak mengganti posisi, kini Brian tidur dengan posisi memunggungi Riana.
Riana sungguh mengutuk tubuhnya sendiri, karena sudah berani beraninya mencari kenyamanan dalam pelukan Brian, terlebih lagi, Brian tidur tanpa mengenakan kaus atau atasan, sungguh konyol memang, walaupun mereka menikah secara resmi, tapi Riana tetap menginginkan pernikahan ini berjalan sesuai dengan kesepakatan yang telah ia tandatangani bersama Brian.
Riana segera bergerak cepat menuju toilet, guna menyegarkan diri, karena bayi kecilnya sudah berontak ingin segera mendapatkan asupan makanan.
Brian menoleh, ketika terdengar suara pintu kamar mandi ditutup, sebenarnya sudah sejak tadi ia terbangun, ia pura pura tidur hanya karena ingin mengetahui reaksi Riana yang terbangun dalam pelukannya, Brian sendiri jadi penasaran, apakah Riana juga merasakan hal yang sama dengan dirinya?.
Brian membuka ponselnya, beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari Fabian dan dari Grace yang menanyakan kapan ia akan tiba di kantor.
Brian hanya membalas pesan Fabian, dan mengabaikan pesan dari Grace.
Brian masih berdiri di balkon ketika Riana menyudahi aktivitas mandinya, seperti yang sudah sudah Riana mengabaikan keberadaan Brian, ia justru mengambil beberapa helai pakaian yang akan ia bawa ke ruang ganti.
Tanpa Riana sadari, sejak beberapa saat lalu Brian mantapnya dengan kesal karena merasa diabaikan oleh sang istri, Brian pun mendekat dan …
CUP
.
.
.
.
.
.
.
nah loh … mulai nakal 🤣
.
.
.
Othor ingatkan ya Brian, kembali ke niat awal ... biar kamu tetep jadi bahan bullying para emak emak berdaster 🤣