NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengharap

Yoga keluar dari dalam kamar mandi memilih menggunakan handuk, biarlah bathrobe di pakai Alana. Pintu walk in closed terbuka Yoga tahu pasti Alana ada di dalam, lama di nanti ternyata Alana tak kunjung keluar membuat Yoga memilih menyusul Alana yang ada di dalam. Alana yang dari tadi melihat beberapa baju dan perlengkapan wanita yang masih terbungkus rapi ada di dalam walk in closed masih bertanya-tanya baju milik siapa ini, apakah Yoga mempunyai pacar dan semua ini akan dia berikan.

"Apakah ini semua untuk ku?" tebak Alana, tapi dia segera menampik karena tidak mungkin, baju ini terlalu mahal untuk dirinya yang hanya istri sebatas pendamping. Alana segera mengambil baju ganti satu set baju kokoh untuk Yoga dan bergegas keluar.

"Aaww.." pekik Alana ketika tubuhnya bertabrakan dengan dada bidang Yoga saat berbalik akan keluar, beruntung Yoga menahan tubuh Alana sehingga dia tidak jatuh. Pandangan mata mereka beradu dan terkunci lama begitu dalam sampai tanpa di sadari handuk yang di pakai Yoga melorot ke bawah.

"Aaww.." lagi pekik Alana melihat aset Yoga saat melerai tubuh nya dari Yoga sontak Alana segera berbalik membelakangi Yoga karena malu, sedangkan Yoga mengulas senyum samar seraya memungut handuk nya yang terjatuh di lantai.

"Lebai, bukan nya kau sudah menikmati beberapa kali" balas Yoga datar seraya melangkah melewati Alana.

Bluss..

Pipi Alana bersemu merah,sekarang Yoga melirik Alana yang masih menunduk menyembunyikan wajah nya, juga degup jantung nya yang tangan nya masih memegang baju ganti untuk Yoga. Dengan langkah pasti Yoga beralih menghampiri dan berhenti tepat di depan Alana.

Deg

Tangan Yoga terulur mengambil baju di tangan Alana dengan santainya dia memakai langsung di depan mata Alana. Alana menarik nafas dalam, jujur saja dia mengagumi tubuh atletis milik suaminya itu tapi dia tidak ingin tambah malu ketika suaminya menyadari jika wajah nya yang bertambah merah padam, buru-buru dia keluar dari dalam walk in closed meninggalkan Yoga melihat semua itu tersungging lah senyum di bibir Yoga seraya menggeleng kan kepala dengan tingkah laku istrinya.

"CK, mesum banget sih" gerutu Alana saat keluar dari dalam walk in closed.

"Ah,, kenapa juga aku harus salah tingkah di depan nya, malu-maluin saja" tambah nya lagi.

"Ah, lebih baik aku mandi saja, dari pada nanti dia lebih tajam mengatai ku" lanjut Alana gegas masuk ke dalam kamar mandi.

Adzan magrib berkumandang, Yoga yang ada di kamar seraya menunggu Alana untuk diajak turun bersama, tapi Alana tak keluar-keluar, padahal nyonya Maryam dan pak Johan sudah menunggu di bawah untuk sholat jamaah. Yoga pun mengetuk pintu dan memanggil Alana.

"Sampai kapan kamu di dalam terus?" suara lantang Yoga ketika mengetuk pintu.

Klek..

Pintu pun terbuka dan Alana keluar yang masih memakai pakaian tadi.

"Kamu belum mandi?" tanya Yoga memperhatikan Alana.

"Sudah" jawab Alana seraya mengambil mukenah.

"Lalu kenapa masih pakai baju tadi siang" timpal Yoga.

"Lalu pakai baju apa lagi, masak gaun tadi malam" jawab Alana datar.

"Cepat ganti, baju mu itu kotor!" seru Yoga. Alana menghela nafas panjang.

"Aku gak bawah baju pak" ungkap Alana.

"Di dalam, bukan nya kamu tadi sudah lihat" jawab Yoga. Alana mengernyit.

"CK, bilang saja jika kau mau aku yang memakaikan-"

"Tidak" sela Alana bergegas masuk ke dalam walk in closed, Yoga menggeleng lucu melihat wajah Alana yang malu-malu membuat nya terhibur dan melebur kekesalan seharian tadi. Tak lama Alana keluar dengan memakai gamis warna krem dengan kerudung senada. Yoga yang duduk di sofa panjang pun bergegas bangun dan melangkah keluar di ikuti Alana yang membawa mukenah di tangan nya. Pak Johan dan nyonya Maryam beserta Emir sudah menunggu di musholah.

"Maaf, lama menunggu!" ujar Alana merasa bersalah.

"Yoga, kamu yang menjadi imam!" seru pak Johan. Yoga mengangguk dia pun maju dan menjadi imam. Usai berjamaah mereka makan malam bersama.

"Apa kalian akan pulang?" tanya nyonya Maryam usai menyantap makan malam.

"Hem,," hanya deheman yang di berikan Yoga. Nyonya Maryam terdiam dengan sedih. Pak Johan yang melihat pun seketika mengharap Yoga bersedia tinggal lebih lama.

"Kami sangat berharap kalian tinggal disini"

"Tapi, aku dan Alana harus ke pabrik dan jarak pabrik dari sini cukup jauh" ujar Yoga. Pak Johan hendak menimpali tapi nyonya Maryam mencegah, pak Johan pun hanya menghela nafas panjang dan kembali diam.

"Baiklah, tapi kami bolehkan berkunjung ke rumah kalian?" tanya lembut nyonya Maryam. Yoga mengangguk. Seulas senyum bahagia terukir di bibir nyonya Maryam.

"Sekarang sudah malam, lebih baik kalian istirahat dan besok baru pulang" kata pak Johan, dan kali ini Yoga setuju. Bagaimana pun dia tidak ingin melihat orang yang dia anggap seperti orang tuanya sendiri merasa sedih atau pun kecewa karena mereka begitu baik padanya. Apalagi melihat Emir terlihat begitu ceria saat bersama mereka membuat Yoga menurut. Alana pun sama, dia bersyukur setidaknya Emir menemukan kasih sayang dari nenek dan kakek lewat nyonya Maryam dan pak Johan.

"Mungkin ini lah cara tuhan mengirim mereka sebagai pengganti kasih sayang yang tidak Emir dapatkan dari ayah dan ibu" batin Alana bersyukur, setidak nya Emir merasakan kebahagian keluarga utuh.

"Berarti Emil masih bobok sama Oma dan opa malam ini Bu?" tanya Emir pada Alana. Alana mengangguk.

"Asik.." girang Emir membuat semua yang ada di meja makan ikut tersenyum bahagia.

"Emir ayo ikut opa, opa mau bacakan dongen yang lucu, Emir mau" ajak pak Johan, Emir begitu antusias.

"Mau opa,,"

"Lest go.." pak Johan mengangkat tubuh Emir dalam gendongan nya. Alana yang melihat pak Johan hendak mengangkat tubuh Emir sedikit khawatir.

"Pa nanti-"

"Tenang Alana papa mu masih kuat untuk menggendong Emir" selah nyonya Maryam.

"Tapi nanti papa capek ma"

"Bahkan mamamu saja tiap hari papa gendong" celetuk pak Johan, berhasil membuat nyonya Maryam tersipu.

"Ah,, papa.."

"Ayo Emir kita berangkat.." ujar pak Johan melenggang menggendong Emir.

"Yeach.. Emil telbang, dada ibu dada papa" girang Emir. Nyonya Maryam pun mengikuti pak Johan menuju kamar. Alana dan Yoga memperhatikan kepergian mereka dengan seulas senyum.

"Tuhan bisakah aku mengharap kebahagiaan ini jangan berlalu" guman Alana mengharap pada Tuhan, dan itu terdengar Yoga.

'Maafkan aku Alana yang tidak bisa jujur pada mu' guman dalam hati Yoga, sejujurnya dia juga ingin hidup bahagia dan menjalani kehidupan rumah tangga yang normal tapi begitu mengingat rasa sakit hati nya dulu sama Alana terus menghantui dan Yoga belum bisa menerima semua itu hingga membuatnya melakukan semua ini pada Alana.

1
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!