Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Fenomena di Langit Jantung Benua Teratai Biru.
Di tempat lain.
Di atas punggung ular bersayap putih. Hu Shan lalu membagi rombongannya ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama yang tediri dari Zin, Zan, Xie Liu, dan Xie Wu dengan pemimpin Jine Han adalah rombongan yang akan menyisir wilayah di sekitar perbatasan Barat menuju jantung benua teratai Biru, sedangkan kelompok kedua yang terdiri dari Tu Hai. Xie Qi, Xie Jiu, dan Xie Ba yang di pimpin olehnya akan menyisir wilayah Barat hingga ke kota perak.
" Saudaraku, lakukan hal ini secara rahasia. terus berbagi informasi dan saling berkomunikasi agar kita dapat mengetahui jejaknya dengan jelas."
" Baik," jawab semua orang dengan sungguh-sungguh.
" Akan aku hancurkan orang itu hingga ke akar-akarnya!" ucap Tu Hai geram.
" Saudara Tu Hai, jangan gegabah. Tugas kita melakukan penyelidikan. Keputusannya kita serahkan sepenuhnya pada penguasa muda." Hu Shan mengingatkan.
" Baik saudara, aku lupa. Terima kasih sudah mengingatkan," ucapnya lirih.
" Ingat! kita harus bisa menahan diri!" ucap Hu Shan tegas.
*****
Kota Perak.
Vila bambu emas.
Qing Peng duduk ditemani oleh Ling Yun terlihat berusaha tegar. Matanya yang tajam kini sedikit redup sambil menatap para saudaranya yang lain.
Di tempat itu telah hadir Qing Long, Huo Zhun, Yuwen, Wang Xin, Yan Shan, dan Qing Nan.
" Kakak sekalian, apa pendapat kalian?" tanya Qing Peng.
" Sepertinya kita akan segera meninggalkan kota perak untuk melakukan penyelidikan." Qing Long berpendapat.
" Benar," ucap Qing Nan yang di ikuti anggukan putra Qing Xia yang lainnya.
" Kakak ipar sekalian. Langkah yang kalian ambil memang benar, tetapi jangan sampai kalian semua pergi begitu saja. Keberadaan anggota klan Qing memang ditakuti oleh orang-orang aliran hitam, tetapi jangan lupa, ayah mertua bahkan bisa terbunuh. Rencanakan hal ini dengan matang," ucap Ling Yun berpendapat.
" Adik ipar Yun benar. Adik ketujuh, apa pendapatmu?" tanya Qing Huo Zun, putra kedua Qing Xia sambil menatap Qing Peng dengan lekat.
Saat Qing Peng akan berbicara, tiba-tiba cincin penyimpanananya bergetar.
" Ada pesan dari Ruo er," ucapnya sambil memeriksa lencana giok jiwa itu.
" Kakak semuanya, Ruo er meminta kita untuk tetap tenang dan tidak meninggalkan kota perak, karena dia telah mengirimkan orang-orangnya untuk melakukan penyelidikan," ucap Qing Peng sambil menatap saudaranya dengan serius.
Qing Long dan yang lainnya merasa sedikit senang dengan hal itu, tetapi mereka juga merasa sedih, karena tidak terlibat secara langsung dalam penyelidikan itu.
" Aku yakin Ruo er sudah mempertimbangkan hal ini. Saudara semuanya, yang perlu kita lakukan saat ini adalah tetap berada di kota perak dan merahasiakan masalah ini," ucap Qing Liong dengan wajah sedih.
" Kita akan tetap bergerak setelah orang-orang Ruo er tiba. Selain itu Ruo er juga sedang menuju ke tempat ini," ucap Qing Peng menenangkan semua saudaranya.
" Adik ketujuh, bagaimana dengan He Long, Hye Long, Yang Gang, Fang, dan Junda, serta cucu-cucu yang lain. Apakah kita akan memberi tahu mereka?"
" Kakak kedua, aku rasa sebaiknya kita merahasiakan ini terlebih dahulu. Aku takut mereka tidak mampu menahan diri, sehingga menimbulkan kegaduhan. Jika sudah demikian, penyelidikan akan semakin sulit, karena pembunuh itu pasti akan berusaha menyembunyikan keberadaannya."
" Adik ketujuh benar. Sebaiknya kita tetap menahan diri dan tetap tenang." Qing Yuwen berpendapat.
" Baik, jika demikian. Tetaplah bersikap seperti biasa. Jangan sampai masalah ini di ketahui oleh anggota klan yang lain." Qing Long menegaskan.
" Baik," jawab semua orang lalu membubarkan diri.
Setelah semua orang pergi. Suasana Vila Bambu Emas kini menjadi sepi kembali.
Qing Peng duduk sambil menghempaskan nafas panjangnya.
" Siapa yang telah melakukannya? Dengan kultivasi ayahanda sebagai pendekar dewa langit tingkat dasar, akan sangat mustahil bagi orang-orang di wilayah barat ini dapat membunuhnya. Apakah ini perbuatan orang-orang aliran hitam?" Qing Peng berpendapat.
" Suamiku, tenanglah. Kita tidak bisa menebak secara sembarangan. Benua teratai biru adalah tempat yang sangat luas dan penuh misteri. Tunggu saja perkembangannya."
Qing Peng menganggukkan kepalanya.
" Suamiku, bagaimana dengan Zishu er, apakah kita tidak memberitahunya?"
" Aku rasa tunggu dulu. Aku tidak ingin mengganggu latihannya."
" Baik," sambil menganggukan kepalanya.
" Istriku, sambil menunggu kabar dari Ruo er, Mari kita berlatih."
" Baik," jawab Ling Yun dengan lembut.
*******
Di tempat lain.
Kilatan cahaya hitam keemasan terus melesat membelah langit Benua Teratai Biru dari arah timur menuju bagian tengah jantung benua.
Kehadiran kilatan cahaya hitam keemasan yang terus menampakan diri itu terlihat oleh beberapa kultivator tingkat tinggi, dan mereka menganggapnya sebagai fenomena langka, sehingga beberapa diantara mereka yang begitu penasaran berusaha mengikuti kilatan cahaya hitam kemasan tersebut.Namun, sekuat apapun mereka berusaha mengejar, tetap saja mereka tidak bisa mendekatinya.
Beberapa tetua sekte aliran hitam mengganggap tanda itu adalah lambang keberuntungan yang akan membangkitkan kekuatan iblis, yang akan membawa kekacauan, sehingga mereka terus bergerak dan mengejar jejak cahaya hitam keemasan itu tanpa henti. Sedangkan di tempat lain, para tetua dari sekte aliran putih menganggap kilatan cahaya hitam keemasan itu sebagai lambang kematian bergerak mempersiapkan kekuatan sekte mereka.
Beberapa minggu cahaya hitam keemasan itu terus memunculkan diri di atas langit jantung benua teratai biru, sehingga kehadirannya benar-benar menjadi perbincangan para kultivator tingkat tinggi.
Di kedai-kedai sederhana maupun di restoran mewah, orang-orang dari aliran hitam maupun aliran putih terus membicarakan fenomena tersebut, namun mereka benar-benar dibuat bingung, karena seberapa keras mereka mencari informasi mengenai hal tersebut, tidak seorang pun yang tahu benda apa itu sebenarnya.
Di atas langit.
" Mingzhi terus bergerak!" ucap Qing Ruo sambil meminta Qilin Api Hitam itu bergerak di balik awan.
" Gege, jelaskan pada kami berdua. Apa tujuan gege meminta Mingzhi bergerak di bawah awan?" tanya Qing Ling penasaran.
" Ling er, ini hanya pengalihan. Aku yakin mereka akan menganggap hal ini sebagai sebagai fenomena aneh."
Qing Ling dan She Mei Lu saling berpandangan dan merasa heran.
" Ling er, kakak, apakah kalian berdua tidak menyadari bahwa kematian Kakek Qing Xia adalah sesuatu yang sangat aneh?"
" Tentu saja itu bukanlah hal yang aneh mengingat Klan Qing memiliki banyak musuh." Qing Ling berpendapat.
" Tentu saja itu sangat aneh. Kita ketahui bersama bahwa pendekar tingkat Dewa di wilayah barat adalah sesuatu yang sangat langka, sedangkan Kakek Qing Xia telah menjadi pendekar Dewa Langit tingkat dasar. Menurut kalian berdua siapa yang begitu berani, dan mampu membunuhnya?"
Qing Ling dan She Mei Lu saling berpandangan dan Mereka terlihat mulai mengerti.
" Aku yakin yang melakukannya adalah kelompok yang sangat kuat. Tujuanku sebelumnya adalah untuk menarik perhatian melompok itu, semoga dengan fenomena aneh ini mereka akan terpancing, dan keluar dari tempat persembunyiannya."
" Adik Ruo benar. Akhirnya Qing Ruo itu sudah kembali lagi," ucapnya sambil menatap Qing Ruo dengan bangga.
*****
Di tempat lain.
Para kultivator tingkat tinggi dari aliran hitam yang menggunakan seluruh kekuatan mereka mengejar kilatan cahaya hitam kemasan yang di lepaskan oleh Huo Mingzhi tiba-tiba menghentikan pergerakan mereka.
" Argh...., benda itu telah hilang. Saudara apa yang akan kita lakukan ?"
" Tidak ada yang bisa kita lakukan. Aku yakin itu adalah salah satu relik suci, walaupun kita telah kehilangan jejak, tapi kita dapat melihat arah pergerakannya."
" Saudara benar. Jika demikian, terus bergerak!"
" Benar, namun sebagian di antara kita juga harus kembali ke Sekte untuk melaporkan hal ini," jawab salah satu tetua lainnya sambil bergerak menuju jantung benua bagian tengah.
🙏🙏🙏
" Rahajeng Rahina Nyepi sameton sareng sami"🙏