My Sexy Secretary

Siang itu.

Mobil melandas ke jalan raya, di belakang kemudi ada Caka, sementara di sampingnya si cantik El yang terus tersenyum sumringah.

Dan jangan lupakan ketiga orang yang terlihat seperti keluarga bahagia di belakang sana. Lengkap dengan baby sitter yang sudah seperti nyamuk di antara mereka.

Seperti rencana awal, mereka semua ingin makan siang bersama di restoran terdekat, tetapi karena ada sedikit gangguan, membuat rencana tersebut jadi tertunda.

Tanpa menunggu lama, mobil yang dikendarai oleh Caka sampai di sebuah restoran mewah. Semua orang lantas turun secara bersamaan.

Senyum El sama sekali tak tertanggal, sebelum melangkah dia lebih dulu menggapai tangan kecil Ziel yang saat itu hampir digandeng oleh Jennie.

El tersenyum ke arah Jennie untuk meminta izin, dan Jennie langsung mengangguk, mengiyakan keinginan El yang terlihat dari sorot matanya.

"Ziel, ayo masuk sama Aunty," ajak wanita cantik itu, dan Ziel tersenyum kegirangan. Dia suka pada El yang cantik seperti barbie. Mereka melangkah bersama, persis seperti adik dan kakak.

Dan hal itu disaksikan dengan nyata, semuanya terlihat jelas di mata Jennie, bagaimana El menyukai putranya. Tidak adik, tidak kakak, sukanya main sikat-sikat saja.

Mengingat itu semua, Jennie lagi-lagi mengulum senyum, hingga tak sadar pinggangnya sudah diapit oleh Aneeq.

Dia sedikit terperanjat, tetapi tubuhnya sudah terseret oleh dorongan pria tampan itu. Jennie sontak mendelikkan matanya.

"Tuan, anda jangan macam-macam!" cetus Jennie sambil menabok lengan Aneeq yang melingkar sempurna di pinggangnya.

Namun, Aneeq tidak menerima penolakan, tangan kekarnya membawa tubuh ramping itu bersamanya hingga mereka masuk ke dalam restoran.

"Kita tertinggal, Nona Jennie, jadi aku terpaksa menyeretmu. Aku tidak suka buang-buang waktu."

Di sana Aneeq baru melepaskan Jennie dengan senyuman yang terlihat sangat menawan.

Namun, bukannya terpesona, Jennie justru membuang wajahnya. Tak ingin bersitatap dengan Aneeq, yang ada dia malah kesal, dan ingin selalu marah-marah.

Kalau saja Aneeq bukan bosnya, mungkin dia sudah tarik urat, hingga darah tinggi untuk meladeni ular satu ini.

Setelah memesan, mereka semua makan dengan menu pilihan masing-masing, bahkan Elly juga ikut bergabung dalam satu meja. Ziel yang saat itu duduk di samping El, membuat wanita cantik itu ingin menyuapi Ziel.

Entah kenapa dia suka sekali dengan pria kecil ini, mungkin karena dia anak bungsu dan ingin merasakan memiliki seorang adik.

"Ziel, mau minum punya Aunty? Ini jus wortel, bagus untuk matamu," tawar El, dan Ziel mengangguk patuh, dia selalu bilang mau, mau saja setiap El menawari sesuatu.

"Ziel mau, Aunty. Apa rasanya lebih enak dari susu?" tanya Ziel, membandingkan pula dengan minuman kesukaannya. Yakni susu coklat cap kaki tiga.

"Of course. Ini minuman kesukaan Aunty," jawab El apa adanya seraya mengulurkan sedotan ke arah mulut Ziel.

Wanita itu tidak sadar, bahwa ada seorang pria yang senantiasa memperhatikan pergerakannya dengan senyum yang nyaris tak terlihat sedikitpun. Sementara pria itu pun tidak sadar, bahwa ada sepasang mata pula yang terus mengawasi gerak-geriknya.

***

Pulang dari perusahaan, Elly ikut bersama dengan Jennie dan Ziel. Besok pagi, Aneeq berencana untuk membawa Ziel mendaftar sekolah, di sekolah yang sudah memiliki standar internasional.

Jennie sudah berusaha menolak itu semua, tetapi sifat Aneeq yang pemaksa benar-benar tidak bisa dia bantah.

Masalahnya pria ini bukan siapa-siapa, lalu untuk apa bersusah payah membiayai putranya? Apakah ada alasan yang lebih mengerikan selain karena Ziel memanggil Aneeq dengan sebutan Daddy? Maka semua biaya hidup Ziel seolah ditanggung oleh pria itu.

Oh my God. Rasanya kepala Jennie ingin pecah dengan memikirkannya saja, sudah cukup Aneeq memberikan Ziel baby sitter, jangan yang lainnya.

Rasa pusing itu terus mendera, hingga Jennie turun dari taksi dengan menggandeng tangan Ziel, dia hendak melangkah ke dalam rumah.

Namun, jantung Jennie seperti dibuat merosot, saat dia melihat ada seseorang yang sangat tidak ingin dia temui berada jelas di hadapannya.

Untuk apalagi Michael datang menemuinya?

*

*

*

Untuk merebut semangkamu 🤣🤣🤣