SISTEM SURGAWI TERTINGGI

"Semua yang ada disini ingat pilihan kalian hari ini, aku akan mulai hei para tua bangka, persiapkan pertahanan terbaik kalian" ucap Bai Chen.

"Ohhh sebelum itu, ini adalah hadiah yang aku janjikan tadi" ucap Bai Chen sambil melemparkan kepala dari Sheng Ngi, Sheng Ni, Sheng Gol.

"Haaaaahhhhh…." kaget semua orang.

"Ohhh iya aku juga sudah tahu semua kelakuan kalian, percobaan racun kepada manusia, korupsi besar - besaran, pemerkosaan dimana - mana" ucap Bai Chen.

"Apakah kalian ini manusia binatang atau manusia yang punya kelakukan lebih binatang dari binatang" lanjut Bai Chen.

"Izinkan aku menggantikan tuhan, untuk menghukum kalian, takutnya nanti kalian akan terus melakukan kejahatan itu tanpa ada rasa takut" ucap Bai Chen.

Semua orang yang ada disini sudah mulai panik, bagaimanapun juga Raja Kota dan Tetua Agung adalah yang terkuat diantara mereka.

Dengan tidak tahu malunya kemudian para tetua itu merencanakan hal licik.

"Para tetua semua, pemuda ini sepertinya tidak biasa" ucap salah satu tetua.

"Dilihat dari manapun juga, kita tidak akan bisa menang melawan pemuda" ucap salah satu tetua sambil melihat 10 Pedang yang melingkari Bai Chen.

Bai Chen sudah benar - benar ingin menghilangkan keluarga biadab ini, oleh karena itu dia menggunakan jurus andalannya.

Hanya tinggal menunggu waktu, sampai semuanya mati setelah Bai Chen mengeluarkan paduan antara Skill dan Pedang nya ini.

Para tetua yang mengira Bai Chen adalah seorang pemuda yang naif dan ingin sok menjadi pahlawan, kemudian mereka berpura - pura menyerah…

"Tuan, ampuni saya saya tidak melakukan kejahatan apapun" ucap salah tetua sambil menyiapkan serangan racun tersembunyinya.

Bai Chen yang tahu mengenai rencana para tetua itu malah mengikuti alur drama itu. Entah kenapa seperti sudah menjadi kebiasaan Bai Chen untuk berpura pura lemah dan baik. Ingat berpura - pura…

"Aku bukannya tidak bisa mengampuni kalian, tapi berikan aku sebuah alasan agar tidak membantai keluarga ini" ucap Bai Chen sedikit melembut sambil mendekati para tetua.

"Kami melakukan semua itu karena diperintah oleh Raja Kota dan Tetua Agung tuan" ucap para tetua.

[Terdeteksi kebohongan]

[Master jangn tertipu]

'Ayolah Sistem, meskipun anak kecil umur 5 tahun juga akan mengatakan bahwa akting mereka sangat buruk' batin Bai Chen 😑.

Bai Chen juga sudah memindahkan pedang nya ke langit dan dia juga menggandakan pedang itu sampai berjumlah jutaan.

Jika dilihat dengan mata biasa, apa yang dilakukan oleh Bai Chen itu seperti menghilangkan jurusnya sendiri.

"Apakah itu benar" tanya Bai Chen.

"Iya Tuan, kami tidak pernah melakukan kejaha….ta...n" ucap para tetua itu sambil menyerang Bai Chen dengan jarum racun terkuat yang mereka miliki.

"Kurang ajar, beraninya kalian membodohiku" ucap Bai Chen sambil berakting kesakitan memegangi perutnya.

"Hahaha, hanya bocah bodoh yang naif masih berani ingin menghancurkan keluarga Sheng ku ?" ucap sombong para tetua.

*hahaha.

*hahaha.

*hahaha.

Gelak tawa semua orang karena telah yakin bahwa mereka semua menang.

"Dan terimakasih telah membunuh keluarga inti serakah itu, memang itu rencana kami dari dulu ingin mengganti keluarga inti itu" ucap para tetua.

"Sekarang kami memiliki alibi dan melimpahkan semua kesalahan padamu anak muda" ucap mereka lagi.

"Jadi bagaimana rasanya anak muda terkena racun 4 warna ? Sebentar lagi kulitmu akan membiru dan semua kamu akan merasakan sakit di kepala" jelas salah satu tetua.

"Ehhhh…, ternyata yang sakit kepala ya ? Aku kira perut, jadi dari tadi aku salah memegangi bagian yang seharusnya sakit ya ? Maafkan aku tua bangka sekalian, aku nggak tau hehe" akting polos Bai Chen.

Tubuh Bai Chen kebal terhadap semua racun apapun, sehingga dia meskipun terkena racun paling mematikan pun tidak akan berefek apa - apa kepadanya.

Bai Chen memang masih mempermainkan para tua bangka dan pengawal tadi serta dengan sengaja mengatakan hal yang barusan.

Tapi untuk masalah yang sakit di perut itu merupakan buah pemikiran Bai Chen asli, dia racun itu seperti menyerang organ dalam dan lain - lain.

Eh, tidak tahunya yang diserang malah kepala si korban, Bai Chen memanfaatkan hal itu agar para cecunguk dan tetua itu lebih putus asa lagi.

Yang awalnya sudah senang karena kemenangan, setelah ini mereka semua tidak akan punya harapan hidup lagi.

Kembali ketika Bai Chen melawak …

*Ugghhh.

*Ugghhh.

*Ugghhh.

Suara muntahan darah mereka semua yang merasa terbodohi oleh pemuda di depannya itu.

Bai Chen kemudian mengeluarkan 'Kristal Perekam' yang menampilkan bobroknya kelakuan keluarga ini.

"Bagaimana tua bangka ? Sepertinya sudah waktunya menghilangkan kalian dari dunia ini !" ucap Bai Chen.

"Bocah, kamu cari mati, ayo semuanya kita serang pemuda ini" ucap salah satu tetua.

"Aku tidak percaya jika kita semua tidak bisa membunuhnya" ucap tetua yang lain.

"Serang…" teriak mereka serentak.

Tapi …

*Jleb

*Jleb

*Jleb

Jutaan Pedang Bai Chen sudah turun dan langsung membantai semua orang.

Peristiwa itu membuat kediaman ini penuh dengan darah dan mayat yang berserakan.

Beberapa saat kemudian setelah semuanya terbantai …

[Ding]

[Selamat Master telah membunuh total 836 Kultivator berbagai ranah, mendapat 96.000 PP & 9.600 PS]

"Sistem, berapa lama jika aku ingin memasangkan Elemen Api : Api Emas ?" tanya Bai Chen.

[Hanya membutuhkan waktu 10 menit Master]

"Pasangkan sekarang, aku ingin meratakan kediaman ini" perintah Bai Chen.

[Mulai memasang Elemen Api : Api Emas]

10 menit kemudian …

[Elemen Api : Api Emas terpasang]

Bai Chen langsung menyuruh Api Emas untuk membakar semua kediaman ini sampai menjadi abu.

"Api Emas bakarlah kediaman ini selama 1 hari 1 malam, jangan sampai kamu melewatkan apapun" ucap Bai Chen sambil mengeluarkan Api itu dari tangannya.

Setelah dirasa cukup untuk masalah kediaman ini, Bai Chen langsung menuju ke arah para pelayan dan pengawal yang tidak ada hubungannya dengan Keluarga Sheng ini.

"Ini ambillah sedikit hadiah dariku" ucap Bai Chen sambil memerintahkan sistem membagikan 10.000 emas kepada mereka semua.

"Sampai jumpa" ucap Bai Chen.

Kemudian terbang meninggalkan sekitar kediaman itu dan menuju para pengawal bayangan yang disuruh oleh Bai Chen menunggu tadi.

***

“Selamat datang kembali Tuan Muda” jawab para pengawal bayangan itu.

“Okeee santai saja” jawa Bai Chen.

“Bagaimana jika kita ke penginapan yang ada di seberang sana” ucap Bai Chen sambil menunjuk penginapan tempatnya tinggal.

Sesampainya di penginapan itu, Bai Chen langsung memesan aula yang dimiliki oleh penginapan tersebut.

“Selamat datang Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu” ucap petugas resepsionis.

“Nona, bisakah saya memesan ruangan yang cukup luas, mungkin bisa memuat sekitar 100 orang” tanya Bai Chen.

“Tunggu sebentar Tuan” jawab resepsionis itu.

“Tuan, sebelumnya mohon maaf karena kami tidak memiliki ruangan seperti itu” jawab resepsionis itu.

“Tapi ada ruangan bawah tanah, biasanya ruangan itu untuk menyimpan stok minuman keras, tapi sekarang minumannya belum restock” ucap resepsionis.

“Apakah Tuan mau menggunakan itu ?” tanya resepsionis.

“Boleh, berapa biayanya ?” tanya Bai Chen.

“Tidak perlu membayar Tuan, silahkan anda gunakan saja” ramah resepsionis.

“Oke, kalau begitu, bilang saja jika butuh bantuan apapun, selama saya masih bisa membantu, akan saya bantu” ucap Bai Chen ramah.

“Ayo kita pergi ke ruangan bawah tanah” ucap Bai Chen kepada para pengawal bayangan.

“Baik Tuan Muda” jawab mereka serempak.

Mereka semua berjalan menuruni tangga hingga terlihat sebuah ruangan yang lumayan luas.

“Oke sekarang aku akan mengeluarkan keluarga kalian dari ruangan khusus ku” ucap Bai Chen.

Para pengawal itu sedikit kebingungan tapi beberapa saat kemudian mereka paham apa yang dikatakan oleh Bai Chen.

‘Sistem keluarkan mereka’ pinta Bai Chen.

[Baik, Master]

Setelah 25 orang yang diselamatkan Bai Che itu keluar, terjadilah tangisan haru oleh semua orang.

Bai Chen yang melihat itu hanya bisa tersenyum kecut karena tidak memiliki keluarga atau lebih tepatnya belum bertemu.

Perjalanan Bai Chen ke Alam Dewa masih panjang dan dia tidak ingin terburu - buru.

Bai Chen juga memiliki tujuan lain yaitu mengetahui ‘Kebenaran Dunia’ ini.

Karena tidak ingin mengganggu momen haru tersebut, Bai Chen kemudian meninggalkan ruangan bawah tanah itu.

Bai Chen merasa perlu memberikan mereka waktu, karena sudah lama sekarang terpisahkan.

Sambil Bai Chen menuju ke atas, dia bergumam ‘Enak ya punya keluarga, andaikan aku ada keluarga, mungkin aku akan sangat bahagia’.

Wajah Bai Chen sedikit sedih, tapi mampu ditutupi dengan baik.

Sesampainya di meja resepsionis, Bai Chen memesan makanan sesuai dengan kebiasaannya.

“Aku pesan 2 menu terbaik seperti tadi pagi” ucap Bai Chen.

“Baik, Tuan” jawab resepsionis itu.

Singkat cerita makanan sudah sampai dan Bai Chen langsung memakannya dengan lahap.

Tiga puluh menit kemudian para pengawal itu beserta keluarganya, tiba - tiba bersujud kepada Bai Chen.