SENIA

Dua pria beda usia itu terlihat serius membicarakan masalah keluarga mereka masing-masing. Sesekali mereka bercanda untuk menetralisir situasi .

Mereka seperti kakak beradik yang lama tidak bertemu . Semakin lama semakin akrab dan nyaman .

"Nanti kalau aku bertemu dengan kak Senia . Tapi aku ingin tahu dari dirimu , sepertinya kamu menyukai kak Senia lebih dari sekedar teman ," Imran mencoba menebak hubungan antara Angga dan Senia kakaknya .

Angga tertawa kecil sambil melempar pandangannya ke arah lain . Imran melihatnya heran namun terlihat jelas kalau Angga mengagumi kakaknya .

"Apakah terlalu jelas kalau suka ?" tanya Angga memastikan tebakan Imran .

"Tidak usah berbohong sejak pertama kali aku melihatmu selalu memperhatikan kak Senia , jangan bohongi perasaanmu jika suatu saat nanti takut kehilangan dan menyesal ," kata Imran seperti seorang peramal .

Angga kembali tertawa lepas kemudian menghembuskan napas ke udara .

" Aku tidak tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini , tapi kalau boleh jujur kakakmu itu boleh juga , " kata Angga beranjak pergi meninggalkan Imran yang bengong menatapnya dengan keingintahuan .

Sore itu tidak ada kegiatan apapun bagi Senia saat teman dekatnya datang berkunjung ke rumahnya dengan membawa beberapa souvenir .

Andra baru saja pulang melihat dua perempuan sedang berbicara di teras belakang ingin tahu . Ia pun mendekat dan bersembunyi di belakang pintu mendengarkan pembicaraan mereka .

"Aku suka sama si Angga , dia itu orangnya keren dan tampan andai saja dia jadi kekasihku pasti aku akan merasa bahagia dunia akhirat ," kata Tari teman Senia .

"Kalau Angga sukanya sama aku gimana ? " tanya Senia menguji temannya .

Tari cemberut hatinya kesal ada rasa tidak suka mendengar perkataan Senia . Namun tidak dipungkiri Angga lebih dekat dengan Senia daripada sama dirinya .

Beberapa waktu lalu Tari tidak sengaja bertemu dengannya sedang sendirian dan kebetulan dia tidak ada teman . Keduanya sempat berbincang tapi tidak lama kemudian Angga pergi bersama seseorang dan Tari merasa diabaikan .

Angga berkata kalau dirinya sedang dekat dengan seseorang tapi tidak diberitahu . Dalam pikirkan Tari perempuan yng dimaksud adalah Senia .

Tari tidak rela jika Angga menjadi pasangan Senia , ia berniat ingin membuat hubungan mereka berjauhan . Tapi semakin lama keduanya justru semakin dekat .

"Akan aku rebut ," sahut Tari tertawa dengan nada bercanda meskipun hatinya sakit .

"Angga itu orangnya asyik diajak ngobrol dan pengertian ," kata Senia tanpa sadar memuji Angga .

Di balik pintu Andra merasa kesal dengan terangnya Senia memuji Angga . Padahal ia berharap kalau Senia punya perasaan padanya .

"Apa hebatnya dia cuma menang ganteng doang di puji sampai segitunya ," gumam Andra menjauh pergi ke kamar dengan perasaan kesal .

Bu Ayu melihat Andra tersenyum tapi matanya tertuju pada dua perempuan sedang berbicara sambil tertawa senang ,

"Andra ," panggil Bu Ayu .

Andra berhenti lalu menoleh ke sumber suara . "Ada apa , Bu ?" tanya Andra dengan malas .

Bu Ayu mendekatinya lalu berkata dengan nada lirih . " Boleh ibu bicara sebentar ?" Bu Ayu mengikuti Andra masuk kamarnya .

Bu Ayu menyapu pandangan kamar anaknya dengan kagum . Kamar Andra sangat rapih dan bersih semua barang tertata sesuai dengan jenisnya . Tak ada barang yang berserakan atau jatuh .

"Ibu mau bicara apa ?" Andra duduk di tepi tempat tidur .

Bu Ayu duduk di kursi sambil menatap teduh anaknya . Hatinya merasa bahagia melihat anaknya sudah dewasa . Dalam pikirannya Andra masih kecil dan masih butuh bimbingan kedua orang tuanya . Namun saat ini Andra menunjukkan sikap kekanak-kanakan yang ia sembunyikan dari ibunya .

"Apakah kamu sedang menyukai seseorang ?" tanya Bu Ayu .

Andra merasa kalau pertanyaan ibunya sangat sensitif mengenai percintaan . Ia belum siap menjawab sekarang , ini hanya perasaan biasa saja baginya cinta itu bukan alasan untuk menghubungkan dua lawan manusia lawan jenis .

Selama ini Andra belum bisa menentukan pilihan hatinya , hanya saja terkadang perasaan itu ingin ia miliki seutuhnya tapi seperti ada penghalang yang sangat tinggi . Apakah ia mampu melewati semua itu ?

Kalau dekat sih ada tapi kalau soal perasaan aku tidak tahu , " jawabnya sambil menunduk malu .

" Kamu bukan anak remaja yang malu-malu kucing apalgi usiamu bukan lah suatu pemaksaan dalam menjalin hubungan yng lebih serius . Semua keputusan ada ada dirimu jangan menyesalinya , " Bu Ayu memberi nasehat kepada Andra .

Perkataan ibunya sungguh membuat Andra semakin galau dan resah . Bagaimana bisa mengatakan kalau di hati orang yang ia suka tidak ada nama dalam doanya . Andra di buat tidak nyaman dengan keadaan .

" Kalau suka katakan suka dan kalau tidak katakan tidak tapi jangan buat orang itu sakit hati dengan pilihanmu , " Bu Ayu beranjak keluar dari kamar dengan wajah serius .

Andra menatap kepergian ibunya dan menghilang di balik pintu . Ia menarik napas kasar lalu merebahkan tubuhnya dengan memejamkan mata .

Senia dan Tari pergi ke suatu tempat untuk menghadiri acara ulang tahun teman kerjanya bernama Dahlia .

"Selamat ya Dahlia semoga panjang umur dan sehat selalu ," ucap Senia memeluk Dahlia kemudian bergantian dengan Tari .

Mereka merayakan di sebuah hotel bersama alumni kampus . Saat Senia akan mengambil makan ia melihat Adit bersama seorang perempuan tapi bukan istrinya .

Senia menghampiri mereka lalu menampar Adit kakaknya dengan wajah marah . Adit terkejut melihat Senia ada di hotel tersebut merasa ketakutan dan mencoba melarikan diri tapi Senia dengan cepat meraih tangannya .

"Kamu mau kemana ?" tanya Senia tanpa menyebut kakak sambil melirik perempuan di samping Adit .

"Bukan urusanmu ," pekik Adit berusaha kabur tapi Senia menghalangi jalannya .

"Ini akan menjadi urusanku juga karena aku sudah terlibat secara tidak langsung . Jawab pertanyaan ku apa maksudmu datang kemari A dit ," Senia menjeda nama Adit .

Adit tersenyum sinis di panggil namanya bukan sebagai saudara . Ia tahu Senia marah melihat kelakuannya . Adit tetap berkilah tidak mau menjelaskan apapun .

Senia menarik tangan Adit menjauh dari perempuan itu .

"Sekarang jawab pertanyaan ku tadi dan katakan dengan jujur atau aku akan paksa kamu mengatakannya ," tekan Senia melirik perempuan yang berdiri tak jauh dari mereka .

"Tanpa kamu bertanya pun tahu untuk apa aku menjelaskannya, " jawab Adit dengan santai tanpa dosa.

" Ternyata buah tak jauh dari pohonnya begitulah pepatah mengatakan menyamakan sifat seseorang dengan sifat orang tuanya ," kata Senia menatap Adit dengan tajam .

Adit marah mendengarnya tidak suka disamakan dengan sifat kedua orang tuanya apalagi bapaknya sudah meninggal . Ia akan menampar tapi Senia dengan senang hati memberikan wajahnya untuk di tampar oleh kakaknya .

" Ayo tampar , ayo cepat tampar biar kamu puas , " bentak Senia .

Adit menurunkan tangannya mencengkeram dan dagu Senia dengan wajah menahan marah .