SISTEM SURGAWI TERTINGGI
Beijing - 22 Desember 2022
“Kringgggg”
“Kringgggg”
“Kringgggg”
Hari semakin terang dan langit mulai memancarkan sinar matahari.
Disebuah rumah kecil di pinggiran kota, Bai Chen sedang mencoba untuk mematikan alarm yang tergeletak disampingnya, ‘Ahhh berisik aja nih alarm, gue kan masih ngantuk’ batinnya.
“Chen’er bangun, cepet mandi ! Sudah jam berapa ini ? Jika masih tidak mau bangun, jangan salahkan ibu jika naik keatas dan menyiramu dengan air” Ibu berteriak dari lantai satu.
“Iya bu” Bai Chen pun bergegas mandi dan langsung turun ke bawah untuk sarapan karena takut jika ibunya sampai marah.
“Bu, masak apa hari ini” Bai Chen bertanya.
"Karena hari ini adalah hari ulang tahunmu, Ibu masak makanan favoritmu, salad sayur dengan saus kacang” Ibu menjelaskan.
“Enak tuh bu, makasih bu” Bai Chen memuji masakan ibunya.
“Iya cepet makan, terus langsung berangkat sekolah sana, takut nanti kamu terlambat" Ibu kembali menasehati Bai Chen.
"Siap bu" singkat Bai Chen.
"Chen'er, nanti sepulang sekolah, ayo kita pergi jalan - jalan ke kota” Ibu mengajak Bai Chen untuk merayakan ulang tahunnya di kota.
“Siap bu, sepulang sekolah Chen'er akan langsung ke rumah" jawab Bai Chen sambil melanjutkan makan.
Setelah menyelesaikan makanannya itu. Bai Chen izin untuk berangat sekolah. "Chen’er berangkat dulu bu ! dahhh !” Bai Chen berjalan menuju pintu rumah.
“Hati - hati, jangan lupa pake Kalung Giok mu” Ibu kembali mengingatkan. “Siap” Bai Chen kemudian berjalan keluar rumah.
Identitas Bai Chen yang sebenarnya adalah seorang anak dari salah satu keluarga terbesar di Beijing, Keluarga Bai, penguasa di bidang pertambangan dan pengolahan hasil tambang.
Akan tetapi karena dia hanya seorang anak haram dari Patriark Bai, Bai Chen diusir dari rumah, dan hidup berdua dengan ibunya disebuah rumah pinggiran kota.
Kalung Giok dengan ukiran ‘Sistem Surgawi Tertinggi’ yang sekarang sedang dipakai oleh Bai Chen merupakan peninggalan leluhur ibunya dulu.
Singkat cerita ketika dia lagi berjalan ke sekolah sambil menggunakan *true wireless stereo* (TWS).
Tiba - tiba dari kejauhan ada orang berlari kearahnya. Orang itu adalah seorang pencuri yang sedang dikejar oleh warga.
‘Wahhh, ada copet nihhh, tolongin kali yahhh, lumayanlah buat nambah amal kebaikan gue’ batinnya.
Bai Chen pun bersiap - siap untuk meringkus si pencuri, tapi naas, pencuri ini membawa senjata tajam dan dia terkena tusukan tepat di bagian ulu hatinya.
Disisi lain, berkat pengorbanan Bai Chen, si pencuri itu tertangkap dan diringkus oleh para warga.
Bai Chen harus membayar mahal melakukan kebaikan tersebut, karena sekarang terjadi pendarahan di dadanya. Para warga sudah memanggil 119 untuk meminta pertolongan.
‘Njirrr, gini banget takdir orang baik’ Bai Chen bergumam sambil memegangi dadanya.
Teriakan warga terdengar saling bersahutan. “Ayoo cepet, kapan ambulannya datang ? Apakah ada yang bisa memberikan pertolongan pertama ? Ada orang sekarat nih" beberapa orang orang mulai panik karena kasihan melihat Bai Chen.
Tak lama kemudian mobil ambulan sudah datang. “Minggir semuanya, biarkan kami menangani pasien" ucap seorang perawat.
Singkat cerita Bai Chen kemudian dimasukkan ke dalam ambulan dan bergegas menuju rumah sakit.
"Tusukannya tepat di ulu hati" panik perawat. "Kita harus melakukan pertolongan pertama dulu, agar pendarahannya bisa mereda" jawab perawat lain.
"Semoga kita cepat sampai rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut" lanjut seorang perawat. Tapi begitulah nasib, tidak selamanya orang baik selalu bernasib baik pula. Di dalam mobil ambulan, di tengah perjalanan menuju ke rumah sakit, Bai Chen dinyatakan meninggal.
Gumaman Bai Chen terakhir sebelum meninggal adalah ‘Semoga ibu selalu bahagia dan maaf nggak bisa ikut jalan - jalan ke kota sore ini’ batin Bai Chen sambil terukir senyum diwajahnya.
...
...
...
Disebuah tempat di tengah hutan.
[Sistem Surgawi Tertinggi akan terpasang secara otomatis ke jiwa Master, hitung mundur dimulai …]
[10]
[9]
[8]
[7]
[6]
[5]
[4]
[3]
[2]
[1]
[Ding]
[Sistem Surgawi Tertinggi telah terpasang ke dalam jiwa Master]
[Master akan sadar dalam ...]
[3]
[2]
[1]
"Arrghh" Bai Chen bersuara.
“Gue dimana ?” Bai Chen terkejut.
[Master sekarang ada di Jurang Kematian di kedalaman Hutan Monster Giok]
“Haaaahhhh, tunggu dulu, siapa itu yang bicara ?” Bai Chen kaget dengan suara itu.
[Master sedang berbicara dengan Sistem Surgawi Tertinggi]
“Ahh nggak mungkin hantu itu ada, gue halu kali ya" Bai Chen bertanya kepada diri sendiri.
[Master tidak halu]
[Sekarang, Master sedang berbicara dengan Sistem Surgawi Tertinggi]
“Eh, ini beneran ?” Bai Chen yang tidak percaya mencoba untuk berdiri. Dia mengira suara itu berasal dari tanah yang ada di tempat dia duduk.
Tapi, Bai Chen langsung terjatuh lagi, karena kondisi tubuhnya yang sekarang, sangat memprihatinkan sekali. "Arrggghhh" dia kesakitan dan akhirnya terjatuh lagi.
“Baiklah, mari tenangkan diri dan berpikir jernih" Bai Chen masih mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
Setelah beberapa saat kemudian.
"Jadi sekarang aku punya sebuah sistem kayak di game RPG gitu ?" ucap Bai Chen.
[Kurang lebih seperti itu, Master]
"Apakah kamu punya nama, Sistem ?" Bai Chen memberanikan diri untuk bertanya.
[Nama Sistem adalah Sistem Surgawi Tertinggi]
“Sistem, jika aku boleh tahu, kamu itu entitas seperti apa ?” Bai Chen mulai berani untuk bertanya.
[Sistem Surgawi Tertinggi adalah entitas yang tercipta untuk membantu dan menemani Master]
[Baik itu menuju puncak kekuatan, kekayaan ataupun kekuasaan, apapun yang Master inginkan]
"Kenapa aku harus menuju puncak itu ? Bukankah akan sangat merepotkan ?" Bai Chen sudah mulai terbiasa bertanya kepada Sistem.
[Lebih baik Master menyatukan ingatan pemilik lama tubuh ini, setelah itu baru Master memutuskan lagi]
[Disisi lain, Master sendiri adalah entitas unik yang menyebabkan Sistem itu ada]
“Maksudnya entitas unik apa, Sistem ?” Bai Chen bertanya dengan nada serius. Tapi jawaban Sistem sedikit menyakitkan.
[Master nanti akan tahu dengan sendirinya]
[Yang terpenting sekarang, Master itu masih sangat lemah untuk mengetahui jati diri Master yang sebenarnya]
“Lemah ya" Bai Chen terdiam dalam gumamanya.
Setelah merenungkan perkataan Sistem, Bai Chen pun mulai bertanya lagi.
“Sistem, tubuh siapa ini ?” Bai Chen bertanya.
[Tubuh ini milik Bai Chen dari Dunia Kultivator]
"Bagaimana dengan tubuhku yang ada di Bumi" Bai Chen bertanya lagi.
[Tubuh Master yang berada di bumi sudah meninggal]
[Dan sekarang Master di reinkarnasikan ke tubuh anak ini]
"Bagaimana dengan kabar ibuku ? Apakah aku bisa bertemu dengannya lagi ?" Bai Chen bertanya dengan nada tinggi.
[Tenang, Master]
[Ibu Master di bumi sudah mengikhlaskan kepergian Master]
Bai Chen kemudian menitikkan air mata, dia sangat sedih tidak bisa menemani ibunya lagi. Beberapa menit kemudian, Bai Chen sudah menyelesaikan tangisannya dan lanjut bertanya kepada Sistem.
"Sistem, tolong lanjutkan penjelasanmu tadi" Bai Chen.
Sistem kemudian lanjut menjelaskan.
[Jadi, tubuh yang dimiliki Master sekarang adalah tubuh dari anak Keluarga Bai di Alam Dewa]
"Apa itu Alam Dewa ?" Bai Chen.
[Alam Dewa adalah tempat para kultivator tingkat dewa berada]
"Aku masih belum paham" Bai Chen berkata kepada Sistem.
[Apakah Master ingin menyatukan ingatan dari pemilik lama tubuh ini, agar setidaknya tahu informasi umum dunia ini]
“Boleh Sistem” Bai Chen sebenarnya agak ragu, tadi sudah terlanjur dan lebih baik mencobanya sekarang, agar dia sedikit mengerti mengenai dunia ini.
[Proses penyatuan ingatan akan sedikit sakit]
[Diharapkan Master tetap sadar selama proses penyatuan ingatan]
"Baik, akan aku coba" Bai Chen.
[Penyatuan ingatan dalam ...]
[3]
[2]
[1]
“Arrgghh, Arrgghh, Arrgghh” teriak Bai Chen.
"Si..an, kamu tidak memberi tahu jika akan sesakit ini, Sistem" Bai Chen meracau.
Proses penyantuan ingatan ini memerlukan waktu kurang lebih 10 menit dan akhirnya berhasil.
[Penyatuan ingatan berhasil]
"Hahhh, haahhh" Bai Chen mencoba untuk menstabilkan nafasnya. Beberapa waktu kemudian, Bai Chen menangis lagi dan bertanya kepada Sistem.
“Sistem apakah ingatan ini benar adanya ?” tanya Bai Chen.
[Seratus persen benar, Master]
[Sistem tidak akan pernah bercanda mengenai hal penting]
Bai Chen bertanya seperti itu kepada Sistem, karena ingatan dari pemilik lama tubuh ini sungguh sedih sekali.
Tubuh Bai Chen yang sekarang adalah tubuh dari seorang anak di Keluarga Bai di Alam Dewa. Ingatan itu menunjukkan ketika dia terlahir, tanpa sengaja dia terhisap ke dalam sebuah 'Lubang Hitam' yang mengantarkannya ke dunia fana ini.
“Sangat klise sekali, entah di bumi dulu atau di dunia kultivator ini, aku ditakdirkan tidak memiliki keluarga yang utuh. Apakah aku ini memang tidak pernah diharapkan oleh keluargaku sendiri ya ?” Bai Chen bergumam dengan sedih.
Waktu di bumi dulu, Bai Chen diusir oleh ayahnya sendiri dari kediaman Keluarga Bai. Dia harus tinggal di pinggiran kota bersama ibunya saja, sungguh tragis.
Setelah itu Bai Chen mencoba mencerna ingatan itu lagi. Di dunia fana ini, dia hidup dengan seorang nenek yang mengadopsinya dari kecil. Dia ditemukan nenek itu di pinggiran hutan, nenek yang baik hati itu memutuskan untuk merawatnya.
Hidup mereka sebenarnya cukup bahagia meskipun secara ekonomi sangat kesusahan. Nenek itu, hanya mengandalkan berjualan sayur dari ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari ditambah masih mengurusi Bai Chen kecil.
Disisi lain, Bai Chen dari kecil sudah terlihat sangat tertarik dengan kultivasi, banyak orang juga mengatakan bahwa dia jenius karena tanpa sumber daya yang memadai dia bisa berkultivasi di usia yang terbilang masih dini.
Pernah suatu ketika, Nenek itu ingin sekali membelikan Bai Chen sumber daya kultivasi. Tapi karena keterbatasan uang yang dimiliki nenek itu, Bai Chen sadar dan menolaknya dengan halus, dia berkata 'Lebih baik uangnya untuk kita makan saja'.
Singkat cerita, banyak kenangan indah Bai Chen bersama nenek itu, nenek itu bernama Mei Yang. Tapi, sekali lagi takdir mempermainkan kehidupan Bai Chen. Puncaknya ketika Bai Chen berulang tahun yang ke enam belas.
Biasanya Nenek Mei akan merayakan ulang tahun Bai Chen dengan memasakkan mie panjang kesukaannya. Tapi semua sangat berbeda untuk tahun ini, neneknya meninggal dunia, tepat ketika hari ulang tahunnya tiba dan tepat di depan matanya.
Kematian Nenek Mei bermula ketika ada yang memfitnahnya. Mereka berkata Nenek Mei berhutang sejumlah uang kepada Paviliun Gorilla Darah, Nenek Mei harus membayar hutang tersebut sekarang, karena sudah jatuh tempo pembayaran.
Banyak penagih hutang dari Paviliun Gorilla Darah mendatangi rumahnya. Nenek Mei tidak bisa melunasi hutang tersebut. Para penagih hutang itu melampiasakan kekesalannya dengan memukul Nenek Mei.
Nenek Mei menerima banyak pukulan dari para penagih hutang yang memiliki tingkat kultivasi Prajurit Tier 3 itu.
Darah segar mengucur deras dari bekas pukulan pata penagih hutang itu, pada akhirnya Nenek Mei meninggal dunia dengan luka pukul di sekujur tubuhnya.
Bai Chen hanya bisa menangis melihat hal itu, dia di bekap oleh salah satu penagih hutang itu. Para penagih hutang itu memperingati Bai Chen agar menggantikan neneknya membayar hutang.
Bai Chen diberi waktu seminggu, kalau seminggu lagi Bai Chen tidak bisa membayar hutang dari si nenek yang berjumlah 100 Emas itu. Maka nasibnya akan sama dengan si nenek.
Singkat cerita, seminggu telah berlalu, Bai Chen tidak bisa melunasi hutang itu dan dia kabur menuju Hutan Monster Giok. Tapi sial sekali nasibnya, dia dikejar oleh para penagih hutang Paviliun Gorilla Darah dan tertangkap.
Bai Chen dipukuli, disiksa dan dibuang ke Jurang Kematian. Tidak lupa para penagih hutang itu juga melumpuhkan dan merusak dantian Bai Chen karena mendengar dia merupakan jenius.
Ketika tubuhnya menghantam dasar jurang, ingatan itu selesai. Dan sekarang sampailah hingga saat ini, di Jurang Kematian di kedalaman Hutan Monster Giok.
Setelah menerima seluruh ingatan itu, kepribadian Bai Chen agak berubah, yang semula terlalu tergesa - gesa sekarang menjadi lebih pendiam dan sangat pemikir. Matanya sekarang juga menandakan betapa inginnya dia balas dendam.
Bai Chen kemudian berkata pada pemilik tubuh lamanya. “Tenanglah disurga kawan, aku berjanji akan membalas mereka semua, saratus kali lipat, tidak, akan aku balas seribu kali lipat” janji Bai Chen.
“Aku juga akan mencari dimana keluargamu atau sekarang bisa dibilang keluargaku juga, aku akan menanyakan apakah selama ini mereka tidak mencari anaknya yang hilang ini ?” ucap Bai Chen.
“Tunggu aku ke Alam Dewa, sangat menarik” gumam Bai Chen.
Setelah mengatakan itu Bai Chen kemudian bertanya kepada Sistem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
PECAHAN JIWA MEGAWATI
Agus sedih
2024-11-09
0
PECAHAN JIWA MEGAWATI
50.000 dari agus , Agus sedih,Agus sedih banget,Agus sedih.
2024-11-09
0
Ardi Provision
tega author ini, bagaimana hancur hati seorang ibu yang sudah malang malah ditinggal pula oleh anak nya, kalaupun ia ada beberapa anak agar tidak terlalu hancur hati seorang ibu thor
2024-08-22
0