Bagaimanakah jika bisa menyewa gadis cantik untuk jadi pacar sehari? Hanya dengan membayar segepok rupiah, sudah bisa menyelesaikan masalah anak muda yang di jodohkan atau bahkan hanya untuk have fun saja.
Keira, dialah gadis cantik belia yang menjadi pencetus ide bisnis unik ini bersama kedua sahabatnya. Tujuan bisnis yang awalnya demi meraup rupiah, jadi meleset kala bertemu dengan seorang anak kecil yang ingin menyewanya menjadi Mama dan sekaligus istri sewaan untuk Papanya. Akankah tugas kali ini sukses atau jadi merubah hidup Keira?
Cussss, ayo segera berkelana ke dalam hidup Keira!!!
Jangan lupa juga follow IG @dydyailee536 makasih 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Gengsi
Sesampainya di rumah, Miko buru-buru menemui Gina yang sedang menyiram bunga di taman belakang.
''Halo, sayang!" sapa Miko seraya memeluk istrinya dari belakang.
''Apaan sih kamu? aku lagi nyiram bunga nih, gangguin aja.''
''Kamu ini sama suami nggak romantis banget sih, pasti gitu,'' protes Miko.
''Namanya juga lagi nyiram bunga, terus aku mesti gimana Miko?''
''Ya bilang gitu, apa sayangku atau cintaku baru pulang ya?''
''Hmmm mau kayak gitu rasanya jijik deh,'' kata Gina.
''Astaga! masa suami sendiri jijik sih.''
''Hehehe becanda kok. Kalau jijik mana mungkin aku mau sama playboy tengil kayak kamu.''
''Gini nih resiko punya istri temen sendiri, di tambah udah tahu busuk-busuknya aku,'' kata Miko dengan memelas.
''Kamu mandi dulu sana. Setelah ini aku siapkan makan malam.''
''Oke, terima kasih istriku, muach,'' kata Miko seraya memberikan kecupan pada pipi istrinya. Miko dan Gina sebenarnya adalah sahabat sejak SMP sampai SMA. Namun saat SMA, Miko memilih kuliah di luar negeri dan berpisah dengan Gina yang memilih kuliah di Indonesia. Tentu saja Gina sudah hafal bagaimana tengil dan genitnya Miko sejak SMP. Sampai pada akhirnya mereka di pertemukan kembali untuk reuni SMA. Gina pun tak heran saat acara reuni itu, Miko membawa beberapa gadis di samping kanan dan kirinya. Namun setelah acara reuni itu, keduanya pun dekat kembali. Miko yang jahil dan tidak bisa diam, selalu saja menganggu Gina. Miko selalu menceritakan pada Gina tentang pacar-pacarnya. Bahkan yang lebih parah, Miko meminta bantuan Gina untuk mengatur jadwal kencan bersama para gadis yang ia suka. Karena mulai hari Senin-Minggu, Miko selalu kencan dengan gadis yang berbeda. Namun lambat laun, Miko baru menyadari kalau Gina lah yang paling bisa membuatnya nyaman. Hanya Gina yang tulus padanya, hanya Gina yang bisa mengerti dirinya, hanya Gina yang mampu menjadi penenangnya dan hanya Gina yang selalu ada untuknya.
Sejak kembali bertemu dan lost kontak selama empat tahun, keduanya baru menyadari bahwa ada yang berbeda di antara mereka terutama Miko. Sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk bersama dan menikah. Baru kali ini Miko merasakan pacaran yang nyaman tanpa tekanan seperti mantan-mantan pacarnya dulu yang suka menuntut dan sangat manja. Namun tidak mudah memang meluluhkan hati Gina apalagi Gina tahu kalau Miko playboy kelas kakap. Setelah berjuang hampir satu tahun dan bertaubat, baru Gina menerima Miko. Bahkan setelah Gina menerima cinta Miko, Miko memutuskan untuk menikah dengan Gina.
Meskipun sudah tiga tahun menikah dan belum di karuniai seorang anak, keduanya tetap kompak dan santai. Miko tidak pernah membahas atau mengungkitnya. Hanya saja Gina yang sering kali bersedih karena desakan ibu mertuanya. Namun Miko selalu bisa menghibur Gina yang sedang bersedih.
Setelah selesai menyiram tanaman, Gina pergi ke kamarnya. Disana Miko baru saja keluar dari kamar mandi. Gina lupa menanyakan tentang bagaimana perkembangan rencana mereka menyatukan Kevin dan Keira.
''Sayang, gimana Kak Kevin dan Keira? apa rencananya berhasil?''
''Berhasil dong. Besok aku akan mengajak mereka berdua bertemu dan tanda tangan kontrak. Tinggal menunggu instruksi dari Marvel saja.''
''Aku seneng banget dengernya. Tapi gimana kamu bisa yakinin Keira?''
''Terlihat dari wajahnya kalau Keira itu nggak tegaan jadi aku pasang wajah sedih dan mellow saja saat bicara dengannya. Dan ternyata berhasil. Aku juga ingin Kevin segera menikah, bukanya selalu berharap pada Kania. Karena disana Kania pasti sudah bahagia. Tapi jujur lebih capek ngomong sama Kevin daripada sama Keira. Sumpah si Kevin emang kepala batu banget. Egonya terlalu tinggi.''
''Ya mudah-mudahan Kak Kevin tidak berubah pikiran ya, sayang.''
''Awas saja dia berubah pikiran, aku tabok aja dia. Sekarang yang membuatku kepikiran, Marvel ingin membuat keduanya menikah.''
''Sepertinya Marvel sudah sangat ingin memiliki mama. Kenapa dari banyak wanita, kenapa Keira pilihannya? dan Marvel juga begitu mudah dekat dengan Keira, padahal selama ini Marvel tidak semudah itu akrab dengan orang asing. Kalau soal rencana itu, kita jebak saja mereka.''
''Jebak?'' seru Miko.
''Iya, kita jebak mereka,'' kata Gina dengan senyum jahatnya seperti tokoh antagonis.
...****************...
Malam harinya Laras sedang berada di cafe tempat Johan bekerja. Kebetulan Johan juga baru saja selesai bekerja dan ia segera bergabung bersama Laras.
''Mana Keira, Ras?''
''Hmmm tahu tuh anak, akhir-akhir ini sibuk banget. Lagi ngurusin muridnya yang sakit di rumah sakit. Tiap gue ajakan keluar, bilangnya nggak bisa melulu, bete kan?''
''Dia itu guru atau baby sitter sih? murid sakit di urusin segala?''
''Mana gue tahu. Udah hampir seminggu susah banget ngajakin dia ketemu,'' gerutu Laras.
''Ya gimana dong Ras, namanya juga dia memang magangnya jadi guru apalagi ambil fakultas itu, ya mau nggak mau harus dekatlah sama murid-muridnya. Dia kan emang total banget dalam apapun.'' Kata Johan yang berusaha menghibur Laras.
''Hmmm iya juga sih,'' ucapnya pasrah.
-
Keira baru saja tiba di rumah sakit, sesuai janjinya, ia membawakan sup ikan untuk Marvel. Kevin pun sudah berada disana menemani putranya, namun tetap saja Kevin lebih fokus dengan layar laptopnya.
''Selamat malam, Marvel!" sapa Keira dengan senyum sumringahnya.
''Hai, tante! aku sudah menunggumu,'' kata Marvel.
''Selamat malam tuan Kevin,'' sapa Keira.
''Malam,'' ucapnya singkat tanpa melihat ke arah Keira.
''Sepertinya kamu sudah semakin sehat ya?''
''Iya tante. Kata dokter besok aku sudah boleh pulang.''
''Syukurlah kalau begitu. Tante senang sekali mendengarnya. Oh ya ini sup ikan untukmu.''
''Mmmm aromanya selalu membuatku lapar,'' kata Marvel.
''Ya udah kamu makan dulu ya. Setelah itu obatnya di minum.''
''Oke tante,'' kata Marvel.
''Pah, ayo kita makan bersama! papa pasti belum makan kan? kata Bi Nani, sejak aku sakit papa selalu melewatkan makan di rumah.''
''Papa sudah terbiasa, Marvel. Kamu saja yang makan ya. Lagi pula itu makanan untuk kamu bukan untuk papa,'' jawab Kevin.
''Kasihan juga si bapak bawel ini tapi gue juga sebel gila sama ini orang,'' gumam Keira dalam hati.
''Tuan, kebetulan saya bawa lumayan banyak. Kalau tuan mau silahkan saja. Karena saya sendiri juga belum makan malam jadi sekalian saja saya bawa banyak. Ini tidak ada racunnya dan makanannya sehat.'' Jelas Keira namun Kevin tetap tak bergeming.
''Baiklah sepertinya papa kamu sedang puasa jadi kita makan berdua saja,'' kata Keira pada Marvel. Saat tutup mangkuk itu di buka, asap dari sup itu mengepul dan aromanya menyerebak dalam satu ruangan. Tiba-tiba cacing di perut Kevin meronta-meronta mencium aroma masakan Keira.
''Awas, jangan bunyi lagi. Tahan, perut!" batin Kevin sambil mengelus perutnya. Rupanya Keira melihat itu dan tersenyum simpul. Keira kemudian mengambilkan sup dan juga nasi untuk Kevin.
''Dasar orang tua bawel dan gengsian. Bilang saja lapar, pakai gengsi segala,'' gumam Keira dalam hati sambil menahan senyumnya.
''Silahkan tuan! ini nasi dan ini supnya. Anda harus makan dan harus punya banyak energi untuk menambah energi anda saat marah,'' kata Keira dengan sarkas. Kevin mengeratkan rahangnya mendengar ucapan Keira.
''Siapa yang bilang aku lapar?'' ketusnya.
''Cacing di perut anda. Anda mengelusnya dan mencoba menenangkannya kan? sudah makan saja. Tidak usah menjaga gengsi. Kalau lapar ya makan! tidak perlu berterima kasih dengan kebaikan saya. Saya tulus dan tidak butuh bayaran,'' kata Keira dengan nada meledek.
''Terserah kamu lah mau bicara apa? yang jelas aku mau makan karena Marvel, bukan karena kamu atau karena lapar. Paham!"
Kevin yang sudah tidak tahan lapar, langsung memakan makanan yang sudah di sediakan oleh Keira. Marvel dan Keira kompak saling melempar senyum saat melihat Kevin yang begitu lahap.
''Pelan-pelan tuan, nanti tersedak! pasti masakan saya enak kan?'' ledek Keira.
''Mmmmm makanan mu keasinan. Daging ikannya over cook dan kentangnya malah under cook,'' kata Kevin yang memberikan komentarnya pada Keira. Keira pun terkejut dengan apa yang di ucapkan Kevin.
''Pasti tuang hanya mengarang saja. Buktinya anda sangat lahap.''
''Mau gimana lagi, aku memakannya demi Marvel,'' jawab Kevin dengan penuh kemenangan. Keira pun panik dan mencobanya karena buru-buru, Keira sampai tidak mencicipi masakannya. Ekspresi Keira berubah saat mencicipi makananya.
''Iya keasinan. Kentangnya masih keras dan ikannya juga,'' gumam Keira dalam hati.
''Marvel, jangan di makan ya? ini tidak enak.''
''Jangan tante, aku suka. Ini enak kok. Kan aku harus makan yang halus jadi ikannya pas untuk aku, nggak kematangan. Lagi pula kalau dimakan sama nasi tidak terlalu asin.''
''Tapi kentangnya jangan dimakan ya, nanti kamu sakit perut.''
''Tidak apa-apa tante. Masih bisa di makan juga kok, nggak terlalu keras.''
Keira lalu menghampiri Kevin yang masih asyik makan. Ia lalu merebut piring Kevin saat ia hendak memasukkan makanan ke mulutnya.
''Jangan di makan kalau tidak enak!" kata Keira.
''Kamu ini tidak sopan ya? orang lagi maka. malah ambil-ambil aja. Gimana sih kamu?''
''Katanya over dan under, ya udah balikin aja. Sana makan diluar saja.''
''Ini sudah jadi milikku!'' tegas Kevin sambil merebut piringnya kembali.
''Tapi tuan sendiri bilang tidak enak, balikin!" terjadilah perebutan piring di antara mereka. Saat Kevin merebut piringnya dengan sekuat tenaga, justru hal itu membuat tubuh Keira ikut tertarik dan keduanya jatuh terduduk di sofa. Keira pun terjatuh tepat diatas tubuh Kevin, sementara tangan kanan keduanya masih tetap memegang piring itu. Posisi mereka sangat dekat dan mata mereka pun bertemu. Tidak bisa di pungkiri Keira memang cantik, begitu pula dengan Keira yang tidak bisa memungkiri bahwa pria di hadapannya itu sangat tampan. Keira pun tersadar dan berhasil merebut piring itu.
''Jangan di makan!" ucap Keira penuh penekanan. Kevin pun pasrah dan mengalah. Keira kemudian berusaha berdiri dan menyadari posisi memalukan itu, begitu pula dengan Kevin. Keduanya tampak salah tingkah. Saat Keira hendak berjalan menuju Marvel, kakinya tersandung oleh meja dan membuatnya hampir jatuh. Beruntung Kevin cepat tanggap menolong Keira. Kevin buru-buru menarik tangan Keira dan kini Keira justru duduk tepat di atas pangkuan Kevin. Keduanya saling terdiam dan saling memandang. Wajah mereka sangat dekat!
''Ya ampun! kalian ini, sudah main pangku-pangkuan nih! perkembangan bagus. Kevin elo manja banget sih, makan aja sampai minta di suapin sambil manja-manjaan.'' Suara Miko yang masuk tiba-tiba, membuat keduanya sport jantung. Keira pun segera berdiri dari pangkuan Kevin dan meletakkan piring itu di atas meja. Sementara Kevin tetap berlagak sok cool.
''Anda salah lihat tuan Miko."
''Benar juga tidak apa-apa. Tapi kasihan tuh Marvel, mau ngintip tidak bisa gara-gara ada sekat ini.''
''Memang ada apa Om?''
''Ada adegan romantis yang kamu lewatkan, Vel.'' Kata Miko terkekeh.
''Diam Miko! jangan banyak bicara. Dia tadi mau jatuh dan gue cuma berusaha menolongnya. Sayang saja kan kalau sampai piringnya jatuh, pecah, terus ngotorin lantai. Apalagi itu piring mahal yang gue bawa dari rumah. Jadi gue nglakuin itu cuma demi piring,'' kata Kevin yang berusaha mengelak.
''Tahu seperti itu mending saya pecahin saja piringnya.'' Sahut Keira.
''Kalian ini lebih memusingkan daripada anak kecil,'' kata Miko sambil menahan senyumnya
Bersambung.....