Ada seorang wanita sedang menangis di dalam sujudnya. Dia adalah Nasya Fahriza Putri, wanita yang sudah menginjak usia 25 tahun itu menangis saat mendengar bahwa seseorang yang ada di dalam hatinya sebentar lagi akan menikah. Sudah sejak usia 20 tahun Nasya berdoa di dalam sujudnya agar yang Maha Kuasa mengabulkan permintaannya untuk di jodohkan dengan Atasannya. Pria itu bernama Aditya Zayn Alfarizi yang berstatus sebagai CEO di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Lalu bagaimana nasib Nasya? Apakah doanya selama ini akan terkabul, atau justru harus melihat pria yang ia cintai dalam diam menikah dengan kekasihnya?
Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Cinta Di Atas Sajadah
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAS 9
..."Sayang... Tante sangat menyayangi mu, Nak. Tante tidak ingin kau menikah dengan pria yang bahkan kita tidak pernah mengenalnya. Karena itulah, Tante ingin kau tetap ada di sisi Tante, meski sebagai menantu. Kau juga sudah Tante anggap seperti anak sendiri."...
Tangis Nasya semakin pecah, dia memeluk erat ibu Zubaidah dan menumpahkan semua di pelukannya. Nasya tahu, tidak mudah menaklukan hati seorang Zayn. Justru itu dia datang ke rumah Ibu Zubaidah untuk kembali memantapkan hatinya.
~
Setelah puas menangis, Nasya akhirnya diam. Dia merasa begitu lega saat mendengar penuturan sang Tante. Ternyata selama ini, Allah selalu menjawab doa Nasya. Dia yang selalu berdoa menitipkan hati Zayn pada Allah agar tak ada yang bisa mengambil darinya.
Setelah mendengar semua penjelasan ibu Zubaidah, Nasya semakin yakin bahwa Zayn memang benar-benar jodohnya. Nasya yang sudah sedikit lebih tenang, kini menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya pelan kemudian kembali mengeluarkan suaranya.
..."Ada satu hal lagi yang ingin Nasya katakan sama Tante." Ibu Zubaidah yang mendengar itu kembali wajahnya menengang. "Apa Tante benar-benar yakin ingin Nasya menjadi istri Kak Zayn?" sambung Nasya....
..."Insyaallah, Tante sangat yakin." sahut Ibu Zubaidah tersenyum....
..."Baiklah, tapi sebelum Nasya menerima lamaran ini. Nasya ingin kembali mengatakan sesuatu."...
..."Apa itu?" Ibu Zubaidah kembali mengerutkan keningnya. Takut ada syarat yang memberatkan dari Nasya untuk dirinya....
..."JIka Nasya sudah menjadi menantu yang tidak di harapkan lagi, Nasya mohon jangan bersikap atau berucap kasar pada Nasya, nasehati aku dengan lembut agar Nasya bisa merubahnya." ujar Nasya panjang lebar meski dengan jantung yang terus berpacu kencang....
..."Insyaallah, Nak. Tante tidak akan berbuat kasar padamu, kau kan keponakan Tante, kamu juga sudah Tante anggap seperti anak sendiri."...
..."Alhamdulillah, kalau begitu... bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah, dan Dia lah yang memberi segala petunjuk. Dengan ini Nasya mengatakan, bahwa Nasya menerima lamaran Tante untuk menjadikan kak Zayn sebagai suami Nasya."...
Mendengar jawaban Nasya, ibu Zubaidah segera berhambur memeluk Nasya dengan begitu eratnya.
..."Alhamdulillah Ya Allah... Terimakasih, Nak. Terimakasih sayang... Zayn pasti juga akan senang mendengarnya." Ibu Zubaidah tak terasa meneteskan air matanya dan berulang kali mengucap syukur....
Ibu Zubaidah melepas pelukannya dengan wajah yang sudah di basahi air mata bahagia. Dan Nasya dengan senyuman mengusap air mata di wajah sang Tante dengan kelembutan.
..."Terimakasih yaa, Nasya." Tak henti-hentinya ibu Zubaidah mengucapkan terimakasih. Karena berkat Nasya, pernikahan Zayn akan tetap berlangsung meski bukan bersama Angel....
..."Iya Tante, sama-sama. Nasya juga sangat berterimakasih karena Tante sudah memilih Nasya sebagai istri dari Kak Zayn."...
..."Iya, sayang."...
~~
Di perusahaan lain, Zayn masih belum menyelesaikan meetingnya. Meeting yang berlangsung selama dua jam itu di pimpin secara langsung oleh Zayn. Selesai memberikan persentasi, semua di ruang meeting berdiri dan bertepuk tangan. Mereka sangat puas dari hasil persentase Zayn.
..."Saya sangat senang bekerja sama dengan anda, Tuan Zayn."...
..."Terimakasih, saya juga merasa terhormat anda mau mendengarkan persentase dari perusahaan saya." jawab Zayn dengan ramah di sertai senyum yang memikat para kaum hawa....
Selesai itu mereka saling menandatangani berkas kontrak kerja sama dan saling berjabat tangan. Semua para karyawan yang ada di sana kembali bertepuk tangan. Kini Zayn, Yuda dan sekertaris pendamping yang bernama Rani itu kembali ke perusahaan karena meeting sudah selesai.
Sesampainya di perusahaan, Zayn melihat meja kerja Nasya kosong. Dia celingukan mencari sosok Nasya kesana kemari, hingga akhirnya Rani muncul dan pria dingin itu menanyakan gadis berhijab itu kepadanya.
..."Ran! Kemana Nasya?"...
..."Nasya cuti, Pak!" sahut Rani masih berdiri di depan mejanya....
..."Apa? Cuti? Berapa hari?" Zayn nampak khawatir terlihat dari ekspresinya membuat Rani sedikit heran....
..."Hanya hari ini, Pak. Katanya tidak enak badan."...
Zayn nampak diam sesaat, dia merasa ada sedikit keraguan untuk percaya. Padahal hari ini dia sangat menunggu jawaban Nasya tentang lamarannya. Sejenak diam, Zayn kembali mengeluarkan suaranya.
..."Ya sudah.. Kalau begitu berkas kontrak kerja sama tadi, tolong bawa ke ruangan saya!"...
..."Baik, Pak."...
Zayn meninggalkan Rani begitu saja ke ruangannya setelah mendapat jawaban dari Rani. Kini Zayn telah duduk menyandarkan kepalanya di sandaran kursi kebesarannya. Dia nampak sedikit lelah seusai meeting tadi.
Tok...Tok...Tok...
Saat sedang memandangi langit-langit, pintu ruangan Zayn ada yang mengetuknya membuat pria dingin itu menegapkan kepalanya.
..."Masuk!"...
Masuklah Rani sembari membawa berkas yang zayn minta. Selesai memberikan berkas tersebut, Rani kembali keluar dari ruangan Zayn.
~
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, jam sudah menunjukan pukul 16.30 wib. Zayn segera membereskan mejanya dan ingin segera sampai di rumahnya. Pikirannya yang terus berharap dengan jawaban Nasya membuat dirinya tidak bisa fokus mengerjakan apapun.
Selesai membereskan semuanya, kini Zayn keluar drai ruangan dan berjalan lebar menuju lift untuk mengantar dirinya ke parkiran bawah tanah. Zayn segera menaiki mobilnya tanpa supir, dia ingin cepat-cepat sampai di rumahnya sebelum magrib menjelang. Karena selepas magrib, Zayn ingin menemui seseorang.
..."Assalamualaikum..." Ucap salam Zayn saat sampai di rumahnya....
Ibu Zubaidah yang baru saja dari taman belakang menyambut sang putra tercinta dengan ramah.
..."Waalaikumsalam... Kenapa wajahmu? Kok di tekuk begitu? Meetingnya gagal?"...
Zayn menghembuskan nafasnya kasar dan menjatuhkan dirinya di atas sofa dengan kasar.
..."Tidak pa pa mah, Zayn cuma capek saja." Sahut Zayn lesu....
Pria dingin itu tidak ingin memperlihatkan dirinya yang sangat mengharapkan jawaban dari Nasya. Entah apa yang membuat dirinya gelisah, yang pasti sejak dirinya mendengar akan di jodohkan dengan Nasya oleh sang ibu, membuat dirinya selalu memikirkan Nasya setiap saat.
..."Kamu sudah makan, Zayn?" Tanya ibu Zubaidah yang ikut duduk di samping putranya....
..."Sudah." singkat dan padat jawaban Zayn untuk sang Mama....
..."Oh iya, Mama mau ngomong sesuatu sama kamu."...
Zayn yang mendengar ibunya tiba-tiba antusias membuat dia menoleh dan mengerutkan keningnya.
..."Mau ngomong apa, Mah?" sahut Zayn masih tidak bersemangat....
..."Nasya tadi pagi kesini, dia..."...
..."Hah! Nasya kesini Mah?" Zayn menegapkan duduknya dan dengan antusias meladeni obrolan sang Mama....
Sikap Zayn yang tiba-tiba seperti baru saja full charger membuat ibu Zubaidah terdiam dan sedikit heran dengan sikap sang putra yang tiba-tiba sangat antusias saat mendengar nama Nasya.
..."Nasya kesini nyari Zayn, Mah?" sambung Zayn lagi masih antusias....
..."Kamu kok jadi semangat banget? Tadi kayaknya kamu lemes, lesu nggak bertenaga?"...
Mendapat pertanyaan itu, seketika bibir Zayn yang tersenyum lebar berubah jadi menciut. Dia kembali merubah posisinya seperti semula dan kembali berubah dengan mode kulkas dua pintu.
..."Ehem! Zayn biasa kok! Mamah tidak usah menatapku begitu!"...
Ibu Zubaidah yang paham anaknya malu pun hanya tersenyum tipis. Dia yang tahu anaknya penasaran, ingin kembali menjahili sang putra. Ibu Zubaidah ingin tahu, seberapa penasaran Zayn pada jawaban Nasya.
...****************...