NovelToon NovelToon
Bukan Istri Ke_dua!

Bukan Istri Ke_dua!

Status: tamat
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:353.1k
Nilai: 5
Nama Author: Qaeyra_S Antonio

Jess Amartha, wanita berusia 24 tahun yang juga merupakan anak yatim-piatu. Terpaksa harus menerima tawaran pernikahan, dari donatur panti asuhan tempatnya bernaung selama ini.

Menolak? Jelas Jess tak mungkin bisa. Terutama jika sang ibu panti telah menyetujui lamaran dadakan tersebut, dengan senyum cerah di wajahnya yang mulai menua.

Pernikahan pun terjadi. Dua insan yang tak pernah mengenal, dipaksa keadaan untuk saling menerima satu sama lain.

Kent Rahardjo, pria berusia 30 tahun. Selain wajahnya yang rupawan, pria itu juga sangat mapan dalam segi finansial. Seorang CEO sebuah perusahaan IT terbesar kedua di Asia tenggara.

Pria arogan, dingin dan tak tersentuh. Membuat pernikahan mereka bagai berjalan diatas bongkahan es.

Sanggupkah Jess bertahan dalam pernikahan tak sehat, yang menjerat kebebasan jiwanya yang semakin rapuh? Akankah hati beku Kent mencair oleh ketulusan seorang Jess Amartha?

Kuy simak dan beri kritik yang membangun mental agar tak menjadi down🤗🙏😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Im back again readers ku tercintah😁🤗🤗

Maaf untuk satu bab kemarin, othor specialize pada angka 27 saja soalnya 🤭😁

N now, kita next lagi gaeesss 😘🤗

...----------------...

Makan malam kali ini sedikit berbeda. Ada dua tamu tak di undang namun sangat Kent rindukan salah satunya. Yaitu sang kakak tercinta.

"Melisa, apa kau tak bisa mengajarkan manner pada putrimu? Berapa usianya? Bagaimana bisa dia tak mampu melakukan hal benar dengan makanannya sendiri?" Kent melirik ke arah piring sang anak tanpa bisa melakukan apapun. Ada rasa iba namun Kent tak berani bertindak di hadapan Queen.

Melisa ikut meliri ke arah piring Eli, terlihat nasi yang berhamburan hampir di seluruh area piring hingga ke taplak tatakan di bawah piringnya.

Wanita itu menarik nafas lelah. Sepanjang sore dia sudah berkutat di dapur semua cukup menguras energinya. Di tambah lagi mengetahui jika dirinya baru saja di kerjai habis-habisan oleh Queen, kian menumpuklah rasa dongkol di hati wanita itu.

"Eli masih kecil kak, wajar saja jika dia masih belum bisa makan dengan benar." Sanggah Melisa berusaha membela sang anak. Dia berharap Kent akan memberikan pembelaan yang sama terhadap putrinya.

"Justru karena dia masih kecil, kau harus mulai mendidiknya dengan aturan dan kedisiplinan yang benar. Tak ada yang instan di dunia ini. Seperti makanan ini, bukankah kau tau bagaimana lelahnya memasak semua ini? Begitupun dengan kebiasaan. Jika putrimu terdidik manja sejak kecil, maka kelak kau harus siap. Jika putrimu tak akan bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Semua ada timbal baliknya, Melisa. Jika kau berbahgia karena hasil merampok milik orang lain, kelak kau harus siap jika hasil rampokanmu akan di rampok kembali. Begitulah realita kehidupan, kau harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi." Tukas Queen datar.

Melisa meremas ujung dressnya dengan perasaan berkecamuk. Kalimat panjang Queen berhasil menyentil hatinya. Apa wanita mengetahui sesuatu tentangnya dan Eli? Tidak! Itu tak boleh sampai terjadi. Dia tak bisa kehilangan sumber kekayaan yang sudah di depan mata.

"Eli, makan dengan benar nak. Benahi makanan di dalam piringmu ke tengah, seperti ini." Ujar Queen mempraktekkan. Karena Melisa tak kunjung bersuara untuk menegur sang anak.

Eli menoleh ke arah sang bibi, gadis kecil itu menghempaskan sendoknya hingga membuat Kent dan yang lain terlonjak.

Melisa menatap tajam ke arah sang anak agar bersikap manis, namun Eli yang tak bisa di perlakukan seperti itu. Mulai berontak nangis dan meremat makananya. Yuni yang mengintip di balik pintu tergerak untuk menghampiri. Dia tau sifat manja Eli berasal dari kelakuan buruk ibunya. Dia sudah menonton rekaman video yang sengaja dia rekam saat Melisa bermain dengan Eli siang tadi.

"Non Eli, sini sus Yuyun ajarin cara nyimpun makanannya. Coba lihat, tidak susahkan. Yang susah kalau kita tidak mau berusaha, tapi ingin mendapatkan keuntungan besar dengan cara yang instan. Dan itu tidak boleh di tiru ya, Eli kan anak baik." Ujar Yuni masih berjongkok memungut makanan Eli yang terjatuh di atas meja.

Melisa melempar tatapan tajam ke arah Yuni, namun gadis itu berpura-pura tak melihatnya.

Sedangkan Queen tersenyum penuh arti.

"Siapa namamu?"

Yuni lekas berdiri tegak kemudian sedikit menunduk hormat.

"Nama saya Yuni nona, saya bekerja sebagai pengasuh nona Eli." Jelas Yuni tersenyum sopan.

"Padahal ibunya seorang pengangguran, aku heran banyak wanita lebih mempercayakan anak-anak mereka di tangan seorang pengasuh. Apa mereka tak khawatir jika anak-anak malang itu di culik, atau di sekap dalam gudang seharian tanpa di beri makan. Atau di tenggelamkan ke dalam kolam renang?" Ujar queen geleng-geleng kepala.

Melisa semakin dongkol. Queen benar-benar pandai membuatnya terpojok tanpa perlawanan. Sedangkan Yuni meringis ngilu mendengar kalimat perumpamaan nona Rahardjo tersebut

"Aku juga memiliki kesibukan lain selain mengasuh Eli, kak." Balas Melisa tak lagi dapat menahan rasa jengkel di hatinya. Kent menatap nyalang kearah Melisa. Namun wanita itu balas menatapnya penuh kejengkelan. Kent tak berusaha menghentikan mulut cerewet sang kakak, itu membuat Melisa geram.

"Oh, aku pikir kau hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Pantas saja kau tak ada waktu yang cukup untuk mendidik anakmu dengan benar. Besok perlihatkan aku kegiatan apa yang sedang kau tekuni saat ini. Mungkin saja aku tertarik untuk berinvestasi dalam bisnismu yang cukup menyita waktu tersebut." Ucap Queen dengan seringai licik penuh ledekan.

Wajah Melisa terlihat pias. Mendengar kalimat penuh nada sindiran tersebut.

"Khemmm..aku sudah kenyang. Aku tunggu kakak di ruang kerjaku setelah ini." Ujar Kent. Pria itu memilih pamit terlebih dahulu kemudian di susul oleh Aditya, yang sejak tadi menjadi satu-satunya orang yang fokus pada makanannya. Terlihat dari bersihnya piring oria itu dari sisa makanan.

"Yuni, tolong bawa Eli ke kamarnya di bawah tangga itu. Malam ini temanilah dia tidur di sana. Kau tak keberatan, bukan?" Pinta queen sopan. Yuni mengangguk cepat. Kapan lagi menadapatkan perintah dengan nada seramah itu di rumah ini.

Kini tinggallah Melisa dan Queen di meja tersebut. Tak ada kata yang terucap, Queen fokus menghabiskan makanannya tanpa komentar apapun. Meski rasanya nano-nano, namun Queen selalu di ajarkan untuk menghargai usaha seseorang. Terlepas dari apapun alasan di balik niat tersebut.

"Apa salahku padamu, kak?" Tanya Melisa memecahkan keheningan diantara mereka. Queen tak lekas menjawab. Wanita itu menghabiskan air minumnya dengan gerakan lambat dan anggun.

"Kau tau jelas apa kesalahanmu, Melisa? Apa perlu aku mengurai satu persatu daftar dosamu. Lalu membuat adikku yang malang mengetahui siapa kau sebenarnya? Kurasa kau lebih suka jika kita berpura-pura tak saling mengetahui rahasia besar ini, bukan?" Nafas Melisa tercekat.

Rahasia besar? Apa yang sebenarnya sudah Queen ketahui tentangnya? Hati Melisa panas dingin mendengar kalimat iparnya tersebut.

"Aku tak mengerti apa yang kau maksudkan. Aku mohon, berhentilah memojokkanku di hadapan suamiku. Hubunganku dengan Kent tak baik-baik saja semenjak kehadiran pelakor itu. Tolong jangan menambah keruh situasi ini, aku lelah. Aku juga istrinya, tapi Kent memberi jarak padaku. Apa salah aku meminta hakku sebagai seorang istri pada suaminya? Aku merasa berdosa tak bisa memberikan kewajibanku untuk samiku sendiri. Mengertilah kak, aku tersiksa. Putriku tak lagi mendapatkan perhatian ayahnya, ssmua karena kehadiran wanita itu." Ujar Melisa terisak pilu penuh drama.

"Kehadiran Jess adalah hal yang paling di nantikan dalam keluargaku, Melisa. Entah bagaimana bisa adikku terikat pernikahan tak sehat denganmu, terjebak menjadi seorang suami dan ayah dari putri yang bukan darah dagingnya. Seharusnya kau menyadari sejak awal, jika Kent tak pernah menginginkan dirimu. Dan kau terus memaksa keadaan hingga kini, lalu merasa sebagai korban. Aku salut dengan mental baja yang kau miliki. Wanita ambisius dengan setumpuk ego yang mengalahkan logika dan akal sehat." Tukas Queen lantang.

Nafas Melisa turun naik dengan cepat. Tak menyangka kalimat pilunya mendapatkan respon yang berbanding terbalik dengan harapan.

"Kau tak mengetahui apapun tentangku, jadi jangan coba-coba menghasut Kent untuk menjauhiku dan Eli. Eli adalah putri kandung Kent. Smeua orang akan segera mengetahuinya. Dan wanita itu akan aku enyahkan dari kehidupan Kent selamanya. Termasuk siapa saja yang berani menentang hubunganku dan Kent." Balas melisa mengancam.

Wanita itu bahkan dengan berani menunjukkan sifat aslinya di hadapan Queen tanpa rasa takut.

"Wow, Melisa! Apa Kent mengetahui sisimu yang satu ini? Aku rasa adikku akan semakin yakin untuk menghempasmu dari kehidupannya dengan mudah. Dan ya, aku tau bagaimana selera adikku. Dan kau, bukan termasuk wanita yang mampu menggetarkan jiwa kelakiannya." Balas queen telak menampar wajah Melisa.

Wanita menarik taplak meja melihat Queen berlalu begitu saja dari hadapannya, setelah memporak porandakan harga dirinya.

Bi Sum hanya berani mengintip dari balik pintu dapur. Wanita itu mengurut dada melihat tingkah sang nyonya yang tak berwibawa. Melampiaskan kekesalan hanya karena kalah perdebatan. Sungguh tak elegan batinnya meringis iba.

Sepeninggalan Melisa setelah berhasil membuat kekacauan di ruang makan. Bi Sum keluar dari persembunyiannya.

"Ya ampun! Seperti habis gempa." Gumam wanita itu menatap lantai kotor dengan beberapa pecahan piring dan gelas.

"Pantas saja non Eli suka mengamuk, lah wong pawangnya kek ngene toh kelakuannya. Ngeri-ngeri sedap kek makan mengkudu belum mateng." Ujar wanita paruh baya itu geleng-geleng.(maaf bahasanya kurang sempurna 🙏)

Di lantai atas, Aditya dan Kent tengah membahas masalah pekerjaan sebelum sang kakak tiba.

"Apa kakak mengganggu Kent?" Pria itu tersenyum kemudian menggeleng.

"Kemarilah kak, ini juga rumahmu." Balas Kent.

"Kau salah! Kita tamu di sini. Ini rumah Jess jika saja kau lupa." Kent terdiam. Benar, kenapa dia bisa lupa.

Pria itu jadi merindukan sang istri. Seharian dia sibuk sampai tak sempat menghubungi istrinya itu.

"Apa aku masih diperlukan di sini, tuan, nona?" Sela Aditya. Dia ingin segera keluar dari sana, memikirkan pengasuh cantik Eli membuat fokus Aditya terusik.

"Yuni sedang di kamar bawah menemani Eli tidur. Kau bisa menemuinya lain kali." Aditya tersedak ludahnya mendengar kalimat sang nona. Wajahnya kini memerah seperti kepiting rebus.

"Aku tak ingin menemui siapapun, nona. Aku hanya ingin memberikan waktu pada anda bersama tuan Kent untuk bercengkrama melepaskan kerinduan." Elak Aditya tak berani menatap Queen.

Wanita itu tersenyum penuh makna. Dia tau tatapan Aditya tak beralih saat melihat Yuni sepanjang sore hingga makan malam tiba. Tatapan mata yang menyiratkan makna terselubung dari seorang pria lajang seperti Aditya.

"Baiklah. Terimakasih sudah menjemputku dan menemaniku hari ini, Aditya. Sayang kau tak tertarik pada pengasuh Eli. Aku akan menjodohkannya dengan Sadam saja jika pria lapuk itu menyusulku kemari." Tukas Queen tanpa ekspresi.

Aditya sontak menatap sang nona dengan tatapan memelas. Namun Queen memintanya untuk segera keluar. Membuat langkah kaki Aditya berjalan gontai menuju pintu keluar.

...----------------...

...****************...

Gimana? makin panas gak tuh😁

Hidup Melisa bagai berjalan di atas bara api setelah kedatangan Queen Rahardjo.

Yuk kasih semangat melalui komen n like😘😘🙏🙏

Lope para kesayangan buna Qaya 🤍🤍🤍

1
Jie
di lapak mana nih
Herlina M. Siman
mungkin itu bukan anaknya mungkin anak campur
Empi Hungkul
siapa kh gerangan dia
Agus Tina
ular kobra ...
Daulat Pasaribu
dimana ini Thor bacanya belenggu sesal...penasaran
Soumena Mishy
ya ampun namgioss aku di part ini
Efvi Ulyaniek
lha sama Melisa nikahan jg toh ..kirain mama papa an doank
Efvi Ulyaniek
aaaa...Eli anak mantan pacar Jess ya si ren...
Efvi Ulyaniek
nah kan bukan anaknya...
Efvi Ulyaniek
kurasa Eli ini bukan anak Kent... pasti dijebak seolah dia anak Kent...emmm...makin kepo
Efvi Ulyaniek
wah siapa meslisa...ini Eli anaknya beneran kah . penasaran
Anonymous
Aku pengen ya mereka pisah. Aduh,kok jess nya dibuat lemah ya
blue mabel
Luar biasa
Anonymous
Astaga😲🥱🥱🥱seorang Melissa ..ga bisa dilenyapkan
Anonymous
Hanya seorang Melissa,tapi sampai episode tamat,gak bisa diatasi yg katanya org kaya dan berpengaruh 🥱🥱🥱🥱🥱
Anonymous
Gak juga,tetap aja kent plin-plan . Dr awal kan memang Eli bukan anaknya toh
Anonymous
Ternyata kent hanya laki2 plinplan
Nia Nara
Kasian eli
marsi way
sangat bagus
cipaa ✨
saya suka ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!