Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Untuk menghibur hati Chacha yang masih dalam suasana berduka. Bastian mengajak Cahcha berkunjung ke mansion keluarga Hutama.

"Cha, apa kamu mau berkunjung ke rumah mama? Mama minta aku ajak kamu jalan ke rumah," kata Bastian.

"Aku .... "

"Ini permintaan mama, Cha. Ya meskipun tidak memaksa, tapi aku merasa gak enak hati jika tidak berhasil membawa kamu jalan ke rumah mama."

"Ya sudah, aku mau."

"Kalo gitu, kita berangkat sekarang."

"Lho, kok mendadak. Aku masih belum siap-siap."

"Kita akan jalan ke mall sebelum ke rumah mama. Mana tahu ada yang ingin kamu beli buat buah tangan bertemu mama."

"Oh, ya sudah. Aku ganti baju dulu."

Perlahan tapi pasti, hubungan Chacha dan Bastian semakin hari semakin membaik saja. Tidak ada lagi kata-kata kasar yang terucap dari mulut Bastian. Sikapnya juga sudah sangat lembut pada Chacha.

Ya walaupun, Chacha masih tidur di kamar pembantu dan Bastian di kamar atas. Tapi tidak seperti minggu-minggu pertama pernikahan yang dihiasi dengan pertengkaran setiap kali bertemu.

Sebenarnya, Chacha sudah Bastian tawarkan untuk pindah dari kamar itu ke kamar mana saja yang ia suka. Tapi, Chacha menolak dengan alasan, dia nyaman tinggal di kamar itu. Meskipun kecil dan sederhana, tapi ia merasa tenang berada di kamar itu. Ia juga mudah kalo ingin ke dapur.

Bastian membiarkan apa yang menjadi kemauan Chacha. Ia tidak ingin memaksa kehendaknya lagi. Apa yang membuat Chacha merasa nyaman, ia akan ikuti dengan senang hati.

Mereka tiba di mall terbesar di kota ini. Mall yang terkesan sangat mewah juga hanya dikunjungi oleh orang-orang kaya.

Chacha sedikit bingung dengan keramaian. Dia tidak pernah menginjakkan kaki ke mall ini. Karena, Chacha berpikir, dari pada beli baju di mall, lebih naik beli baju di pasar. Harganya jauh lebih murah.

"Nona bos, ayo pilih baju yang nona bos suka," kata Danu.

Cahcha hanya pergi berdua saja dengan Danu. Sedangkan Bastian, dia memilih menunggu dalam mobil saja. Sejak kecelakaan itu, Bastian tidak suka dengan tempat keramaian. Apalagi tempat terlalu ramai seperti mall.

"Danu, aku tidak tahu apa yang harus aku pilih. Baju di sini terlalu banyak dan juga ... terlalu mahal."

"Nona bos tidak usah cemas soal harga. Kita kan punya ini," kata Danu sambil mengangkat kartu ATM milik Bastian.

"Aku bingung, Danu. Kenapa kita tidak belanja di pasar saja?"

"Nona bos, nona bos. Pasar sangat jauh dari tempat kita ini. Gimana mau kita belanja di pasar. Lagian, ini tempat yang paling bagus buat belanja nona bos. Apalagi perempuan, seperti nona bos."

"Maksud kamu?"

"Maksud aku, semua perempuan itu biasanya suka belanja di mall nona bos. Apalagi perempuan muda seperti nona bos ini."

"Aduh ... aku tidak suka belanja di sini, Danu. Aku bingung."

"Ya sudah, gini aja. Biar aku yang pilihkan bajunya, nona bos tinggal cobain mana yang pas saja. Gimana?"

"Ya ... ya udah deh, terserah kamu aja."

Danu pun meminta pelayan mengambilkan beberapa baju yang sudah ia pilih. Lalu, pelayan itu membawa Chacha masuk ke dalam kamar ganti untuk mencoba baju-baju yang sudah Danu pilih.

Kebetulan yang tidak di sengaja, Keke juga berada di mall itu. Ia juga memilih beberapa baju untuk ia coba. Saat ia ingin menuju kamar ganti, Keke melihat Danu sedang berdiri tak jauh dari kamar ganti.

Keke menghentikan langkahnya. Ia mencoba untuk melihat sekeliling, biasanya, kalo ada Danu, pasti ada Bastian tak jauh darinya. Tak lama kemudian, bukan Bastian yang Keke lihat, melainkan Chacha yang baru saja siap mengganti bajunya dengan baju baru.

"Chacha?" tanya Keke tak percaya.

Terdengar dari jauh pertanyaan Chacha tentang baju yang ia pakai pada Danu.

"Gimana Danu?"

"Gimana bos?" tanya Danu pada layar ponselnya.

"Bos?" tanya Chacha bingung.

"Iya. Nih." Danu memperlihatkan Bastian yang sedang berada di layar ponsel tersebut.

Ternyata, Danu sedang vidio call dengan Bastian untuk menanyakan baju mana yang cocok dengan Chacha.

"Cantik," kata Bastian singkat.

"Apa?" tanya Chacha.

"Coba yang lain lagi!" kata Bastian.

"Iya deh."

Chacha kembali mencoba satu persatu baju yang sudah Danu pilih. Chacha terus saja bolak-balik keluar masuk kamar ganti. Hingga baju terakhir.

"Gimana bos muda? Jadi pilih yang mana?" tanya Danu pada Bastian.

"Semua."

"Apa? Semua?" tanya Chacha kaget.

"Ya, semua aja. Kamu cocok pakai semua baju yang sudah kamu coba barusan. Aku jadi ikutan bingung mau pilih yang mana," kata Bastian masih tetap vidio call dengan Chacha dan Danu.

"Tapi ini terlalu banyak."

"Ya mau gimana lagi. Aku bingung mau milihnya."

"Ya sudah kalo gitu, biar aku yang pilih saja," kata Chacha.

"Aku ambil yang ini saja," kata Chacha mengambil salah satu baju yang berwarna hijau.

"Jangan-jangan. Aku ingin kamu ambil semuanya saja."

"Tapi ini sangat amat banyak. Kapan aku mau memakainya?"

"Itu tidak banyak. Kamu bisa ganti sehari empat atau lima kali."

"Kamu pikir aku apaan, ganti baju mulu."