NovelToon NovelToon
Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Pelakor jahat
Popularitas:52.4k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Thalia Puspita Hakim, perempuan berusia 26 tahun itu tahu bahwa hidupnya tidak akan tenang saat memutuskan untuk menerima lamaran Bhumi Satya Dirgantara. Thalia bersedia menikah dengan Bhumi untuk melunaskan utang keluarganya. Ia pun tahu, Bhumi menginginkannya hanya karena ingin menuntaskan dendam atas kesalahannya lima tahun yang lalu.

Thalia pun tahu, statusnya sebagai istri Bhumi tak lantas membuat Bhumi menjadikannya satu-satu perempuan di hidup pria itu.

Hubungan mereka nyatanya tak sesederhana tentang dendam. Sebab ada satu rahasia besar yang Thalia sembunyikan rapat-rapat di belakang Bhumi.

Akankah keduanya bisa hidup bahagia bersama? Atau, justru akhirnya memilih bahagia dengan jalan hidup masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMULAI LEMBARAN BARU, IYAKAH?

"Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Dulu mami kamu. Sekarang malah kamu yang seperti itu."

Seakan tak cukup Mama Indri melayangkan kalimat yang menyakiti hati Thalia, kini ia menambah daftar nama Mami Puspita-mendiang ibu kandung Thalia untuk ia cerca.

Kepalan tangan Thalia semakin menguat. Ia tidak akan menangis meskipun ingin. Di depan Bhumi saja ia tidak pernah mengeluarkan air mata, apalagi di depan wanita bergaya glamor ini.

"Jangan besar kepala Thalia hanya karena Bhumi begitu ingin menikahi kamu. Enak sih kalau hidup tinggal menikmati kekayaan suami. Tapi kamu harus ingat, Bhumi butuh pewaris. Dia bisa saja meninggalkan kalau kamu tidak kunjung memberinya anak.

Thalia ingin tertawa keras mendengar itu. Enak? Thalia tidak mengerti mengapa orang harus mengukur kebahagiaan hanya dengan uang.

Apalagi jika itu bersama Bhumi. Kalau Thalia ingat kembali, ia bahkan tidak pernah tertawa lepas saat sedang bersama Bhumi. Kalau bukan karena hutang sialan itu, mana mau Thalia hidup dengan pria gila seperti Bhumi.

"Gara-gara kamu, Bhumi gagal jadi CEO di perusahaan. Malah Langit yang dapat itu." Mama Indri melipat tangannya di depan dada. Wajahnya semakin tidak ramah.

"Mas Langit berhak dapat itu. Dia adalah anak kandung Tante Alena. Semoga Mama nggak lupa bahwa perusahaan itu sebagian besar sahamnya adalah milik Tante Alena." Thalia menatap lurus Mama Indri. Tidak ada gurat hangat di wajahnya.

Wajah Mama Indri memucat. Matanya menyala marah. "Kamu...?"

"Ada apa, Tante? Kaget kalau saya tahu itu?" Thalia menegakkan bahunya. Ia sudah cukup diam sejak tadi.

Namun, bermain dengan mama mertuanya ini seperti akan sangat menyenangkan. Tingkahnya sama dengan ibu tirinya sendiri. Bersikap seolah-olah apa yang diwarisi oleh istri pertama suami mereka adalah milik mereka.

Dasar tidak tahu malu!

"Ngomong-ngomong soal hidup enak, bukannya Mama juga begitu ya? Toh Mama juga menikah sama Papa beberapa bulan setelah Tante Alena meninggal."

"Jaga bicaramu, Thalia. Mama nggak menyangka kamu jadi gadis sekasar ini. Mama ini mama mertua kamu."

Thalia memasang wajah tidak peduli. Menyaksikan ekspresi kesal sekaligus malu wanita ini membuat Thalia cukup lega.

"Perempuan kasar ini adalah menantu Mama. Dan... Bukan aku yang memaksa untuk menikahi Mas Bhumi, tetapi Mas Bhumi yang bersikeras ingin menikahiku."

Thalia pun langsung melanjutkan kalimatnya lagi, "Mama juga harusnya sadar, nggak ada manusia yang paling baik di dunia ini. Aku, Mama dan Mas Bhumi, kita adalah manusia yang mungkin lebih banyak keburukanya daripada baiknya. Makanya aku malah ditakdirkan bersama Mas Bhumi, meskipun sebenarnya aku sempat menghilang."

Mata Mama Indri mendelik tajam. Desisan tajam terdengar di telinga Thalia. Namun, Thalia membalasnya dengan senyum lebar yang dibuat-buat.

Suasana menegangkan itu terpecahkan oleh suara hangat Eyang. Bersama Bhumi, wanita dengan rambut memutih itu baru saja kembali. Bhumi lekas menarik kursi untuk Eyang-tepat di samping Thalia.

"Maaf ya lama. Eyang tadi bertemu teman di depan toilet. Kalau bukan Bhumi yang menegur, sepertinya Eyang lupa kalau siang ini ada Thalia."

Thalia tersenyum lagi, hingga matanya pun ikut tersenyum. "Nggak apa-apa, Eyang. Lagipula Lia tadi ngobrol banyak sama Mama."

Bhumi yang baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi menoleh pada Thalia. "Saya baru tahu kamu ternyata akrab sama Mama."

Thalia terkekeh. Kemudian, melayangkan tatapan penuh arti pada Mama Indri. "Cocok aja. Mungkin karena sifatnya hampir sama."

Satu alis Bhumi terangkat. Hawa di antara Thalia dan mamanya tidak terlihat cukup baik untuk orang yang sefrekuensi satu sama lain.

Eyang tertawa, mengusap lembut lengan Thalia. "Makan lagi, Lia. Badan kamu udah cukup kurus ini. Sukanya apa?"

"Hati. Kayaknya Lia kurus karena kebanyakan makan hati, Eyang. Tapi gimana ya, lagi sukanya itu." Raut Thalia berubah sekejap. Saat Eyang menatapnya penuh tanda tanya, ia pun tertawa.

Telunjuknya menunjuk sambal kentang hati di meja. "Apalagi ini. Enak banget!" Barulah Eyang tertawa menyadari Thalia ternyata bercanda.

Sementara Bhumi terdiam mendengar itu. Kentara sekali Thalia menyindir dirinya. Begitu pula Mama Indri. Ia semakin kesal dengan sikap Thalia.

***

"Tha!"

Thalia mendongak. Memusatkan tatapannya pada pria yang baru saja masuk ke kamarnya. Bhumi baru saja sampai di rumah. Terlihat dari kemeja putih dan celana hitam yang ia kenakan.

Thalia menutup novel yang ia baca. Tanpa menunjukkan ekspresi berlebih, Thalia lekas beranjak. Menghampiri Bhumi yang terlihat lelah itu.

"Tumben ke sini. Nggak ke tempat selingkuhanmu dulu?"

Bhumi menghela napas pasrah. Matanya mengunci pandangannya pada sosok wanita yang beberapa bulan ini sangat menguji dirinya.

"Jangan bahas itu, Tha. Saya dan Adelia tidak pernah ada hubungan apa-apa. Kamu salah paham."

Thalia mengangguk, mengejek Bhumi. "Ya sudah. Ha-te-esan kamu deh. Dia nggak tantrum lihat kamu pulang secepat ini?"

"Kamu tahu dia sering ngajak ketemu sepulang jam kantor?"

Thalia mengangguk. Terlihat santai dan tenang untuk seorang istri yang sering mendapatkan pesan misterius tentang foto-foto kebersamaan Bhumi dan Adelia.

Bhumi menggulung lengan kemejanya hingga ke siku. Urat-urat otot tangan Bhumi terlihat jelas. Meski wajahnya terlihat lelah, Bhumi tetap mempesona. Mungkin inilah yang membuat Adelia sulit move on.

Dasar bodoh!

"Saya ingin memeluk kamu." Mata yang dipayungi alis tebal itu mendadak sayu.

"Aku memang jalang kamu. Tapi aku nggak suka kamu memelukku dengan tubuh berkeringat seperti ini. Mandi dulu gih!" Thalia bisa saja langsung memeluk Bhumi. Toh keringat yang Thalia singgung tidak benar-benar mengganggu untuknya.

Bhumi yang dihujani dengan sabun khusus, bodymist dan parfum mahal itu masih sangat wangi untuk orang-orang yang telah seharian bekerja.

Namun, Thalia tidak ingin melihat wajah Bhumi yang memelas itu. Pria itu juga bersikap sedikit lebih lembut padanya. Perubahan itu membuat Thalia merinding.

"Jangan bicara seperti itu. Kamu istri saya. Bukan jalang!" tegur Bhumi pelan, tetapi tidak menghilangkan nada seriusnya.

Thalia menyunggingkan senyum miring. Jemarinya mulai membuka satu persatu kancing baju Bhumi. "Kamu sendiri yang selalu mengingatkan aku tentang itu. Tenang saja, tanpa kamu ingatkan terus menerus aku akan selalu ingat statusku."

Bhumi menggeram kesal. Tangannya dengan cepat menahan gerak tangan Thalia. Kemudian, ia mengangkat dagu wanita itu. Wajah polos tanpa riasan itu membuat Thalia terlihat lebih muda dari usianya.

Mata Thalia yang menyorot Bhumi tanpa minat membuat pria itu teringat betapa kosongnya tatapan Thalia lima tahun yang lalu.

Kemudian, Bhumi menurunkan tangannya dari dagu Thalia. Mengusap lembut pipi dan rahang Thalia. Menatap wanita itu dengan lembut, meski sebenarnya kesan galak itu terlihat jelas di wajah Bhumi.

Ibaratnya mau sehangat apapun, wajah tegas sekaligus aura galak Bhumi adalah paket lengkap yang tidak terpisahkan.

"Lupakan masa lalu itu. Ayo kita buka lembaran baru. Aku, kamu dan Jemia."

*

*

*

Doakan agar fast update yaa. Makasih untuk kalian yang sabar dan setia.

1
Uthie
Hampir lupa di awal . namun.. setelah baca dan coba-coba mengingatnya , akhirnya bisa tau lagi alur dr tokoh2 disini 😍😁🙏🙏🙏

Tetap kuat selalu yaa Thor 😘🤗
Adinda
Semoga balikan lagi bumi Dan Thalia kasihan anaknya
Bunda
Kaka author.....sdh baik" sajakah ??
Bunda: Alhamdulillah..semangat ya kk author💪
total 2 replies
Bunda Idza
semangat Thor....
Bunda Idza: sama2 ☺️
total 2 replies
Yani Cuhayanih
Bhumi sedang tidak baik2 saja..mungkin karena pengaruh hidrometeoroligi jadi hatinya remuk redam ketiban pohon tumbang,nangis sedih hingga banjir bandang karena patah hati..oh satu lagi harapan tuk rujuk tipis bagaikan hutan yg gundul karena pembalakan liar..jika sudah seperti ini ,aji harus buat drama viral ,cerita sediih sama thalia..kalo tdk mo jenguk ke rumah sakit bisa2 Bhumi koma karena hatinya luluh lantah ,🤭
Edelweis Namira: Astagaa Kak, baca komen kamu mood banget🤣
total 1 replies
Teti Hayati
Semangat ka... 🤗
Edelweis Namira: Makasii ya kak😍
total 1 replies
ChikoRamadani
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Sangat menarik
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...

terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
Edelweis Namira: Terima kasih yaaa🙏
total 1 replies
Rahayu Ayu
Karya ter the best
Edelweis Namira: Terima kasih, Kakak😊
total 1 replies
Rahayu Ayu
Sehat selalu dan tetap semangat kak Author 💪
Edelweis Namira: Akak, makasih yaaa
total 1 replies
Rahayu Ayu
waalaikum salam
Innalilahi wa innailaihi roojiun....
Semoga Almarhum Ayahnya kak Author, di ampuni segala kesalahannya dan di tempatkan di JannahNya Aamiin 🤲 🤲
Sehat" kak Author & keluarga
🙏🙏
Paon Nini
udah tau begitu masih aja ada Adelia disekitar km, temen, mantan tunangan atau apalah penyebutannya lebih baik hentikan. km aja emosi trus saat Julian ada disekitar thalia jd berlaku hal yg sama juga bagi istrimu
Paon Nini
mampus
Paon Nini
komunikasi kalian buruk, kenapa g dari awal dijelaskan. kenapa ego aja yg digedein, dan lagi Adelia itu bebas aja melenggang setelah menghancurkan hidup kalian
Paon Nini
jangan omdo deh, lihat anakmu jelas2 mati gara2 dia. dan semua udah diungkap sama dia, jangan lembek lagi lah
Paon Nini
kalian sama aja, sama2 gila
Suhainah Haris
inalillahi wainnailaihi raji'un,semoga keluarga yang di tinggalkan tabah dan sabar
Bunda
innalilahi wa inna lillahirojiun...
yg sabar dan tabah ya thorr...
semoga diampuni segala dosa"nya..dan diterima semua amal ibadahnya..

aamiin
IceQueen
innalillahi wa inna ilahi rojiun, turut berduka cita thor. semoga segala amal ibadah ayahnya diterima dan diampuni segala dosa2 nya. dan untuk keluarga yg ditinggalkan di berikan ketabah. aamiin yra🙏
Edelweis Namira
terima kasih untuk doa-doa baiknya kalian yaaa🙏
Santi Seminar
innalilahi wa Inna ilaihi rojiun...turut be duka cita kak,semoga bapak Husnul khotimah keluarga diberikan ketabahan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!