NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:125.2k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Hanya Benalu!

Hari ini Malika mengajak Pradipta untuk kencan pertama mereka. Sore hari, Malika sudah berdandan cantik menunggu sang kekasih datang menjemputnya.

“Nasibmu jauh lebih baik dari Hana sayang. Coba lihat, calon suamimu adalah seorang abdi negara yang selain berkarisma, berwibawa juga sangat tampan melebihi calon suaminya si pembantu itu.” Rosma tak henti-hentinya memuja dan memuji cucu kesayangan.

Malika tersenyum bangga. Sambil meliuk-liukkan badannya di depan kaca.

“Nenek benar. Untuk apa aku iri sama si anak kampung itu, toh calon suamiku berkali-kali lipat lebih baik daripada Rendy si biang masalah itu.”

“Asal nenek tahu, Pradipta itu sangat mencintai aku, aku yakin dia akan memberikan apapun yang aku minta nanti.”

Nenek tersenyum mengiyakan.

“Nanti aku akan minta seperangkat berlian sebagai mas kawin jika kita menikah nanti. Aku akan mengalahkan Hana yang hanya diberi cincin saja. Lihat saja, nanti aku akan punya seperangkat nek. Seperangkat!” Malika menunjuk leher, pergelangan tangan, kuping dan terakhir jari jemarinya bergantian.

“Iya nak. Calon suamimu pasti akan memberikan apapun yang kamu minta.” Rosma mencubit gemas dagu cucunya.

Keduanya tertawa bersamaan.

Tak lama Pradipta datang. Malika segera berlari menghampiri sang pujaan hati.

“Sayang. Kok lama sih?” Malika merengut manja.

“Iya maaf. Tadi aku disuruh buat laporan dulu sebentar.” Pradipta yang masih mengenakan seragam polisinya turun dari mobil.

“Loh sayang kok turun? Kita langsung berangkat aja, nanti telat nonton filmnya.”

“Aku mau pamit dulu sama orang tuamu, tidak sopan rasanya bawa anak gadis orang tanpa minta izin orang tuanya terlebih dahulu.”

“Ih sayang. Sweet banget sih kamu.” Malika langsung menggandeng lengan Pradipta, bergelayut manja sambil berjalan memasuki rumah.

Di dalam rumah, Burhan, Sri dan Rosma langsung menyambut Pradipta hangat dan tentu saja mereka langsung memberikan izin ketika kekasih putri mereka mengatakan akan mengajak Malika nonton film dan makan malam di luar.

“Malika. Kamu pintar memilih calon suami. Jarang-jarang loh pemuda zaman sekarang meminta izin dulu kalau mau bawa anak gadis orang berkencan.” Nenek menepuk pundak cucunya senang.

Malika hanya menunduk malu-malu karena Nenek dengan jelas mengatakan jika Pradipta adalah sang calon suami.

Sementara Pradipta hanya tersenyum datar saja.

“Oh iya Nek. Aku boleh numpang dulu ke kamar kecil?”

Burhan dan Sri serentak menunjukkan kamar kecil khusus tamu yang letaknya di dekat dapur.

Malika disuruh neneknya untuk mengantar, tapi Pradipta bersikeras untuk pergi sendiri dan meminta Malika untuk duduk saja menunggunya.

Pradipta berjalan dengan mata berkeliaran mencari sesuatu. Langkahnya tak berhenti walaupun tempat yang di tuju sudah terlewati.

Dia terus melangkah melewati dapur. Langkahnya terhenti seketika ketika tubuhnya hampir bertabrakan dengan seorang gadis kurus, dengan wajah pucat dan rambut yang digelung seadanya. Di tangannya seember pakaian meneteskan sabun membuat lantai menjadi licin.

“Hati-hati.” Spontan menahan tubuh Hana yang hendak terjatuh.

“Te—terima kasih.” Gadis itu menunduk dalam seakan wajahnya tak mau dikenali.

Pradipta kaget ketika gadis itu dengan cepat menyimpan ember dan masuk ke dalam kamar kecil di depannya.

“Tu—tunggu.” Pradipta mencoba menyusul tapi sayang, Hana menutup pintu itu dengan cepat.

Pradipta tertegun di depan kamar, lalu memastikan jika ruangan kecil di depannya adalah kamar pembantu.

Semakin membuatnya yakin memang ada sesuatu yang salah di rumah itu.

Ada dua putri yang kedudukannya sama tapi diperlakukan berbeda, yang satu bak ratu dan satu lagi bak pembantu.

Dia lalu bergegas ketika mendengar Malika yang berteriak memanggilnya.

Sementara di dalam kamar. Hana tersenyum puas. Firasatnya jika Pradipta akan pura-pura ke kamar mandi dan mencarinya benar-benar terjadi. Pertemuan pertama mereka tempo hari berhasil membuat si pak polisi penasaran akan sosok dan keberadaannya di rumah ini.

Rencana pertamanya sudah bisa dikatakan berhasil, mengetahui jika dirinya tinggal di kamar pembantu pasti membuat Pradipta semakin iba dan bersimpati. Setelah ini kekasih Malika itu pasti akan lebih mencari tahu.

***

Beberapa hari kemudian.

Langit sore itu menggantung kelabu, seolah mewakili suasana hati Pradipta yang mulai goyah. Di dalam mobilnya yang terparkir beberapa blok dari rumah Burhan, ia memandang kosong ke arah kemudi.

Pradipta memejamkan mata, mencoba menepis keresahan yang kian membesar. Tapi hatinya tak bisa dibohongi.

“Malika."

"Benarkah kamu wanita yang aku cari?”

Dulu, ia percaya Malika adalah sosok istimewa. Ceria, mandiri, memesona di layar ponsel dan penuh kasih sayang saat bertukar pesan. Namun kenyataan berkata lain. Malika nyatanya bukan hanya menyembunyikan saudari tirinya, tapi bahkan memperlakukannya layaknya pembantu tanpa rasa bersalah.

Pradipta membuka galeri foto di ponselnya, memandangi potret Malika yang dulu tampak penuh harapan. Tapi kini, potret itu terasa kosong. Tak ada lagi masa depan.

Sebagai seorang polisi, ia bersumpah untuk melindungi yang lemah dan membela keadilan.

Sebagai seorang pria, ia tak bisa berpaling dari nuraninya.

Dan sebagai calon pasangan hidup, ia tak bisa membangun masa depan dengan wanita yang tak punya nurani

Dan akhirnya dia memutuskan akan bertanya langsung pada Malika. Bertanya perihal gadis yang diakui ibunya sebagai putri namun nyatanya diperlakukan tak manusiawi.

Suasana sore itu tenang. Malika duduk di taman belakang rumah, mengenakan gaun kasual mahalnya, menikmati jus stroberi dengan penuh gaya. Ia tahu Pradipta akan datang, dan pikirnya ini saat yang tepat untuk membahas masa depan mereka.

Namun, yang tidak ia tahu adalah Pradipta datang bukan membawa cinta, tapi pertanyaan.

Pradipta berdiri di hadapannya, kedua tangannya bersedekap di depan dada. Wajahnya tenang namun tajam, penuh analisa.

“Kita harus bicara, Malika,” katanya datar.

Malika tersenyum manja, “Tentu, sayang. Duduklah.” Malika menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

“Tidak. Terima kasih. Aku berdiri saja."

"Sayang kenapa serius sekali. Memangnya apa yang ingin kamu bicarakan."

"Malika. Aku mencintaimu, kamu tahu itu. Tapi aku tidak mungkin berbagi rasa, hati dan jiwa dengan wanita yang tega memperlakukan saudarinya sendiri dengan tak manusiawi."

Sekejap senyum Malika pudar.

“Apa maksudmu?”

“Gadis yang tempo hari ibumu bilang adalah putrinya juga. Tapi kenapa dia tidur di kamar pembantu, cuci baju, cuci piring, dan bahkan sepertinya tidak pernah makan di meja yang sama dengan kalian?”

Malika mulai gelisah. Ia melirik kanan-kiri kebingungan.

“Sayang. Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan soal Hana? Ada apa denganmu?"

"Aku hanya ingin tahu siapa dia?" Pradipta terus mengintrogasi.

"Sayang. Maaf aku mengatakan ini. Tapi itu bukan urusanmu," ucap Malika pelan, memohon pengertian.

“Justru itu urusanku.” Suara Pradipta tegas.

“Karena aku hampir mengambil keputusan penting dalam hidupku, dan aku tidak bisa menutup mata atas ketidakadilan yang aku lihat dan melibatkan wanitaku."

Malika berdiri, nadanya mulai tinggi.

“Hana bukan siapa-siapa! Dia hanya benalu yang datang bawa masalah! Kami memberinya tempat tinggal, bahkan makanan gratis. Itu sudah cukup membuktikan kalau kita memperlakukannya dengan manusiawi."

Pradipta menatapnya, kecewa.

 

 

1
Puji Hastuti
Halah hendra kamu dengerin dulu penjelasan mereka
Tuti Tyastuti
hadehhh hendra jangan langsung percaya omongan burhan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
justru
Fittar
apa salahnya sih mendengarkan dulu penjelasan yang lainnya. jangan hanya mendengar hasutan burhan yang gak benar. kesel juga nih dengan hendra
martiana. tya
Hendra.... Hendra... kenapa lebih percaya burhan.... bahkan penjel dari istri dan ibu mertuanya pun ngga mau denger
RahaYulia
drama paling konyol
Nar Sih
grgr ulah si burhan lgi satu keluarga dibikin slh paham lgi ,semoga hana bisa melurus kan semua nya
Sugiharti Rusli
apa nanti Hana bisa berbicara secara terbuka terhadap ayahnya tentang kondisi dia sebenarnya dulu yang tidak dirawat oleh Sri dan Burhan,,,
Sugiharti Rusli
bahkan dia tidak mau mendengarkan perkataan Sri dan ibu mertuanya sekalipun tentang siapa Burhan sejatinya, dia bahkan dendam dengan institusi tempat Pradipta mengabdi,,,
Sugiharti Rusli
si Hendra belum tahu sedang berhadapan dengan musuh yang dia anggap berjasa karena melindungi istri dan putrinya
Sugiharti Rusli
apalagi dengan kebohongannya walo karena perintah Hendra, si Burhan mengarang cerita tentang ayah Hana dan akhirnya menikahinya tuk dijadikan pengasuh anaknya
Sugiharti Rusli
entah apa ada peran si Burhan dalam tuduhan palsu dulu, yang menyebabkan dia dipenjara lama yah
Sugiharti Rusli
sepertinya baik si Sri dan Hendra sudah masuk dalam perangkap si Burhan tanpa mereka sadar yah,,,
🌺 Tati 🐙
kesalahanya jangan di sama ratakan atuh hendra,...hana kamu pasti akan mengambil keputusan yg tepat
moominRJ
Egois kmu hendra sbg ayah setidaknya dengarkan pnjelasan kluargamu dlu burhan d percaya sesat yg ada
Susilawati
lanjut Thor
Hasanah Purwokerto
Yyeeeyýyy...pertamakah..? 👏👏👏👏👏
Hasanah Purwokerto
Kok jd gregeten sm Hendra ya,,,bisa" nya lgsg percaya gitu aja,,,
Oalah..burhan.burhan msh aja usaha buat ngancurin hana ternyata...
Jangan mimpi akan berhasil yaa
Una_awa
lebih baik Pradipta bilang ke Hana tentang ayahnya Hana,dan cari tahu tentang kebenaran kasus pembunuhan yg dituduhkan pada ayahnya Hana,, ya ampun Malika kasihan banget sih kamu,, emang sih Malika ini attitude nya gak baik,tapi liat kondisi Malika sekarang jadi kasihan.
Tuti Tyastuti
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!