Bagaimana perasaanmu jika kamu di madu di saat pernikahanmu baru berumur sepekan? Itu yang aku alami, aku di madu, suamiku menikahi kekasihnya yang teramat di cinta olehnya.
Aku tak pernah dianggap istri olehnya, meski aku istri pertamanya. Namun cintanya hanya untuk istri keduanya
Aku menjalani pernikahan ini dengan begitu berat. mungkin ini cara ku untuk membalas kebaikan pada Ayah Mas Alan, beliau begitu baik membiayai kuliahku selalu menjaga dan melindungiku setelah Ayah dan Ibuku meninggal saat diriku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Aku tak habis pikir jika kisah hidupku akan serumit ini, di tinggal orang tua, menikah pun di madu. Sungguh tragis kisah hidupku.
Hingga akhirnya Ayah sangat membenci Mas Alan setelah tahu kelakuan anaknya, dan Ayah membawaku pergi jauh dari kehidupan Mas Alan dan Maduku setelah aku dan Mas Alan bercerai.
Cerita ini karena terinspirasi tapi bukan plagiat! Bacalah, dan temukan perbedaannya🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda W.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27. Dear Diary
Pak Ilham kini berdiri di balkon kamar Nia, beliau masih tak menyangka. Jika anak yang beliau banggakan, ternyata tak sebaik yang beliau kira. Pak Ilham mengutak atik ponsel miliknya.
"kenapa kamu tidak bisa di hubungi nak, apa kamu marah pada Ayah. Hingga kamu tak mau menemui Ayah?" gumam Pak Ilham. Beliau mencoba menghubungi Nia. ternyata benar ponselnya sedang tidak aktif. Pak Ilham pun duduk, beliau menatap benda yang ada di tangannya. Beliau pun membacanya.
Dear diary.
Dulu aku pernah bermimpi, ingin di lamar seorang pria baik nan sholeh. Dan pastinya di cintai dan di sayangi olehnya. Lalu menikah karna Allah, Dan karna menjalankan salah satu perintah Allah. Dan aku tak pernah memimpikan pernikahan yang mewah. Tak perlu mas kawin atau pun sebongkah berlian dan lain lainya. Yang aku inginkan hanya cinta, dan cinta itu juga karna Allah. Dan aku juga menginginkan pernikahanku itu hanya terjadi sekali se umur hidup. Tapi impian itu hanya sekedar impian. Aku terpaksa menikah dengan pria yang tak pernah mencintaiku, pria yang tak pernah menganggapku sebagai istrinya. Bahkan pria itu dengan entengnya meminta ijin untuk menikah lagi, dan bodohnya aku. Aku pun menyetujuinya, dan akhirnya aku di madu. Pernikahanku sungguh tragis, aku tak pernah mendapat keadilan dari suamiku. Sikapnya hanya condong pada maduku, tak pernah memperlakukanku dengan baik dan tak pernah perlakukanku selayaknya seorang istri. Aku sempat menyerah dengan pernikahan ini, namun aku membuang jauh kata kata menyerah itu. Karna aku menyayangi seorang pria yang juga sangat menyayangiku, Ayah aku lakukan semua ini untuk kebahagiaan Ayah. Aku hanya ingin beliau selalu sehat, jika ada jalan lain selain mengorbankan kesehatan Ayah. Pasti sudah dari dulu aku meminta perceraian pada suamiku. Aku rela menderita dan sakit demi Ayah, aku rela terluka asal Ayah tidak terluka, aku rela mengorbankan perasaanku asal Ayah selalu sehat dan bahagia. Di dunia ini hanya beliau yang sangat begitu menyayangiku. Aku pikir aku dan suamiku akan saling mencintai, namun harapan tak sesuai dengan kenyataan. Dia tak pernah mencintaiku, tak pernah menyentuhku, tak pernah menghargaiku. Ayah, jika suatu saat nanti Ayah tahu. Aku berharap Ayah selalu sehat, tidak sakit karna kaget akan semua ini dan ayah harus bisa menerima semua ini. Jika Ayah mengijinkan, aku ingin berpisah dengan dia. Aku tidak bisa hidup dengan pria yang tidak pernah mencintaiku, pria yang selalu membuatku terluka. Aku sayang Ayah, aku harap Ayah mengerti perasaanku.
I love you Ayah Ilham♡♡♡
@Thania Putri.
"Nia, Ayah yang salah sudah memaksa kalian menikah. Karna Ayah mengira kalian bisa saling menyayangi dan mencintai, tapi kenyataannya kamu tersakiti karna ulah Ayah. Nia, Ayah sangat menyayangimu nak!" gumam Pak Ilham dengan isak tangisnya.
"Ayah, Ayah harus makan ya dan harus segera minum obat," teriak Alan dari dalam kamar. Dia menghampiri Ayahnya di balkon. Pak Ilham dengan segera menutup buku milik Nia.
"Ayah, jangan menangis terus. Alan tahu Alan salah Yah, maafkan Alan." ucap Alan.
"kau tidak salah, ini adalah salah seorang Ayah yang sudah gagal mendidik anak laki lakinya!" ketus Pak Ilham.
"Ayah ini salah Alan, Alan memang anak tak punya adab. Tolong Yah, Ayah jangan menyalahkan diri Ayah terus!" ucap Alan pilu.
Pak Ilham hanya diam tanpa berkata kata lagi, baginya percuma berbicara dengan anaknya. Karna semua sudah terjadi, tak mungkin bisa di ulang kembali. Jika bisa di ulang, beliau tak akan pernah menjodohkan Nia pada anaknya yang tak punya etika itu.
"sekarang Ayah harus makan dan minum obat, nanti sore kita temui Nia!" ucap Alan. Pak Ilham sangat bahagia mendengarnya, dia akan bertemu dengan gadis yang sudah menderita karna anaknya dan juga karna Beliau sendiri.
"bawa sini makanannya dan obatnya," ucap Pak Ilham dengan penuh semangat.
Setelah minum obat, Pak Ilham merasa sangat mengantuk. Beliau membaringkan tubuhnya, dan tertidur.
***
Di perusahaan Ayu group.
Nia yang sudah sampai di kantor pukul dua siang dan langsung menghampiri Lena yang sedang duduk di meja kerjanya. Dia sudah tak sabar, ingin segera memberi tahu kabar gembiranya itu pada sahabatnya.
"Lena, kenapa kamu sibuk sekali?" tanya Nia saat melihat sahabatnya sedang serius kerja. Sampai sampai tak menyadari kadatangannya.
"Nia...," lirih Lena.
"bagaimana meetingnya, lancarkan?" tanya Lena balik.
"aku di suruh pulang ke Bandung sama Bu Hendri Len!" lirih Nia. Dia berniat mengerjai temannya itu.
"kenapa di suruh pulang? Apa kau melakukan kesalahan, jangan bilang kalau meetingnya...," Lena tak melanjutkan ucapannya. Kini Lena berdiri dan memeluk Nia yang menundukkan kepalanya.
Nia menunduk bukan karna sedih, tapi dia tersenyum dan menahan tawanya. Dan tidak ingin Lena melihat ada lengkungan di bibirnya.
"apa persentasimu tidak bisa membuat salah satu perusahaan besar itu menerima kerja sama dengan perusahaan Ayu Group?" tanya Lena.
"Nia jawab," teriak Lena. Karna Nia hanya diam, Lena pun mengangkat dagunya Nia.
"bu..aha...aa," Nia pun akhirnya tak tahan menahan tawanya. Lena tersontak dan mengeryitkan dahinya.
"kau tahu Len, aku berhasil membuat enam perusahaan mau bekerja sama dengan perusahaan Ayu group!" teriak Nia girang.
"seiruss...," ujar Lena ragu.
"serius lah, masa aku bohong!" ucap Nia.
"wah... kau hebat Nia. Berarti kamu dapat bonus dong dari Big Bos?" tanya Lena.
"hem..., aku juga boleh minta hadiah apa saja dari Big Bos!" ucap Nia. Lena terkejut mendengarnya.
"seriuuss..kamu minta apa?" tanya Lena penasaran.
"cutii....," sahut Nia. Dia merasa gembira karna di perbolehkan cuti.
"cutii..., Nia. Kenapa kamu tidak minta sesuatu yang mahal?" tanya Lena bingung.
"aku tak menginginkan apa pun, aku cuma ingin cuti dan kau pun juga ikut cuti denganku," ujar Nia. Lena langsung membelalakan kedua matanya.
"kenapa aku juga ikut cuti, bisa bisa gajiku di potong Nia...," ucap Lena kesal.
"kau tenang saja, gajimu tidak akan di potong. Semua sudah aku bicarakan dengan Bu Hendri dan Pak Hendri. Kamu tinggal ikut aku dan temani aku ke Bandung. Aku sudah tak sabar bertemu dengan Ayah Len," ucapnya riang. Dia sungguh merasa bahagia, Nia tidak tahu jika Pak Ilham sudah mengetahui semuanya.
Lena mau tidak mau harus ikut, karna sebenarnya dia juga ingin melihat keadaan Pak Ilham di Bandung. Mereka langsung pulang, karna Nia sudah di ijinkan Pak Hendri untuk segera pulang. Sesampainya di kontrakan mereka berkemas barang masing masing. Dan mereka langsung berangkat pukul tiga sore, agar sampai Bandung tidak kemalaman. Nia di antarkan oleh supir Pak Hendri, karna Bu Hendri yang menyuruhnya.
"Ayahh, Nia pulang Yah!" gumamnya dengan melihat pemandangan dari balik jendela mobil.
krn lala wujud iblis berbentuk manusia.
lala sudah menghancurkan pernikahan nia dan alan.