NovelToon NovelToon
Kecanduan Ibu Tiri

Kecanduan Ibu Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Annisha A

Bagaimana jadinya jika seorang lelaki muda, tampan yg sebelumnya tidak pernah memiliki rasa ketertarikan kepada para wanita yang ada di sekitarnya, justru tertarik pada seorang wanita yang akan menjadi ibu tirinya?

Ya, lelaki yang memiliki nama lengkap Antonio Robert itu memang lah tampan, ia tinggi dan tentunya ia juga kaya raya karena memiliki seorang ayah pemilik pabrik makanan olahan yang merknya sudah sangat terkenal. Banyak gadis-gadis di kampusnya tertarik padanya, namun sayang hingga semester akhir Nio berkuliah di kampusnya, tak pernah ada satu wanita pun yang membuatnya tertarik. Dan tak di sangka, ia justru langsung terpikat pada pandangan pertama dengan seorang wanita yang di kenalkan oleh ayahnya sebagai calon ibu tirinya.

Rena, begitu lah namanya biasa disebut, wanita yang memiliki paras cantik menggoda, memiliki bibir yang terlihat begitu merekah, serta bentuk tubuh bak gitar spanyol hingga tak ada alasan bagi kaum adam untuk tidak menyukainya. Keramahan Rena pada Nio, nyatanya berhasil membuat Nio semakin tergila-gila padanya, bahkan ketika Rena resmi menjadi ibu tirinya, perasaan Nio tak kunjung pudar, justru semakin menjadi-jadi sejak mereka tingga bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisha A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta atau Nafsu

Hallo readers, beberapa bab yang terulang sebelumnya sudah berhasil di revisi. Silahkan membaca ulang dari bab 24 agar nyambung sama bab ini. Thanks:)

Suara erangan serta desaahan Rena seolah saling bersahut-sahutan dengan suara rintik hujan serta dengan suara ranjang yang saling bergesekan dengan tembok. Keadaan ranjang yang tadinya begitu rapi, kini seolah hancur lebur akibat pertarungan panas dari keduanya.

Nio benar-benar sangat perkasa dalam hal ini, benar-benar sesuai dengan apa yang Rena dambakan selama ini. Hasratnya benar-benar sangat terpenuhi saat bermain cinta dengan anak tirinya itu. Begitu pula dengan Nio yang seolah semakin candu dengan permainan ranjang Rena yang benar-benar sangat mahir dalam melakukan hal itu bahkan saat mereka melakukan beberapa gaya.

"Aku sudah mau keluar!" Bisik Nio yang semakin cepat menaik turunkan gerakannya pinggulnya.

"Hmm benarkah?"

Nio pun mengangguk dan seketika langsung menarik keluar pedang perkasa miliknya hingga akhirnya memuntahkan lahar putih itu di atas perut Rena yang mulus.

Nio pun akhirnya terkulai dan ambruk di sisi Rena dalam keadaan badannya yang telah bermandikan keringat.

"Huh, huh, huh, You are so amazing, Rena!" Bisik Nio yang kemudian mengecup pipi Rena.

"Ke,, kenapa kamu melakukannya??" Bisik Rena yang juga masih terengah-engah.

"Aku minta maaf, aku benar-benar tidak sanggup menahannya lagi. Hmm, lagi pula bukankah kamu juga menikmatinya?" Jawab Nio dengan suara pelan.

"Maksudku bukan itu."

"Lalu?" Nio pun seketika mengangkat kepalanya dan menatap Rena,

"Kenapa harus di luar?"

Nio pun langsung paham dan melirik ke arah perut Rena yang saat itu masih dipenuhi tumpahan lahar putih berbau pandan yang khas darinya.

"Oh itu." Nio pun mendengus dan tersenyum tipis.

"Aku tidak memakai pengaman, bagaimana mungkin melakukannya di dalam?"

"Tapi apa rasanya saat harus mencabutnya di detik-detik mencapai puncak? Bukankah itu,,,"

"Hmm iya, tentu saja tidak senikmat saat melakukannya di dalam."

"Kamu sepertinya sangat tau, apa kamu sering melakukannya?"

"Tidak sering tapi pernah. Bukankah Sonia sudah mengatakannya? Hanya Sonia wanita satu-satunya yang pernah kutiduri." Jelas Nio singkat.

"Owhh, jadi Sonia orang pertama bagimu? Lalu kenapa tidak dengannya saja?" Tanya Rena namun dengan raut wajah yang terlihat sedikit tidak senang.

"Kenapa raut wajahmu berubah jadi seperti itu? Apa kamu mulai cemburu?" Goda Nio yang kembali tersenyum saat menatap Rena.

"Tidak!!" Jawab Rena yang kemudian langsung berbaring membelakangi Nio.

Hal itu pun semakin membuat Nio tertawa kecil.

"Jujur saja, apa kamu mulai cemburu? Ha?" Nio yang terus tersenyum mulai memeluk posesif tubuh mungil Rena dari belakang.

"Tidak! Kenapa harus cemburu?!"

"Jika cemburu, katakan saja! Itu akan membuatku merasa senang." Ungkap Nio yang kemudian mulai mengecup pundak mulus Rena.

"Kenapa begitu?"

"Karena itu artinya, kamu mulai suka padaku, dan perasaanku tidak lagi bertepuk sebelah tangan." Jawab Nio yang semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Rena.

Rena pun akhirnya kembali memutar kepalanya hingga membuatnya bisa melihat wajah Nio yang kala itu tengah tersenyum tenang, dan tentu saja terlihat sangat tampan.

Rena pun akhirnya ikut tersenyum, lalu perlahan mulai menyentuh dahi Nio dan mengusap keringatnya.

"Aku tidak tau." Jawab Rena dengan suara pelan sembari menggeleng singkat.

"Aku tidak tau entah hal apa yang membuatku bisa melakukan hal ini denganmu. Entah karena cinta, atau hanya karena nafsu sesaat. Tapi yang jelas, ini adalah sebuah kesalahan besar." Tambah Rena yang mendadak terlihat lirih.

"Hei, hei, hei, sssttt." Nio dengan lembut langsung menutup mulut Rena dengan jari telunjuknya.

"Tolong jangan katakan itu! Meski ini adalah kesalahan, tapi kita menikmatinya. Jadikan ini sebagai dosa terindah. Aku mencintaimu, Rena!"

"Kamu mengatakan cinta hanya karena kamu baru saja meniduriku."

"Tidak, sama sekali tidak! Bahkan perasaan ini sudah ada saat pertama kita bertemu, bukankah aku sudah mengatakannya??"

Rena hanya bisa kembali tersenyum dan kembali mengusap lembut dahi hingga pipi Nio. Kedua mata mereka kembali bertemu dan saling menatap satu sama lain, membuat Nio hasrat Nio kembali muncul dan seketika kembali menyambar bibir Rena.

Nio kembali memainkan bibir serta lidahnya pada bibir Rena, seolah berniat ingin mengulanginya lagi. Namun kali ini Rena justru menolak pelan tubuhnya dan tersenyum.

"Hentikan dan kembali lah ke kamarmu." Ucap Rena lembut.

"Aaaa, tapi kenapa?" Rengek Nio layaknya anak kecil.

"Apa kata teman-temanmu jika kamu terlalu lama menghilang? Hemm?" Rena pun menaikkan kedua alis matanya.

Nio pun seketika terdiam, sementara Rena, ia kembali tersenyum tipis dan mulai beranjak bangkit dari atas ranjang. Dengan cepat ia memunguti pakaian dalamnya yang tercecer di lantai, memakainya, dan juga meraih kimononya yang terletak di atas nakas.

"Cepat pakai pakaianmu dan kembalilah ke kamarmu!" Pinta Rena lagi.

"Ta,, tapii."

"Jangan tapi, tapi. Cepat lah!" Rena pun akhirnya menarik paksa tangan Nio yang kala itu masih terlihat bermalas-malasan di atas ranjang.

Mau tak mau, Nio pun akhirnya memakai kembali seluruh pakaiannya.

"Lalu kenapa kamu masih disini? Bukankah kamu sudah berpakaian sejak tadi?" Tanyanya pada Rena.

"Apa kita harus meninggalkan kamar ini dalam keadaan seperti ini??" Rena justru bertanya balik.

Nio pun melirik ke arah ranjang yang sudah sangat berantakan, lalu kembali mendengus dan tersenyum sembari mengusap-usap tengkuknya.

"Kenapa bisa semengerikan ini ya?" Celetuknya sembari tersipu malu.

Rena hanya mendengus.

"Kamu kembali ke kamar duluan ya, aku mau berekan kamar ini."

"Biar aku bantu." Ucap Nio.

"Jangan! Kalau terlalu lama berdua disini, takut nanti bi Inah akan dengar dan curiga."

"Kamu yakin?" Tanya Nio lagi.

"Iya yakin,"

"Hmm baiklah kalau begitu, aku kembali ke kamar sekarang ya?"

Rena pun mengangguk pelan dan tersenyum tipis.

"Kamu keluarnya hati-hati, jangan sampai ada yang lihat kamu keluar dari kamar ini."

"Iya." Nio pun mengangguk dan ikut tersenyum.

"Ya sudah, aku ke kamar ya." Nio pun kembali mendekati Rena dan mengecup singkat keningnya.

"Eemuuach, I love you." Ucapnya yang kemudian mengusap singkat ujung kepala Rena dan berlalu pergi begitu saja.

Rena pun jadi terdiam sejenak dan terus memandangi kepergian Nio, saat itu entah kenapa ia jadi merasa begitu disayangi oleh seseorang. Sangat berbeda perlakuan Nio dengan ayahnya, bahkan dari hal-hal sederhana seperti tadi.

"Apa yang telah kulakukan? Aku jelas tau ini sebuah kesalahan besar, tapi kenapa aku justru menikmatinya? Perasaan apa ini? Bagaimana meloloskan diri dari perasaan ini sekarang? Apa aku bisa?" Gumam Rena lirih dalam hati.

Tak ingin terlalu lama larut dalam perasaan yang membingungkan dan semakin mengulur waktu, Rena pun akhirnya hanya bisa menghela nafas pelan dan memilih untuk bergegas membereskan tempat tidur yang telah mereka hancurkan.

Bersambung...

1
Kinantiee
Nnnti
Lintong
semoga tidak ada yg seperti ini di dunia nyata,,, kasihan si wanita
Nur Hayati
Buruk
AGUSTINUS BEDA
Kecewa
AGUSTINUS BEDA
Buruk
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
NIO DAN RENA🔥🔥🔥
Nggenk Topan
duh ikutan dah dig dug
Nggenk Topan
terlalu banyak bicara kau nio.. akan memudarkan nafsuku aaahhh
Nggenk Topan
sssshhhhhhh
Satrya Oy
Luar biasa
Fr s
love bgt sama karyamu thor
Adam Sahrain
Luar biasa
Aisyah Putri
aahhhh
Wahyu
lebih bagus nya lebih mendteil👍❤️
Wahyu
👍👍❤️
Wahyu
👍👍👍❤️
Wahyu
dilanjut kutunggu 18 + nya
arul.tuanaya
Membosankan KNPA itu harus terjadi di saat temanya lagi pada nongki di rmh kan aneh otak si ugly basrtad peran utamanya Udha kek ODGJ kerasukan kecubung
arul.tuanaya
Ahahah apasihh idioitt tiap bab hanya itu SJa si ugly basrtad terdiam terpaku memandangi AHAHAAH Udha Kya orng kena raibes aj linglung trus entr klo di tnya Lo KNPA di jwb eh itu in blalala
arul.tuanaya
Ahahah slh Lo jga soniaa seharusnya tau lah itu ugly ngga ada perasaan sama Lo jdi trauma kan Udha di Ksi apa yang di mau mlh ugly basrtad ngomongnya ngga ada perasaan hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!