Aku menatap bayangan yang terpantul dalam cermin dan tersenyum sinis pada bayangan itu.
Aku lah si itik buruk rupa itu.
Lidya Wijaya. Gadis remaja bertubuh gendut yang sering di buli teman teman nya.
Suatu hari aku bertekad untuk langsing dan cantik, tapi dengan cara yang salah.
Sekedar saran selama membaca coba sambil denger musik lagu korea Davichi "sunset" atau "forgetting you". Biar lebih seru. Soal nya Author ngetik sambil dengerin lagu itu. :)
Harap bersabar, typo bertebaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni pebriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Bimo dan Reno saling merapatkan telinga untuk mendengar informasi dari Siska.
"Sebenar nya......" Siska sengaja mengulur ulur waktu.
Reno dan Bimo menatap nya kesal. Siska tertawa melihat tingkah mereka berdua.
"Apa istimewanya sih si gendut itu sampai kalian seperti ini" ujar Siska.
"Jika kau berniat menipu kami, pergi lah. Candaan mu gak lucu" tegas Reno.
"Ok ok tenang donk, berita nya adalah, aku dengar Lidya sakit dan berhenti sekolah, setelah pulih ia akan pindah sekolah kata pak Dani, wali kelas kita" jelas Siska sambil menatap Bimo.
"Sakit apa yah Lidya. Apa dia masih di luar negeri?" tanya Bimo pada diri sendiri.
"Kenapa kita gak ke rumah nya saja, kamu kan sahabat nya, pasti tau rumah nya di mana donk?" tanya Reno.
Bimo diam. Mereka memang bersahabat lama, tapi Lidya sangat tertutup perihal keluarga nya. Ia bahkan gak tau di mana rumah Lidya.
"Aku ikut" seru Siska.
"Kau ngapain ikut ikut" protes Reno.
"Emang salah nya di mana, meski pun aku bukan orang baik, setidak nya aku teman sekelas nya kan" seru Siska.
"Maaf, aku tidak bisa ke rumah nya. Jika kalian mau ke rumah nya, cari tau sendiri" ujar Bimo sambil bangkit melangkah di koridor sekolah.
Reno dan Siska ke kantor guru untuk menanyakan alamat Lidya. Mereka penasaran setengah mati.
Tapi guru menolak memberi tahu mereka alamat Lidya dengan alasan privasi.
Mereka jadi bertanya tanya kenapa alamat seorang siswa bisa begitu privasi?
"Dari berita itu imbalan ku apa, aku mau kita jalan nanti malam, kencan" seru siska.
"Apa?! hahaha, kencan ajja loe sana sama si culun Bimo" tolak Reno.
"Aku mau nya kamu, reno", protes Siska.
"Adik kelas paling bar bar kayak nya kamu deh, semua panggil aku kakak, sementara kamu panggil aku langsung nama" tegas Reno merasa tidak di hargai.
Siska hanya tersenyum.
"Jadi mau di panggil kak, kak Reno aku tunggu nanti malam ya di rumah jemput aku, ini alamat ku" ujar Siska.
Reno membuang alamat itu.
Siska pun merasa kesal.
"Ya sudah, kalo gak mau jemput, aku tunggu nanti malam di cafe bulan, " pekik Siska sembari melangkah kesal kembali ke kelas nya.
Malam pun tiba.
Siska sudah menunggu kehadiran Reno di tempat yang sudah ia bicarakan dengan Reno. ia berharap Reno gak ingkar janji akan imbalan dari informasi nya itu.
Siska melirik jam tangan nya, sudah 1 jam lebih ia menunggu. Siska mulai kesal. Ia pun hendak pergi tapi seorang laki-laki tampan lain tiba tiba duduk tepat di hadapan nya.
Siska hampir tidak mengenali orang itu.
"Bimo???" tanya Siska sedikit ragu.
Bimo mengangguk sambil tersenyum.
Siska duduk lagi dan memandang aneh ke Bimo.
"Kamu, beneran Bimo?" tanya Siska tidak percaya.
"Apaan sih Siska. Harus nya kamu tanya kemana si brengsek Reno, bukan malah meragukan keaslian ku" seru Bimo kesal.
Siska baru sadar kenapa Bimo yang datang bukan Reno.
Untuk pertama kali nya Siska terpesona dengan sosok Bimo yang selalu ia bulli dan bilang culun.
"Iya, kemana Reno, kok kamu yang datang?'' tanya Siska.
"Dia tidak akan datang, dia tidak tertarik kepada mu, ia memaksa ku untuk datang menggantikan nya, aku datang karena kasihan dan ingin menepati janji atas informasi mu yang kurang akurat itu" jelas bimo.
Siska kesal sekali mendengar nya.
"Apa kau bilang!!! kasihan?! berita ku kurang akurat!? hahahaha kalian benar benar tidak tau terima kasih" pekik Siska.
"Kenapa kau berubah, atau selama ini kau pura pura culun"? selidik siska, siska memang hobby menyelidiki seseorang.
"Hahaha, untuk apa aku berpura pura culun?" tanya Bimo balik.
"emm, siapa tau ada maksud tertentu?" kata Siska.
"Aku lapar, pesan makan dulu" Bimo melambaikan tangan nya ke arah pelayan dan memesan makan dan minum.
"Kamu mau makan apa?" tanya Bimo ke Siska.
Siska melihat gerak gerik Bimo. Apa penglihatan nya bermasalah selama ini. Ia tidak sadar betapa keren nya Bimo.
"Sis, kenapa melamun" seru Bimo.
"Eh aku pesan apa yah. Hmm aku ngemil ajja, red Velvet cake sama minum nya Thai tea ice" jawab Siska yang sudah sadar dari lamunannya.
Bimo mengangguk.
Dari kejauhan aku melihat mereka sedang asik bercengkrama. Mata ku tidak lepas dari mereka, apa yang mereka bicarakan yah. Kebetulan aku ke cafe bulan juga malam ini seorang diri tentu nya.
Perasaan apa ini, kenapa aku tidak suka melihat Bimo tertawa dengan yang lain. Aku kenapa. Aku kehilangan Bimo. Ah aku yang pergi meninggalkan nya. 😔 Harus nya aku senang melihat nya bahagia sekarang.