Sampahmu Adalah Hartaku

Kepala pelayan profesional yang telah memiliki pengalaman kerja 8 tahun. Menghela napas, masih menggunakan jam tangan rolex-nya."Usaha tidak selalu mengalami kemajuan. Tapi terkadang mengalami kemunduran. Tuan besar mungkin akan mempercepat pernikahan nona Erlina dengan tuan muda Virgo untuk membatu beban nantinya. Syukurlah... mungkin gaji para pelayan untuk bulan ini dapat terbayarkan."

Haikal membulatkan matanya, tidak menyangka kondisinya akan seburuk ini."Kamu berbohong kan?" tanyanya.

Sang kepala pelayan menggeleng, menunduk kemudian, menghela napas masih dengan setelan jas bernilai belasan juta melekat di tubuhnya."Aku juga bingung setelah ini akan mendapatkan pekerjaan dimana untuk mencukupi kebutuhan hidupku."

Pria yang sedikit mengintip ingin mengetahui apa mereka percaya. Virgo dari kecil benar-benar dimanjakan dengan kemewahan oleh kedua orang tuanya. Bagaimana tidak, Virgo merupakan pewaris gabungan dari tiga perusahaan besar.

Kakeknya memiliki perusahaan sendiri, begitu juga dengan ayah dan ibunya. Aliansi pernikahan yang pada awalnya terlaksana karena kesepakatan bisnis. Banyak terjadi pertentangan, bahkan hampir terjadi perceraian karena ayah Virgo yang sedingin es. Perhatian dari ibu Virgo tidak dapat meluluhkan hati suaminya.

Tapi, begitu sang istri pergi, sang suami menangkap dan mengurung istrinya. Hingga lahirlah Virgo sebagai pengikat sang istri. Anak yang dibesarkan dengan penjagaan ketat dan penuh akan kemewahan.

Sayangnya kedua orang tua Virgo, meninggalkan putranya untuk menghabiskan waktu berdua dan melakukan perjalanan bisnis. Memang dasar orang tua tidak bertanggung jawab. Membuat kepala pelayan ini sibuk untuk mengurusi kisah cinta remaja labil.

"Br*ngsek! Siapa yang mau menikahkan anaknya dengan pria miskin dengan banyak hutang!" Bentak Haikal murka. Tidak mengetahui dengan jelas mengingat perusahaan dan aset kedua orang tua Virgo lebih banyak di luar negeri.

"Benar! Karena itu aku ingin putus dengan Virgo. Biarkan saja Fishya yang menanggung hutang bersama." Komat-kamit Erlina berucap.

"Tenang saja, nanti setelah Virgo pulang kita minta kembali uang dari hadiah yang kita berikan untuknya. Belum lagi setiap di ke rumah ibu selalu menyuruh pembantu untuk membuat lobster." Saskia menghela napas tidak terima. Otaknya mulai menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan.

"Erlina! Kamu tenang saja. Nanti ayah carikan jodoh yang lebih baik untukmu." Haikal meyakinkan.

"Ayah...aku sudah bilang, aku mempunyai pilihan sendiri. Namanya Andika, dia pintar dan lembut, walaupun tidak kaya tapi aku yakin 1000% Andika akan dapat mengembangkan bisnis ayah." Ucap Erlina pelan, membuat kedua orang tuanya mengangguk setuju. Tapi terlihat masih ragu.

Hingga, seseorang yang dinantikan tiba. Suara Virgo dan Fishya yang melangkah sembari tertawa bercanda.

"Itu dia! Pria tidak tau diri yang hanya menghabiskan uang." Geram Saskia mengepalkan tangannya, mengingat lobster dan udang galah yang dimasaknya setiap kedatangan Virgo. Walaupun setiap datang Virgo membawa beberapa perhiasan dan parfum mahal. Tapi tetap saja rugi, makanan mahal yang dimasaknya.

"Om... Tante..." Ucap Virgo tersenyum ramah. Mungkin dalam fikirannya kedua orang tua Erlina akan mendesak untuk segera melangsungkan pertunangan.

Tapi.

Tangan Saskia bergerak hendak menampar Virgo. Tapi, tentu saja sebagai rubah putih berpengalaman dirinya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan.

Fishya menjadikan dirinya sebagai tameng. Tamparan yang hendak dilayangkan pada pipi Virgo malah mengenai bagian kepala Fishya.

Gadis yang dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai. Padahal tidak dipukul dengan kencang. Jika dengan ini dapat merayu pangeran, maka kuntilanak ini akan melakukan segalanya.

Air matanya mengalir, membelai pipinya bagaikan mutiara, bahkan Adolf Hitler tidak akan tega melihat ini."Sakit..." lirihnya terisak pelan.

"A...aku tidak memukulnya dengan kencang!" Teriak Saskia.

"Fi... Fishya!" Virgo menghampirinya, memeluknya penuh rasa iba dan simpati.

"Vi... Virgo, sakit sekali..." Ucap sang rubah putih menangis. Tidak ada yang dapat mengalahkan Fishya dalam hal ini bukan?

"Ki...kita ke dokter." Pemuda yang terlihat panik, hendak mengangkat tubuh Fishya. Fishya yang ceria terlihat begitu lemah.

Bagaimana jika kepalanya terluka lalu mengalami gegar otak. Berbagai imajinasi buruk ada dalam otaknya. Siapa yang akan memasakkan bekal untuknya lagi, meja makan tidak akan ramai tanpanya. Bahkan olahraga berat, tidak akan terasa menyenangkan tanpa tawa dan sindirannya. Fishya harus selamat.

"Berhenti! Kalian seperti ini karena ingin lari dari kami. Ingat Virgo kamu mempunyai hutang padaku." Haikal menghentikannya.

"Hutang apa!? Br*ngsek!" Bentak Virgo, tidak dapat mengendalikan amarahnya.

Sang kepala pelayan mengerutkan keningnya. Untuk pertama kalinya Virgo membentak orang, bahkan mengeluarkan aura seperti tuan besar (ayah Virgo). Hal yang membuat sang kepala pelayan menipiskan bibir menahan tawanya. Tapi ini menjadi semakin menyenangkan.

Haikal sempat mundur selangkah, namun menelan ludah mengepalkan tangannya."Kamu sudah putus dengan Erlina. Karena itu Bros yang aku berikan itu mahal, harus dikembalikan!"

"Hadiah-hadiah yang aku berikan apa kurang mahal?" Virgo menatap tajam, mengapa orang tua ini masih menghalangi jalannya.

"Itu berbeda! Itu pemberianmu. Kamu fikir kami tidak tau, kamu berniat buruk dengan membebankan hutang keluargamu pada kami. Kami tidak bodoh... kami tau semua rencana busukmu." Geram Saskia ikut menghalangi, tidak ingin Virgo kabur.

"Rencana busuk...? Persetan. Jangan halangi jalanku." Kalimat darinya penuh penekan. Bagaimana jika kamu berhadapan dengan guru matematika paling killer. Atau berhadapan dengan atasan yang mengetahui betapa buruk kinerjamu, siap memberikan surat pemecatan. Begitulah rasanya berhadapan dengan Virgo saat ini.

"Virgo, aku pernah memberikan hadiah cangkir untukmu. Aku juga pernah memberikan sweater. Kembalikan semua uang ganti rugi atas hadiah yang kami berikan untukmu." Erlina tersenyum, membelai pipi Virgo."Karena kamu tidak pantas, pria miskin tidak berguna. Menjalin hubungan denganmu seperti mimpi buruk."

"Bagiku Virgo adalah mimpi indah." Ucap Fishya pelan, bagaikan ini adalah kata-kata terakhirnya. Gadis manipulatif yang begitu bahagia melihat Erlina membuang sampahnya. Tinggal di pungut saja, mumpung masih hangat.

"Fishya..." Virgo terlihat cemas. Tidak mengetahui siluman rubah putih ini tidak terluka sama sekali.

"Apanya yang mimpi indah? Memiliki pasangan seperti Virgo adalah mimpi terburuk. Bagaimana pria manja yang bahkan tidak akan dapat membela istrinya. Sudah manja, ditambah dengan bodoh. Sekarang menjadi gembel dengan banyak hutang." Cibir Erlina.

"Vi... Virgo, kamu tidak buruk sama sekali." Fishya tersenyum padanya."Kamu pria yang begitu lembut dan baik hati. Percayalah Andika tidak ada apa-apanya jika dibandingkan denganmu."

"Jangan banyak bicara. Kita ke rumah sakit ya?" Ucap Virgo pelan.

Namun Fishya tiba-tiba berpura-pura tidak sadarkan diri. Akting yang dapat dilihat oleh kepala pelayan.

"Fishya! Bangun Fishya!" Teriak Virgo, kembali melangkah hendak pergi. Namun, lagi-lagi Haikal menghalangi.

"Berikan uangku dulu." Ucapnya.

"Troy (kepala pelayan), pegangi pengganggu ini. Jika masih menghalangi jalanku, maka berikan mereka sebagai makanan Ririn (harimau peliharaan ayah Virgo)...dia sedang hamil kan? Bagus untuk nutrisi anaknya." Virgo menyeringai, raut wajah terlihat ambisius mengerikan.

"Memang keturunan tuan besar..." Batin Troy terpaku.